"Chio!" Cegat Ara di depan gedung apartemen Arin. Chio baru saja membeli makan malam untuk dirinya dan Arin. Chio hanya melengos dan tidak menggubris panggilan Ara. Tapi Ara tidak diam saja. Ia menahan lengan Chio untuk tidak masuk ke gedung apartemen Arin. Chio berhasil menepis tangan Ara, dan lanjut melangkah ke dalam.
"Heh! Lo kenapa sih?! Gue ada salah sama lo?! Jujur sama gue, lo pasti tau keadaannya Arin kan? Tolong kasih tau gue dong. Gue mohon." Pinta Ara. Perkataan Ara, membuat langkah Chio terhenti. Chio kemudian berbalik badan dan menghampiri Ara.
Chio menatap lekat wajah Ara. Ekpresi seseorang yang khawatir kehilangan sosok berharganya. "Yakin mau tau? Sakit hati gak lo kalau tau?" Tanya Chio datar. Ia sebenarnya udah tidak peduli lagi dengan perasaan siapapun termasuk Ara. Yang dia pedulikan adalah perasaannya Arin. Walapun Ara disini juga tidak mengetahui apa-apa, tapi tetap saja prioritas Chio adalah Arin.
Chio juga berpikir, kalau ia tidak bisa selamanya selalu di samping Arin. Arin juga butuh seseorang lagi yang mau menemaninya. Seseorang seperti Ara. Seseorang yang sudah dekat dengan Arin sejak Arin kecil. Maka dari itu, setelah berpikir panjang, Chio memutuskan menceritakan semuanya pada Ara. Chio berharap mereka bisa berbaikan. Chio mengajak Ara untuk berbicara empat mata di taman dekat apartemen Arin.
Chio dan Ara duduk di salah bangku yang disediakan di taman itu. "Sakit hati? Maksud lo?" Tanya Ara bingung.
"Arin..." Untuk beberapa saat Chio terdiam. Namun pada akhirnya ia menceritakan seluruhnya pada Ara. Mulai dari Arin yang sudah lama menyukai Yovan, tapi karena perjanjian masa lalu dengan Ara, Arin tidak bisa menceritakan semuanya. Yovan yang mendekati Arin seperti sedang PDKT padahal mau mengulik informasi tentang Ara. Sampai hari dimana Ara diminta untuk menjadi pacar Yovan, tapi Arin mengira ialah yang akan menjadi pacar Yovan.
Ara kaget sampai menutup mulutnya tidak percaya. Air matanya perlahan mulai menetes. "Lo... Lo gak bohong kan?... Lo serius?..." Chio mengangguk.
"Jadi Arin gak masuk beberapa hari ini itu karna gue?" Tanya Ara lagi. Chio menghela nafasnya "Lebih tepatnya karna Yovan."
Ara menunduk lemas. Air matanya berjatuhan. Walaupun Chio mengatakan semua ini karna Yovan, tetap saja Ara masih merasa bersalah. Ara pikir seharusnya ia lebih peka saat kejadian di taman waktu itu. Seharusnya ia lebih peka perubahan ekspresi wajah Arin waktu itu. Banyak lagi seharusnya-seharusnya yang makin membuat Ara bersalah.
"Sekarang pilihannya ada di lo. Gue yakin lo bisa ambil keputusan yang terbaik buat lo dan juga Arin." Tambah Chio lagi. Chio harap keputusannya ini tidak salah. Semoga Ara bisa mengerti keadaan Arin sekarang dan tidak memaksa Arin untuk cepat-cepat ikhlas.
"Ra!" Teriak seseorang yang berjalan ke arah bangku yang Chio dan Arin duduki.
Matanya membulat sempurna. Tangannya menangkup wajah Ara yang dipenuhi air mata itu. "Ra, kamu kenapa? Kok nangis?!" Tanya orang itu.
Dengan nafas yang tersenggal karena menangis, Ara berusaha menjawab. "Y-yovan? K-kenapa kamu bisa ada disini?" Ara bertanya balik. Pasalnya Ara tidak pernah bilang pada Yovan kalau ia mau ke apartemen Arin sore ini. Tapi kenapa Yovan bisa ada disini? Ah benar. Ara baru ingat. Ara menautkan emailnya di ponsel Yovan, sehingga Yovan bisa mengetahui keberadaannya.
Bughhh
Belum sempat Yovan menjawab, Chio sudah lebih dulu meninju pelipisnya sampai Yovan tersungkur ke tanah. Ara melotot melihat perlakuan Chio. Ia langsung menghampiri Yovan, untuk membantu Yovan berdiri.
"Ra, gak apa-apa. Kamu minggir ya. Nanti kamu kenapa-napa." Ara kebingungan dengan perkataan Yovan. Jadi Yovan sukarela menjadi samsak Chio? Atau apa? Kenapa Yovan tidak membalas Chio? Ternyata sedari tadi memang Yovan sudah mendengarkan semua yang di ceritakan oleh Chio.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECTIONIST BOYFRIEND [TERBIT]
Teen Fiction[Beberapa part sudah dihapus] [Visual : Mashiho & Kyujin Nmixx] Kehidupan cinta remaja indah yang dibayangkan oleh Arin ternyata tidak berjalan mulus. Bukannya berlayar dengan cinta pertamanya-Yovan, Arin malah harus bertemu dan selalu berurusan den...