"Semuanya, saya tunggu di lapangan jam 7 lebih 15 menit." Teriak Pak Arya-Guru olahraga. Semua murid langsung mempersiapkan diri. Sebagian besar murid perempuan sibuk memakai sunscreen karena takut kulitnya menjadi belang. Sedangkan murid laki-laki, mengikat tali sepatunya kencang karena pelajaran olahraga menjadi ajang adu kekuatan di depan murid perempuan.
Sedangkan Arin masih setia bercermin di tempat duduknya sendiri. Ia mendapat kabar hari ini, kelasnya akan olahraga bersama kelas Yovan. Arin sudah hampir tiga kali ganti model rambut, hanya untuk terlihat cantik di depan Yovan. Pilihan akhirnya kembali pada pilihan awal, yaitu di kucir kuda dengan poni yang tergerai bebas dan di tambah hiasan jepit putih.
Lapangan hari ini, cukup dipenuhi oleh murid yang akan berolahraga. Biasanya jika ada pelajaran olahraga, lapangan hanya diisi untuk satu kelas saja. Namun hari ini, diisi oleh dua kelas karena Pak Arya berhalangan hadir pada pelajaran olahraga di kelas Yovan. Jadi Pak Arya switch jam pelajaran dengan guru lain.
Setelah selesai pemanasan, Pak Arya menyuruh untuk lari keliling lapangan sebanyak sepuluh putaran. Seluruh murid berlari dengan semangat. Lapangan yang dipakai sekarang, tergolong lapangan yang lumayan kecil.
Pada putaran terakhir, Chio menghampiri Arin. "Celana lo kepanjangan, bego." Ucap Chio yang kini lari bersebelah dengan Arin.
"Sttt... Gue gak punya celana lagi. Celana gue emang kepanjangan." Desis Arin.
"Yaudah di gulung lah, dodol. Masa di diemin aja?" Malas menanggapi lagi ucapan Chio, Arin menambah kecepatan larinya mendahului Chio.
Arin menyelesaikan 10 putarannya dengan aman. Ia menyeringai saat tatapannya bertemu dengan Chio. Menyiratkan dirinya baik-baik saja, tanpa harus diomeli oleh Chio. Chio membalas Arin dengan tatapan tajam. Ia menggerakan mulutnya tanpa bersuara. "Liat aja nanti."
Setelah 10 menit beristirahat, Pak Arya memulai materinya. Materi hari ini adalah olahraga basket. Setiap memberi materi, Pak Arya selalu menjadikan Yovan sebagai contohnya karena Yovan merupakan salah satu anggota tim basket inti sekolah.
Arin menyimak pelajaran hari ini dengan sangat teliti. Padahal biasanya kalau pelajaran olahraga, ia selalu ogah-ogahan. Sesekali Yovan juga melihat ke arahnya. Arin membalas dengan senyuman cantiknya.
Yang disenyumi Yovan, tapi ternyata ada manusia lain yang memperhatikan Arin. Ia ikut tersenyum saat Arin tersenyum. "Cantik..." Lirihnya.
Berjalan hampir dua jam mata pelajaran, Pak Arya memotong pelajaran basket hari ini dan akan melanjutkan minggu depan. Pak Arya memberi waktu untuk beristirahat sejenak.
"Gais, Kata Pak Arya, kelas kita tanding basket sama kelas sebelah!" Teriak Gilang-Ketua kelas IPA 6 saat murid kelasnnya sedang istirahat di bawah pohon rindang.
"Cowoknya aja kan?" Tanya Jessie
"Enggak. Ceweknya juga."
"Males gue ah. Yang lain aja." Desis Jessie. Si paling ambis biologi, tetapi benci olahraga.
"Gabriel, Hana, Yura, Diva ikut yah? Satu lagi siapa yang mau?" Tanya Gilang kembali. Ia sudah menunjuk semua perempuan yang dianggap kuat dikelasnya, tetapi ternyata kurang satu orang.
"Ini kesempatan gue buat bikin image bagus di depan Yovan." Gumam Arin
Arin langsung mengangkat tangannya tinggi-tinggi dengan antusias. "Gue. Gue. Gue mau." Antusiasme Arin ternyata tidak disambut baik dengan orang disamping, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Ara. "Rin! are u seriously?" Tanya Ara kaget. Arin hanya menaikkan dua alisnya tanda percaya diri.
Bermain dengan kelas sebelah, ternyata lumayan menguras energi. Mereka sengaja bermain dengan ritme permainan yang tinggi, karena memang kebanyakan mereka adalah atlet basket. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang meremehkan dengan sengaja menyenggol, bahkan ada yang mendorong juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECTIONIST BOYFRIEND [TERBIT]
Teen Fiction[Beberapa part sudah dihapus] [Visual : Mashiho & Kyujin Nmixx] Kehidupan cinta remaja indah yang dibayangkan oleh Arin ternyata tidak berjalan mulus. Bukannya berlayar dengan cinta pertamanya-Yovan, Arin malah harus bertemu dan selalu berurusan den...