9. Acuh Tapi Peduli

99 24 2
                                    

"Hari ini siapa yang tidak masuk?" Tanya Bu Rina sembari menulis di berita acara. Hari ini beliau tidak mengabsen seperti biasanya dengan alasan materi hari ini banyak yang harus di sampaikan.

Jendra beranjak dari tempat duduknya menuju meja guru. Menyerahkan sebuah amplop surat pada Bu Rina. "Valenchio masih sakit, Bu. Tadi kakaknya titipin surat ke saya." Bu Rina membuka amplop tersebut dan membacanya. Menit selanjutnya beliau reflek mengangguk-ngangguk tanda paham dengan isi surat.

"Kalau besok masih sakit, tolong dijenguk ya. Perwakilan saja, beberapa orang. Sampaikan salam dari saya juga. Yang lain, tolong jaga kesehatannya dimusim yang sekarang ini." Ucap Bu Rina menasihati murid-muridnya.

Seluruh murid serentak menjawab. "Baik, Bu."

Arin menghela nafas panjang. Bahkan, saat Chio tidak ada pun, Arin masih menghela nafasnya karena Chio. "Ini udah hari ke tiga dia gak masuk yah?" Monolog Arin.

Ternyata monolognya itu didengar oleh Ara. Ara menyenggol bahu Arin pelan. "Ciee, ada yang khawatir sama Chio, hahahaha."

Arin membalas senggolan bahu Ara. "Apaan sih lo! Kasian aja. Gak nyangka orang kayak dia bisa sakit juga. Mana sakitnya lama banget. Emang dia sakit apaan sih?!"

"King of Perfectionist juga manusia, Rin. Bisa sakit. Kalau soal sakit apanya, gue gak tau. Coba lo tanya Jendra aja." Arin mengangguk paham. Ia langsung mengeluarkan ponselnya dari saku rok, secara diam-diam. Mumpung Bu Rina sedang menulis materi di papan tulis.

Arin diam-diam mengirim pesan pada Jendra melalui Whatsapp. Bertanya perihal keadaan Chio.


Jen, Chio sakit apaan? Makhluk kayak gitu, bisa sakit?

Duh, ada yang khawatir sama Mas Pacar.

Jen, lo bisa serius gak sih? Gue tanya serius loh.

Iya-iya ampun, Bang. Waktu hari senin, gue dateng ke rumahnya, Chio kena masalah pencernaan gitu. Mukanya pucet banget, bahkan sampe diinfus di rumah.

Gila! Separah itu, Jen?!

Iya, Rin. Kalau gak percaya, mending lo liat aja sendiri.

Thanks ya, Jen.


Ara menyadari perubahan mimik wajah Arin setelah bertanya pada Jendra. "Gimana, Rin? Kata Jendra, Chio sakit apa?" Lagi-lagi Arin membuang nafasnya, dan terlihat lebih sendu.

"Kata Jendra, Chio kena masalah perncernaan gitu bahkan sampe diinfus, Ra." 

"Diinfus? Bukannya kalau kita nonton di drakor, sampe diinfus gitu berarti udah parah banget yah?"

"Araaaa... Jangan nakut-nakutin, ah. Kita jenguk Chio yuk hari ini?"

"Aduh pengen banget sih, tapi gue ada acara keluarga, Rin. Lo tau kan kalau tante gue yang dari Padang udah dateng, seribet apa. Mending ajak Jendra, Davin sama Angkasa?"

"Yah... Yaudah deh."

"Gue ikut patungan buat buah tangannya deh. Titip salam juga buat Chio. Semoga cepet sembuh."

***

Saat bel tanda pulang berbunyi, Arin langsung beranjak menghampiri Jendra, Davin dan Angkasa. Namun, ternyata hari ini mereka bertiga tidak bisa ikut menjenguk Chio karena ada kesibukan masing-masing. Jendra ada urusan pribadi. Davin ada bimbel. Sedangkan Angkasa ada jadwal eskul hari ini.

MY PERFECTIONIST BOYFRIEND [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang