Sepanjang jalan Yoongi menenteng tas berukuran sedang sambil terbegong membuat Wendy yang berjalan di belakangnya jengah.
"Sini aku aja yang bawa gi" Tawar wendy.
"Eum~ makasih" Yoongi menyerahkan tasnya pada Wendy.
Mereka melanjutkan jalan menuju salah satu apart di pinggir kota. Sekitar satu jam lalu Wendy menjemputnya dari masi on dan dibawanya Yoongi ke tempat tinggal barunya. Wendy sendiri belum tau pasti ada apa dengan Yoongi yang mendadak ingin pindah di tengah malam. Pintu kamar di buka Wendy lebih dulu merebahkan tubuhnya di sofa.
"Bebersihnya besok aja ya" Kata Yoongi sambil duduk di sebelah Wendy.
"Terserah aja itu mah, kamu gak mau cerita dulu gi?"
"Hum? I left him, dia yang bunuh orang tua aku wen"
Wendy menatap lamar lamat sosok Yoongi yang seperti orang linglung.
"Yakin?"
"Gak tau"
Wendy menghembuskan nafas kasarnya semua yang dia jabarkan pada dirinya hanyalah sebuah dugaan semata dari Yoongi. Atas kejadian Penukaran kunci mobil yang berujung sebuah kecelakaan.
"Yasudah sana mandi"
Bukanya mandi malah Yoongi sibuk memandang sedih ke arah Wendy.
"Mau dimandiin?"
"Gak! Mesum dasar!"
Pemandangan yang di lihat Yoongi ketika selesai mandi adalah Wendy yang begitu serius menatap laptopnya.
"Wen"
Yang di panggil melirik ke arah Yoongi kemudian menutup laptop.
"Pake jaket buruan" Wendy menaruh laptonya terburu dan mengambil jaket miliknya.
"Hu?"
"Buruan!"
♠♠♠♠♠
"Bos mereka sudah mengetahui Yoongi merupakan kelemahanmu"
Ucapan scoups yang lantang membuat Taehyung yang duduk di kursinya menoleh ke arah bawahnya itu.
"Berapa banyak yang menguntit Yoongi?" Tanya Taehyung sambil menghisap cerutu di tanganya.
"Enam, tiga orang kami Sandra dan tiga lainya masih belum bisa dilumpuhkan"
Hobi mengerutkan keningnya menatap panah merah dalam map bergerak menjauh dari kota.
"Bos!" Teriak Hobi membuat Taehyung dan scoups menatapnya tegang.
"Ada apa?"
"Yoongi bergerak keluar dari kota"
Raut wajah scoups semakin tegang ht di tanganya sudah di gengam erat menunggu perintah dari Taehyung.
"Siapkan aku mobil. Hanya kau dan aku yang akan pergi" Ucap Taehyung kembali menghisap cerutunya.
Scoups langsung memerintahkan bawahannya untuk menyiapkan sebuah mobil. Casino di tutup malam ini semua penjaga harus tetap terjaga di casino sampai perintah Taehyung kembali turun. Dengan scoups sebagai supir keduanya berangkat mengikuti lokasi yang dikirim Hobi.
Kening taehyung menyercit mengetahui dimana dirinya di antar. Tempat yang belum lama ini dia datangi untuk menemui seseorang. District kosong arema pengusuran. Jantungnya memompa lebih cepat banyak situasi negatif yang bersarang di kepalanya.
"Bos ayo turun"
Taehyung mengembalikan fokusnya mengikuti langkah scoups memasuki gedung dimana ia telah menghilangkan sebuah barang bukti. Dirinya memasuki ruangan kosong seukuran apartemen kelas menengah terdengar suara cuap cuap dari luar. Dia kenal persis suaranya kakinya melangkah lebih cepat mendahului scoups memasuki ruanganya.
Brak!
Taehyung di slengkat sampai jatuh berlutut di tanah kedua tanganya di borgol do belakang tubuhnya. Dua orang sudah sigap memegangi pundaknya menyeretnya masuk lebih dalam dimana Yoongi yang sedang menangis dengan sebuah handphone di tanganya.
"Yoongi!"
Yang di panggil menoleh menghentikan tangisanya.
"Tae~""Hallo sayang" Sapa lembut dari Joy yang berdiri tak jauh dari Yoongi.
"Yoongi jangan percaya wanita sialan ini! Akh!" Rambutnya di jambak mendongak kearah joy.
"Tae maaf hiks... Aku minta maaf karena pergi"
"Tidak masalah sayang" Ucap taehyung lembut berusaha meyakinkan Yoongi bahwa dirinya akan baik baik saja.
"Lepaskan dia joy kau bisa bawa aku"
Joy tertawa seperti orang gila berjalan mendekat ke arah taehyung.
"Tentu sayang" Pipinya di kecup kemudian pergi keluar ruangan menyerst taehyung.
Yoongi berlari mengejar Taehyung namun Wendy menariknya.
Dor!
Satu tembakan melayang mengenai Wendy yang berusa melindungi Yoongi.
"Wendy!" Teriak Yoongi histeris pada Wendy yang jatuh dalam pelukannya.
"Yoongi"
Mata Yoongi membulat kaget begitu mendapati scoups yang baru masuk sedikit berlari ke arahnya.
"Ayo kita harus selamatkan dulu perempuan itu"
♠♠♠♠
Scoups memandangi Yoongi yang duduk dengan penuh ke khawatiran. Wendy sedang ditangani oleh dokter dan mereka sedang menunggu kabar kembali dari dokter.
"Tae? Bos tae gimana?" Tanya Yoongi dengan nada yang bergetar pada scoups.
Scoups mengeleng lemah entah apa maksudnya dia kehilangan taehyung atau hal buruk lainya.
"Setidaknya kamu baik baik aja gi, bos pasti bisa menangani ini selagi team mencari keberadaannya"
Jawaban scoups tidak menunjukan bahwa semua keadaan baik baik saja. Bukankah seharusnya dia tidak bertemu dengan joy? Dan hanya percaya pada taehyung atau tinggalkan pria itu mungkin tidak akan ada korban seperti saat ini. Walaupun dirinya mengetahui bahwa taehyung bukanlah pembunuh dari orangtuanya. Orang di balik mobil yang bertengkar untuk menukar mobil dengan miliknya adalah ayah taehyung. Sosok Tuan kim lah yang memaksa Taehyung yang tadinya keu keuh tidak mau bertukar mobil dengan orang tuanya.
"Saudara Yoongi?"
Yoongi mendongak dokter sudah berdiri berhadapan denganya.
"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin-
Semua otot di tubuh Yoongi melemas seketika dia tau kalimat itu tidak memiliki ujung yang baik.
Saudari Wendy tidak bisa kamu selamatkan, harap hubungi keluarga saudari Wendy"
Yoongi hanya terbengong menatap lantai air matanya sudah terkuras habis. Sudah terlalu lelah untuk melupakan kesedihanya hanya dengan tangisan. Scoups mengelus pundak Yoongi guna membuat perasaan Yoongi lebih baiknsetelah shock berat atas segala kejadian yang terjadi beberapa jam belakangan ini.
"Akan saya hubungin keluarganya"
♠♠♠
Maaf kalau kurang rapih ya guys tulisanya 🙏🏻😭
KAMU SEDANG MEMBACA
'NAKKA'
FanfictionWARN! BXB AREA berisi permintaan seseorang untuk membuat pasangannya percaya, terlepas dari apa pun yang terjadi, bahwa mereka mampu melewati segalanya berdua. 'Trust of love' Taegi ship Taehyung top Yoongi bot