Bab 11 : Warning!

337 26 0
                                    

"Tuan vi kami kehilangan dia orang bartender satu orang Dealer"

Laporan dari salah satu bawahan scoups yang beliau kirim langsung untuk menyampaikan hal ini pada Taehyung di kantor. Karena dirinya sudah sibuk mencari jejak karyawan casino yang diculik entah oleh colega Taehyung ataupun pesaing bisnisnya.

"Kartu kartu ini di temukan di depan kamar kost mereka dan loker kerjanya tuan" Jelasnya lagi.

Orang suruhan scoups itu kemudian menyerahkan kartu joker merah yang di tinggalkan dengan sengaja sebagai jejak. Taehyung menaikan satu alisnya dan tersenyum tipis. Hanya ada satu pihak yang bisa disalahkan olehnya.

Dengan begini sepertinya kaum elite muali tau pergerakan Taehyung. Tandanya perang akan segera datang dan Taehyung tentu sudah siap menghadapinya.

"Jika sudah, keluarlah" Suruh Taehyung sambil menarik kartu joker merah tersebut dan di masukan yang dalam laci.

Orang suruhan scoups keluar dari ruangan Taehyung dan dirinya memanggil Joshua melalui telfon. Ia diperintahkan untuk naik ke ruanganya.

"Ada apa pak?" Tanya Joshua yang sudah berdiri tegap dengan tangan yang di sayukan di bawah pinggang.

"Ada teror penculikan, sepertinya hanya sebuah gertakan" Ucap Taehyung.

"Bilang pada scoups untuk menahan mrs Hong dan suaminya. Aku titip minji dan Yoongi dalam pengawasan mu" Jelas Taehyung lagi.

"Baik Pak, apakah kita perlu pertemuan"
Tanya Joshua.

"Belum, aku masih menarik satu orang lagi agar masuk dalam tim tolong jalankan saja perintahku yang tadi" 

"Baik Pak, kalau begitu saya keluar"

Taehyung bersandar pada meja kantornya menatap kaca satu arah memperhatikan Yoongi yang kepusingan dengan beberapa berkas. Kemudian ia memutar kursinya menatap keluar jendela pemandangan pusat kota yang begitu ramai dengan aktifitas perkantoran.

"Aku akan satu langkah di depan mu"

♠♠♠♠♠

"Uhuk uhuk"

Suara batuk dari kwon hoshi atau pemimpin para elite mampu menarik atensi elite lain.

"Selamat siang tuan tuan semua" Uang seorang gadis yang sebelumnya duduk di  gagang bangku berjalan mengitari dia orang lain di meja tersebut.

"Bagaimana Joy, Mrs Hong sudah lumpuh kita tidak bisa meraihnya lagi" Ujar Dokyeom khawatir.

"Tuan lee kau tidak usah panik begitu" Wanita yang di panggil Joy itu bedirri di belakang Dk memegang bahu wakil dewan sagu itu.

"Dia tidak punya apa apa, aku yakin dia tidak akan buka suara" Sahut Seungkwan  si ketua dewan.

"Benar kata tuan boo, tidak perlu khawatir wanita itu hanya serpihan tak berguna" Joy menyetujui ucapan Seungkwan.

"Kita biarkan dulu, mrs Hong tidak akan membuka suara kita hanya perlu memantau datanya saja" Ucap tuan kwon.

"Eummm dengar ketua kita, dia tau yang terbaik" Puji joy langsung di sebelah kuping tuan kwon.

"Kalau begitu akan orangku akan ikut" Ucap tuan boo.

♠♠♠♠

Perasaannya campur aduk dia tau seseorang menguntitnya sejak tadi. Ia pulang naik bus dan seorang pria mengikutinya sejak saat itu. Yoongi begitu hati-hati dengan langkahnya pulang cukup larut dan suasana sekitaran rumahnya tentu sepi apalagi tangga turun menuju gang rumahnya begitu gelap dan sering terjadi kejahatan disana.

Ia bernafas lega mendapati supermarket di persimpangan jalan masih buka. Tanpa pikir panjang dia masuk dan berpura pura mencari sesuatu. Begitu lama dia mengitari supermarket dan akhirnya mengambil satu botol bir dan membayarnya.

"Ini saja pak?" Tanya sang kasir.

"Iya"

Yoongi mengintip keluar supermarket sepertinya orang itu sudah tidak ada. Ia tidak berani masuk Yoongi bisa sedikit bernafas lega.

"Dua puluh ribu"

"Ini"

Setelah menyerahkan uangnya Yoongi langsung keluar supermarket sedikit terburu menuju tangga yang menuju ke arah rumahnya. Ia berjalan cepat berharap dirinya cepat sampai kamarnya.

Namun sayangnya orang itu masih menguntitnya ada suara ranting patah yang membuatnya berbalik dan berjalan mundur ia terjatuh. Penglihatannya menajam memperhatikan siluet hitam dari balik semak yang berusaha berjalan mendekatinya. Nafas Yoongi memburu apakah ini akhir hidupnya? Orang itu semakin mendekat dan mendekat orang itu memakai masker. Tubuh yoonr hanya membeku di tempat tak tau lagi di aharus berbuat apa karena ketakutan.

Buk

Si pria penguntit itu tersorok ke jalan.

Buk buk buk.

Tubuhnya di injak Injak oleh wendy. Oh Tuhan! Young sangat bersyukur wanita ini datang di saat yang tepat.

Crek!

Wendy memotret laki-laki tersebut sebelum si penguntit itu akhirnya kabur. Wendy membuarkanya pergi dan berusaha membangunkan Yoongi.

"Wen makasih"

Wendy tersenyum lebar. "Sama sama, ayo buruan masuk"

Yoongi dan wendy bergandengan memasuki gedung apartemen Yoongi dan  masuk ke unit milik Yoongi.

"Huftt besok akan ku laporkan dia" Ujar wendy sembari merebut bir di tangan Yoongi dan langsung rebahan di sofa.

"Makasih banyak wen, sialan! Akan kupastikan dia menerima ganjarannya" Duel Yoongi.

Wendy tertawa kecil.
"Kenapa pulang malam? untung saja aku liat tadi"

"Kenapa kamu bisa disana?" Tanya Yoongi balik.

Wendy mengocek saku hoodie yang ia pakai.

"Ini kimchi, tadi aku kira kamu udah pulang"

Kotak kimchi di tangan wendy di ambil dan di taruh dalam  kulkas.

"Makasih sekali lagi, kamu tidur aja disini wen. Takutnya penguntit tadi masih ada"

"Humm akan aku kasih tau ibu aku menginap"

"Gampang biar aku yang kinta izin, aku tidur duluan kamu di sofa aja lah ya"

Wendy melirik sinis ke arah Yoongi yang berjalan masuk ke kamarnya. Tega sekali Yoongi adalah laki-laki yang paling tidak gentleman di dunia ini. Apa-apaan dia gak mau ngalah begitu padahal tadi diakan bantuin Yoongi.

♠♠♠














Semoga mudah difahami 🙏🏻😭

'NAKKA'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang