"bener bener ya!" marah lia berkacak pinggang dihadapan gadis kecil yang malah nyengir.
"AYAHHH TOLONGIN SENAAA" teriak anak bernama sena itu berlari ke ayahnya.
"betingkah apa lagi kamu na?" tanya soobin ga habis fikir.
"aku berantakin koleksi tas buna hehe" cengir sena, segera bersembunyi dibelakang soobin saat mendengar panggilan dari bundanya.
"mampus, makanya jangan aneh aneh"
"SENA, SINI KAMU BUNA JUAL"
"hayoloo mau dijual"
"ayah ihhh bantuin sena"
soobin tertawa renyah melihat anaknya yang bener bener keliatan takut sama amukan maknya.
"jangan marah marah dong sayang, nanti cantiknya ilang loh" ucap soobin malah bikin lia nendang kaki soobin yang duduk di kursi depan rumah.
"iyatuh bun, nanti aku doang yang cantik" sahut sena, kepalanya menyembul dari belakang soobin.
lia menghela nafas lalu berjongkok dihadapan sena. " kenapa berantakin lemari buna? lagi nyari mainan kamu yang hilang?"
sena menggeleng. "bukan bun, aku mau pinjem tas buna satu yang warna pink" ucap sena mengacungkan satu jari mungilnya.
"buat apa?" kini soobin yang menyahut.
"buat besok ke sekolah baru, aku mau pakai tas buna. biar keren"
lia memijat kepalanya yang berdenyut, pusing melihat kelakuan anaknya. mana soobin juga cuma ketawa aja.
heran, baru besok masuk sd masa pake tas pesta. masih bocil juga gaya nya ngalahin emaknya.
"gausah aneh aneh, mau sekolah apa mau fashion show?" kata lia bikin sena mengerucutkan bibirnya.
"na dengerin ayah, kan sena udah punya tas banyak. masa punya buna juga mau kamu ambil? gaboleh dong" ujar soobin mengingat kalo anaknya itu punya 7 tas warna pink semua.
sena mengangguk lesu. "emm iya deh, maaf buna"
"iya, kamu tidur siang sana"
"siyappp" sena berjalan masuk ke dalam rumah meninggalkan kedua orang tuanya yang masih diluar.
"ngapain kamu?" tanya soobin karena lia memandangnya dengan sengit.
"mas, kamu tuh jangan terlalu manjain sena. gabaik tau" oceh lia.
soobin ketawa. "siapa coba yang manjain?"
"halah, aku tau ya kemarin pas sena minta boneka berbi yang harganya sejuta lebih malah kamu beliin"
"sekali kali sayang"
"SEKALI KALI?" lia menggeleng tak percaya. padahal satu rak di ruang tamu penuh sama berbi berbi an nya sena.
"psstt... psst... ayah, buna.."
"Asstaghfirullah, apa na?" tanya lia tersenyum melihat kepala sena mengintip di pintu.
"di sd boleh bawa barbie ngga?" tanya sena.
"boleh-"
"mana boleh!"
"jangan kasar sama anak"
"mas gimana sih? masa anak mau belajar malah dibolehin bawa berbi? kalo disita guru gimana?"
"iyadeh, gaboleh"
"ohh gaboleh" sena menganggukkan krpalanya faham. "kalo bawa boneka boleh ga?"