Bab 15 : Death

207 23 0
                                    

Jemari lentik bercat kuku hitam itu menelusuri punggung sempit yang bergetar. Pria paruh baya itu duduk dalam kursi kebangaanya dengan keringat dingin mengucur deras.

"Kau tau betapa lamban tidak sopan ya dirimu tempo hari"

Dagunya di tarik naik oleh perempuan bergaun hitam itu. Tatapannya begitu dalam dan tajam megintimidasi lawanya.

"Kau sudah uzur dan bau tanah! Tidak ada gunanya sedikitpun" Ucapnya dengan nada megambang dan dingin.

"Noona aku berjanji akan memperbaiki diri" Ucap pria tua itu memohon megenggam tangan si perempuan.

"Aku tau sayang~ tapi kau rupanya sudah menjadi begitu tolol!" Kepalanya di tempeleng oleh si perempuan bergaun hitam tersebut.

Si pria tua hanya diam membisu di kursinya. Kepalanya menunduk ketakutan pada sosok yang dihadapinya sekarang. Dia hanya berperan sebagai boneka untuk mengontrol orang orang dibawahnya.

"Minumlah dulu supaya baikan" Perempuan tersebut mendorong gelas kopi ke arah si pria tua.

Dengan tangan bergetar pria tua itu menyesap kopinya.

1...2....3...4...5....

Prank!

Gelas itu terjatuh pemiliknya terkapar lemas di atas kursinya. Perempuan bergaun hitam itu hanya tersenyum dengan tatapan dingin dirinya mengawasi ajal yang menjemput pria tua itu.

"Sayang sekali ya kau sudah tidak berguna, biar aku yang ambil alih semua sayang"

Mata si pria tua kemudian tertutup dan menghembuskan nafas terakhirnya. Si perempuan kemudian meninggal pria tua itu mati sendirian dan kedinginan di ruanganya sendirian. Cukup sampai disini dia tidak mau mengotori tanganya biar bawahnya yang mengurus mayat si tua bangka itu.

♠♠♠♠♠

Peti mati mulai masuk dalam liang lahatnya. Semua orang yang hadir dalam pemakaman meneteskan airmata palsunya. Betapa muaknya joy melihat para pengusaha menjijikan itu nantinya mereka akan berebut menduduki kursi emas sang pimpinan yang terkubur.

Pagi ini head line berita di penuhi dengan kabar kematian ketua partai besar.

'KETUA PARTAI XX MENINGGAL TERKENA SERANGAN JANTUNG'

'KEMATIAN MENDADAK TUAN KWON SEMALAM'

'PARTAI XX KEHILANGAN PEMIMPIN'

'TUAN BOO DAN LEE DATANG KE PEMAMAN KETUA PARTAI XX'

Taehyung mantap jengah berita di handphonenya. Pemakaman terasa haru palsu dari pada pelayat.

"Selamat pagi tuan kim, terimakasih telah datang" Suara melengking milik satu perempuan yang begitu setia mendampingi si almarhum menyapa Taehyung.

"Hemm, saya turut berduka" Ucap Taehyung acuh.

"Mari kujamu di dalam kemana sekertaris mu itu?" Tanya Joy.

"Kenapa? Kau tertarik padanya?" Sindir Taehyung.

"Dia tampan dan ramah, wanita mana yang tidak menyukainya"

"Tentu, dia begitu mempesona bukankah kau iri? Ahhh tentu saja tidak karena kau akan punya segalanya dalam waktu dekat bukan?" Sindir Taehyung kembali pada joy.

Joy hanya tersenyum ramah menatap Taehyung dengan tatapan yang sedikit sulit diartikan.

"Tentu saja, sayangnya ada satu yang masih belum bisa kumiliki"  Joy menyentuh kerah jas Taehyung kecil.

Mata mereka saling bertemu. Begitu lama Taehyung menyelam dalam tatapan dalam yang memelas seperti memohon sesuatu padanya. Taehyung tersenyum miring mata itu bukan sekali dia temui mata yang sama wanita kecil psycopath yang bekerja di masionya.

"Aku rasa aku mengenali mu sekarang joy, aku tidak punya bayak waktu aku pamit" Taehyung berusaha untuk bersikap sopan menepis lembut tangan Joy.

"Tentu tuan kim, terimakasih sekali lagi. Kuharap kita bertemu lagi ya... "
Joy memamerkan senyum manisnya dengan tatapan yang tak pernah lepas dari Taehyung sedikitpun.

Obsesinya membuat Joy setengah gila jika di hadapkan dengan Taehyung.

♠♠♠♠

Semua anggota partai sudah duduk memenuhi ruang pertemuan. Hari ini adalah pene tuan ketua partai yang baru. Sebentar lagi pengumuman untuk ketua yang baru sekaligus pewaris perusahaan milik tuan kwon akan diumumkan.

"Gadis itu naik dengan mulus" Bisik boo kepada tuan lee.

"Tentu saja dia penjilat yang luar biasa" Sahut tuan kwon tak suka.

"Hum sekarang dia berada dalam kasta yang sama dengan kita lacur itu benar benar luar biasa"

Pengacara tuan kwon naik kepodiun bersama Joy. Pembacaan hak waris diumumkan sesuai prediksi semua orang anak kesayangan tuan kwon lah yang mendapat harta warisan juga menjabat sebagai ketua partai.

"Terimakasih kepada semua anggota yang sudah datang, kehormatan yang begitu besar saya berdiri disini sebagai pengganti dari tuan kwon. Saya mohon kerjasamanya semua"

Hanya pidato pendek oleh Joy sebagai bentuk ramah tamah. Ia megangkat gelas anggurnya dan di ikuti anggota lain kemudian meminumnya.

Joy tersenyum puas akan dirinya yang berdiri di podium memimpin jamuan siang ini. Walaupun ia faham sekali adanya anggota memandanganya sebelah mata. Dia memang terlahir dari kasta rendah namun dengan kecerdasan yang dia bisa megambil alih semua ini di tangannya. Joy bermulut manis mudah sekali mempengaruhi orang lain apalagi anggota elite. Bukanlah masalah besar ia menghadapi tuan boo dan lee yang haus akan harta juga posisi. Satu anggota elite bahkan sudah gugur dengan sangat menyedihkan.












Paling singkat🙏🏻

'NAKKA'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang