21. Arin Ara Day's

87 20 1
                                    

"Heh! Bangun!" Ara menggoyang-goyangkan tubuh Arin. Sedangkan Arin masih tertidur pulas di minggu pagi yang cerah ini. Pagi tadi, Ara sengaja datang ke apartemen Arin untuk memberi kejutan. Ara juga sudah diberitahu password baru apartemen Arin. Sejak kesalahpahaman kemarin tentang Yovan, Ara rasa perlu mengobrol lebih banyak lagi dengan Arin.

"Arin, bangun! Bangun woy!" Teriak Ara tepat di telinga Arin, tetapi hasil teriakan Ara hanya membuahkan geliatan tubuh Arin. Sedangkan mata Arin masih tertutup rapat.

Ara merasa kelelahan membangunkan makhluk seperti Arin. Akhirnya Ara menempuh jalan lain, yaitu memasak nasi goreng. Nasi goreng buatan Ara adalah salah satu makanan kesukaan Arin. Harumnya tidak pernah gagal menarik perhatian Arin. Ara berharap, semoga cara kali ini berhasil membangunkan Arin.

***

Dengan mata yang masih tertutup, lubang hidung Arin mengendus-endus. Mendeteksi harum makanan yang berhasil membangunkannya. Ia duduk, mengucek mata sebentar lalu berjalan menuju sumber harum makanan yang ia endus tadi.

"Araaaa!" Arin berhambur memeluk Ara yang berada tepat di depan kompor itu.

"Araaaa, lo kok gak bilang sih mau kesini?" Tanya Arin tersenyum.

"Gue tuh mau kasih kejutan. Eh yang dikasih kejutan, kebonya minta ampun. Untung gue punya jurus jitu buat bangunin lo." Dengus Ara.

"Hehehehe, sorry..." Arin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Setelah Ara menyelesaikan memasaknya yang dibantu Arin, keduanya langsung ke ruang TV. Makan bersama sembari menonton drama Korea kesukaan mereka. Sesekali diselingi oleh tawa, atau gibahan tentang anak kelas. Mereka perlahan kembali kepada rutinitas mereka dulu.

"Emmm, Rin. Sebenernya gue dateng kesini ada maksud lain. Gue rasa kita harus ngobrol lebih banyak lagi. Ngelurusin masalah Yovan dan...." Ucap Ara serius.

"Dan apa?"Tanya Arin tidak kalah serius.

"Dan lo masih utang cerita tentang Chio!" Tawa Ara kemudian. Mendengar nama Chio terucap, perlahan pipi Arin memerah salah tingkah. Ara makin gemas melihatnya.

"Pokoknya hari ini gue namain 'Arin Ara Day's'. Gak boleh ada yang ganggu quality time kita. Sekarang lo chat pacar lo itu. Jangan dateng ke apart dulu." Titah Ara.

"P-pacar?" Tanya Arin gugup. Entah kenapa saat Ara menyebut Chio sebagai pacarnya, Arin merasakan ada sesuatu dihatinya, seperti rasa senang? Arin merasakan itu alasan, ia tersenyum sekarang. Sebal karena Arin malah bengong, Ara langsung menyambar ponsel Arin. Langsung memberitahu Chio untuk tidak perlu datang, lewat ponsel Arin.

Arin dan Ara memutuskan untuk menceritakan tentang Yovan terlebih dahulu. "Lo masih inget gak, waktu lo jatoh pas olahraga bareng kelasnya Yovan. Gue nyusul lo ke UKS, tapi lo ketawa riang banget sama Chio di UKS. Gue jadi gak enak ganggu kalian. Akhirnya gue mutusin buat balik ke kelas. Tapi pas di depan UKS, gue malah tabrakan sama Yovan. Berakhir kenalan, terus manjang." Jelas Ara menceritakan kejadian di depan UKS waktu itu.

"Ohh gituu... Kisah lo gemes amat, Ra. Kayak di drama Korea. Jujur ya, Ra. Sebenernya gue udah nge-crush Yovan dari kelas 10. Tapi it's okay, Ra. Gue udah ikhlas kok sekarang. Cuma, kalau untuk lupa, gue belum bisa. Tapi gue usahain kok, Ra." Jujur Arin.

Mendengar pengakuan jujur Arin, rasa bersalah Ara kian membesar. Walaupun Arin bilang sudah ikhlas, tetap saja Ara masih merasa tidak enak kepada teman sejak kecilnya itu. Setelah itu, baik Arin maupun Ara sama-sama menceritakan semuanya, tanpa terkecuali. Tidak ada lagi rahasia satu sama lain yang tersembunyi.

Tidak hanya saling jujur, namun keduanya juga saling meminta maaf lagi. Berharap persahabatannya akan tetap terjalin hingga nanti. Di sela-sela obrolan, mereka juga memesan seblak lewat online. Rasanya ada yang kurang kalau curhat tidak di temani seblak.

MY PERFECTIONIST BOYFRIEND [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang