42. For You

72 11 0
                                    

Hari yang ditunggu oleh semua orang pun akhirnya tiba. Setelah melewati beberapa pertandingan yang sengit. Akhirnya Kingz Hoop, tim yang dipimpin oleh Chio berhasil lolos, sampai ke babak final. Dan hari ini adalah hari dimana penentuan siapa yang akan menjadi juara kejuaraan nasional.

Arin dan Maretha sama gugupnya seperti anggota tim. Bisa dibilang, merekalah yang menjadi saksi bisu perjuangan anggota Kingz Hoop selama ini. Merekalah yang menyaksikan jatuh bangunnya Kingz Hoop untuk sampai dititik ini.

Mata Arin dan Maretha berbinar kala mereka melihat tribun lapangan yang riuh dipenuhi penonton. Area tribun penonton dihiasi dengan dua warna. Warna biru yang mendominasi lambang Kingz Hoop, dan warna merah yang mendominasi lambang Alley-Opp, lawan final Kingz Hoop.

Arin dan Maretha bahkan sengaja membuat jersey basket yang sama persis dengan Kingz Hoop. Jersey Arin bernama punggung Valenchio, sedangkan jersey Maretha bernama punggung Hans. Tak lupa mereka juga menghias wajah mereka sebagai tanda dukungan pada Kingz Hoop.

Tak beberapa lama, acara pun dimulai. Para pemain mulai memasuki area lapangan. Sorakan riuh penonton saat Chio memasuki lapangan. Semenjak masuk Kingz Hoop, bahkan menjadi Kapten, Chio menjadi top pencarian nomor satu atlet muda basket. Tak heran jika sekarang mungkin saja ia sudah memiliki banyak penggemar.

Tidak memakan waktu lama, akhirnya pertandingan pun dimulai. Pada menit awal pertandingan sudah terjadi banyak pertarungan sengit antar pemainnya. Terlebih pada Chio, Hans dan Atta. Target lawan yang memiliki kemampuan spesial. Chio dikenal sebagai penembak yang jitu. Sedangkan Hans dikenal sebagai pemblokir yang handal. Jika penguasaan teknik basket yang banyak, itu merupakan kelebihan Atta.

Pemain lawan seringkali menyenggol Chio. Mungkin itu menjadi salah satu strategi Alley-Opp. Sayang, strateginya disalahgunakan. Pemain lawan banyak yang mendapatkan peringatan pelanggaran akibat terlalu sering menjatuhkan Chio.

Melihat hal itu, Arin menjadi was-was. Khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada Chio. Meski banyak yang ingin menjatuhkannya, bahkan menyulut emosinya, Chio tetap bermain sportif dan professional. 

Teringat dulu saat Chio bermain basket dengan Yuan. Chio bukan tipe orang yang mudah tersulut emosi jika didalam basket. Basket sudah menjadi sebagian jiwanya, dan Chio tidak akan pernah bermain licik di dalam basket. Maka dari itu, ia selalu mengutamakan profesionalitasnya.

Hingga babak ke-empat ini, Alley-Opp memimpin dengan selisih dua point saja dari Kingz Hoop. Chio terus meneriaki anggota timnya, guna memberi semangat. Usaha Chio tidak sia-sia, seluruh anggota bekerja sama menggiring bola ke depan. Tinggal Chio yang memberi sentuhan terakhir dalam jurus jitu three point-nya.

Hingga tersisa 1 menit terakhir, Kingz Hoop masih tertinggal satu point. Terlihat seluruh pemain sudah kelelahan. Namun, kapten Kingz Hoop ini tidak mengenal lelah. Bermain pada ajang kejuaran nasional sudah menjadi mimpi Chio sejak kecil. Dan Chio tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

"SHOOOTTT!!" Teriak Coach dan para pemain cadangan di pinggir lapangan.

prittt prittt pritttt

Suara peluit wasit menandai akhirnya pertandingan. Semua orang melihat papan skor yang belum berubah. Tak lama setelah itu, papan skor berubah menjadi 81-82.  Seluruh pemain Kingz Hoop berpelukan, menandai kemenangan. Tembakan three point Chio berhasil membuat keadaan berbalik. Secara perdana, Kingz Hoop berhasil menjuarai kejuaraan nasional tahun ini.

Chio diangkat oleh salah seorang pemain. Kemudian yang lainnya ikut mengarak tubuh Chio. Hari ini, detik ini, Chio bagaikan penyelamat bagi Kingz Hoop. Tembakannya yang sangat akurat, berhasil merubah nasib Kingz Hoop.

MY PERFECTIONIST BOYFRIEND [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang