1. Bad First Impression

574 38 2
                                    

Hari pertama gue sekolah di umur 17 tahun gimana ya?  Gue bakal mulai kisah romance kayak di drama korea enggak ya sama first love gue? Duh jadi deg-degan. Semoga perasaan gue di notice sama Yovanku yang paling ganteng seantero jagad raya.

Arin menatap lekat gerbang sekolah yang berada di depannya itu sambil memegang erat tas ranselnya dengan percaya diri.

Khayalannya terpecah saat ada laki-laki berjaket jeans berjalan mendahuluinya. Mata Arin langsung melebar melihat punggung indah laki-laki itu yang makin lama, makin menjauh. Arin tidak dapat menyembunyikan senyumnya yang mengembang itu.

Sosok laki-laki yang baru saja mendahuluinya tidak boleh dilewatkan begitu saja. "OMOO!! YOVAN, MY PRINCE! KETAMPANANMU SUNGGUH MENGALIHKAN DUNIAKU!!". Batin Arin berteriak melihat makhluk indah ciptaan Tuhan didepannya.

Tapi Arin masih mengunci mulutnya itu, berusaha menjadi perempuan yang anggun jika nanti akan bertemu dengan Yovan lagi.

Bugh...

"Awww, sa..."

"Tali sepatu lo copot tolol! Ntar lo jatoh."

Seorang laki-laki menyenggol bahu Arin lalu melengos pergi begitu saja. Arin mematung sejenak. Mengerjapkan matanya beberapa kali. "Tolol? Di hari pertama gue sekolah di umur 17 tahun, gue di panggil tolol?!"

Tangan Arin mengepal kuat-kuat. Sekuat tenaga menahan mulutnya untuk tidak berkata kasar, karena tidak jauh didepannya masih ada Yovan. Padahal batinnya sudah mengumpat banyak perkataan kebun binatang.

Arin mengacung jari tengahnya untuk menyalurkan emosi yang sudah tidak terbendung. "Sialan! Awas aja kalau ketemu sama lo lagi. Gue jadiin ayam penyet lo!" 

Jari tengah Arin kemudian ditutupi oleh tangan Ara-sahabat Arin yang baru saja datang.

"Eits... Lo kasih jari tengah ke siapa? Siapa yang ngajak lo berantem pagi-pagi gini?" Ara merangkul sahabatnya itu yang tengah menahan amarah sembari terkekeh.

"Ra, lo liat kan cowok yang pake jaket item itu?" Ara mengangguk

"Liat Rin. Emangnya kenapa?"

"Cepet kasih tau gue, siapa dia?"

"Hmmm... Gue gak tau banyak sih. Orangnya dulu enggak famous. Tapi akhir-akhir sempet jadi obrolan, karena orangnya terlalu perfeksionis katanya. Emangnya ngapa sih? Dia yang ngajak lo berantem? Tapi kok keliatan kayak anak baik yah?"

"Araaaa! Kok lo malah belain dia sih?!" Geram Arin. 

Ara merangkul kembali sahabatnya itu sambil tersenyum kikuk, berjalan masuk ke area sekolah. "Gue gak bela siapa-siapa. Udah mending kita masuk aja deh."

Arin dan Ara Jalan menuju madding sekolah untuk melihat kelas baru mereka. Di sekolah mereka, memang sudah menjadi tradisi setiap kenaikan kelas akan mengalami sistem rolling. Kasarnya, teman saat kelas 10, tidak akan sama dengan teman kelas 11. Begitu pula saat kelas 12 nanti.

Jantung Arin dan Ara berdetak kencang, saat jari mereka masih sibuk mencari nama mereka masing-masing pada kertas yang tertempel di madding.

Arina Naomi Seraphina - XI MIPA 6

Jocelyn Arabella - XI MIPA 6

"RAA!"

"RINN!"

Arin dan Ara berpelukan erat sembari lompat-lompat setelah tahu mereka sekelas kembali. "Raa, gue seneng banget gilakk!"

"Gue juga, Rin. Gak nyangka bisa sekelas lagi!"

MY PERFECTIONIST BOYFRIEND [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang