LILY AUTHOR MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA IDUL AD'HA DAN MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN READERS😄
AT!
Atlas terus memerhatikan setiap gerak gerik alena, dari cara membelah bakso, memakan bakso dan mengunyah bakso. Apa atlas tidak ada kerjaan? Ya sepertinya begitu, menurut atlas tidak ada yang paling menarik selain memerhatikan alena.
"Gak makan?" Pertanyaan alena membuyarkan pikiran atlas, meski terlihat samar atlas tersenyum."udah kenyang liat lo makan" jawabnya.
Alena tersenyum kikuk, ia kembali fokus pada makanannya, saat ingin menambahkan sambal lagi, atlas menarik mangkuk baksonya.
"Kok di ambil?" Alena bertanya dengan wajah bingung. Sedangkan atlas tidak menjawab, ia mengambil alih sendok sambal yang dipegang alena, menaruhnya kembali pada tempatnya, dan menjauhkan sambal itu dari jangkauan alena. Atlas menatap tajam alena saat terlihat akan protes,"gak boleh" datar nya.
Alena mencebik menatap kesal kearah atlas. Atlas terkekeh, menepuk-nepuk pelan puncak kepala alena, lalu menaruh kembali mangkuk baksonya dihadapan alena. "Makan" titahnya.
Dengan perasaan dongkol alena kembali memakan baksonya, selera makannya tiba-tiba hilang gara-gara atlas. Mata alena berbinar saat melihat argus memasuki kantin, tapi itu hanya sebentar. Ia menatap sendu saat melihat argus datang bersama alin. Memang atlas dan alena duduk di meja yang langsung menghadap pintu masuk.
Atlas yang melihat itu mengepalkan tangannya, dengan kesal menutup kedua mata alena."Gak usah liat, argus jelek" dinginnya.
Alena hanya diam saja, ingin melawan tapi tidak berani, atlas lebih menyeramkan dari siapapun. Atlas memang jarang marah, tapi sekalinya marah mirip iblis. Apalagi alena perhatikan sekarang atlas banyak mengeluarkan emosi dan itu membuatnya sedikit was was.
Bruk!
Prang!
Suasana menjadi sunyi. Atlas meringis saat merasakan punggungnya panas, ia menatap tajam alin yang tengah terisak dengan beberapa pecahan mangkuk, untung saja tadi dirinya langsung memeluk alena, jika tidak atlas yakin gadisnya yang akan kena kuah bakso panas itu.
"Hiks..hiks..m,maaf kak a,aku gak sengaja hiks..." isak alin menatap atlas dengan raut yang menyedihkan. Tapi bukannya iba atlas malah jijik melihatnya.
Alena yang tersadar dari keterkejutannya ingin menghampiri alin dan memarahinya tapi atlas mencegahnya,"obatin luka gua dulu" ucapnya.
Alena menghela nafas, ia pun mengangguk dan menggenggam tangan atlas. Atlas tertegun saat alena menggenggam tangannya, tapi takayal ia juga merasa senang.
Saat atlas dan alena ingin melangkah pergi, suara argus menghentikan nya,"mau kemana lo? Setelah bikin alin ke gini" datar nya.
Atlas membalikkan badannya menatap dingin argus, ia menghampiri argus dan menepuk beberapa kali bahunya,"gua tau lo gak buta, disini yang salah cewek lo, dan mau kemana nya gua sama cewek gua itu urusan gua bukan urusan lo, dan satu lagi-"
Byur
Semua murid di kantin menutup mulutnya. Bagaimana tidak, atlas dengan santai nya menumpahkan kuah bakso kepada argus yang mereka yakini masih panas,"sebagai salam perkenalan" ucapnya tersenyum miring, lalu menarik tangan alena dan berlalu pergi.
AT!
Atlas menatap tajam empat siswi yang berada di uks, sedangkan yang di tatap sudah ketar ketir.
"pergi" satu kata dari atlas, tapi reaksi mereka berempat begitu berlebihan. Mereka berlari keluar dari uks seperti dikejar malaikat pencabut nyawa.
Alena menyikut perut atlas,"biasa aja natepnya" ketusnya lalu masuk terlebih dahulu kedalam salah satu ranjang uks, ia mencari kotak P3K, setelah ketemu ia menghampiri atlas yang sedari tadi memerhatikan nya.
"Duduk" suruh alena. Atlas dengan patuh pun duduk, ia membuka bajunya tapi belum saja dibuka alena sudah berteriak histeris,"apa yang lo lakuin! Kenapa buka baju!" Teriak nya.
Atlas mengernyit,"kan punggung gua yang kena kuah bakso, kalo gak dibuka gimana ngobatinnya?"
Alena tampak salah tingkah, ia berdehem menghilangkan rasa gugupnya, matanya bergulir kesana kemari menghindari kontak mata dengan atlas.
Atlas yang mulai paham jika alena sedang salting pun menyeringai, sebuah ide tiba-tiba terlintas diotaknya. Dengan gerakan cepat atlas mendorong tubuh alena hingga terlentang di ranjang uks.
"Kyaaaaa! Lo apa-apaan!" Teriak alena panik, saat atlas menindihnya. Sedangkan atlas? Dia sedang menikmati wajah alena yang tampak menggemaskan saat panik.
"Mau gak?" Tanya atlas ambigu, ia membelai pipi gembul alena. Alena yang di perlakukan seperti itu sudah panas dingin.
Dengan gugup alena menjawab,"a,apa?"
Atlas menyeringai tipis, mengambil satu tangan alena lalu menaruhnya di perutnya,"gimana?" Tanya atlas tersenyum lebar yang mana jatuhnya malah menyeramkan.
"Gila! Ada berapa kotak nih, satu dua tiga empat lima enam tuj- anjay 8 kotak dong! Huhu makkk! Gak kuat!" Teriak batin alena tertekan.
Atlas tertawa renyah melihat wajah alena yang seperti menahan berak. Alena yang tersadar langsung mendorong tubuh atlas, dengan wajah memerah menahan malu alena berlari meninggalkan atlas yang masih menertawainya.
Atlas mengusap air mata di sudut matanya, sungguh perut atlas sangat sakit, setelah sekian lama akhirnya dia bisa tertawa selepas ini. Entah kapan terakhir dirinya tertawa, Atlas tidak peduli.
Menegakkan badannya, dengan senyum lebar atlas keluar dari uks. Di sepanjang jalan atlas terus bersenandung, membuat semua siswa/i Yang dilewatinya merinding.
"Woi bro!"
Tepukan di bahu atlas menghentikan langkahnya, ia menengok kebelakang. Tampak 3 pemuda memandangnya dengan tatapan berbeda-beda. Ah atlas ingat, mereka adalah musuh bebuyutan argus dkk. Setahunya, orang yang disebelah kanan yang barusan menepuk pundaknya bernama Ozzi Hagio, sedangkan yang ditengah dengan wajah datar bernama Eugen Elazar dia adalah antagonis pria, dan yang disebelah kiri yang tengah menatapnya tengil bernama Zoi Evangel.
"Ada perlu apa?" Tanya atlas menatap intens kearah mereka satu persatu. Ia tahu, mereka tidak akan menemuinya jika tidak untuk kepentingan mereka sendiri.
"Gue denger, lo dua kali bikin argus malu didepan seluruh murid" ujar zoi.
See, seperti yang atlas tebak. Ia sepertinya mengerti kemana arah pembahasan mereka. Ia mendengus menatap sinis mereka bertiga,"sorry, gua gak minat"
Jawaban atlas membuat mereka bertiga terkejut, bagaimana tidak? Mereka belum ngejelasin apa tujuan mereka memanggilnya tapi dia sudah menolak, benar-benar luar biasa.
Elazar yang mengerti bahwa atlas sudah mengetahui maksud kedatanganya dan kedua sahabatnya pun mulai angkat bicara,"yakin lo gak minat? Gue nawarin cuma-cuma lo" tawar nya.
"Gak tertarik" datar atlas.
"Kalo gua nawarin lo buat jadi ketuanya gimana?" Tawaran elazar kali ini membuat mata ozzi dan zoi membulat sempurna. Saat mereka akan protes, elazar mengode mereka untuk tetap diam. Ozzi dan zoi hanya bisa menghela nafas. Kini perhatian mereka beralih kearah atlas.
Atlas terkekeh sinis,"gua bukan orang yang gila tahta dan hormat" ucapnya,"tapi kalo lo mau nyerahin seluruh darah lo buat gua, mungkin bisa dipertimbangkan" lanjutnya menyeringai, kemudian berlalu pergi meninggalkan mereka bertiga yang menatapnya tak percaya. Mereka tidak tahu jika atlas segila ini, apa rumor tentang atlas adalah seorang psycopath benar?
"Gila"
ATLAS TRANSMIGRASI!
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLAS TRANSMIGRASI! ( HIATUS )
FantasyHasil imajinasi saya sendiri✔ Atlas adalah pria berdarah dingin yang sangat terobsesi dengan setiap hal yang berbau darah. Bukan, dia bukan psycopath atau mafia. Dia hanya menyukai darah. Menurutnya warna darah itu sangat cantik dan aromanya begitu...