AT! 04

6.4K 580 15
                                    

Huhu maaf ya baru up kemarin ada kendala hhe...

AT!

Entah sudah berapa kali atlas menguap, ia menatap malas guru yang tengah menjelaskan teori Paradoks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah sudah berapa kali atlas menguap, ia menatap malas guru yang tengah menjelaskan teori Paradoks. Sudah jelas teori itu tidak bisa dipecahkan, masih saja dibahas.

"Dari penjelasan tadi, kasus seperti pak Wagub dan pengacara ini termasuk kasus Paradoks atau tidak?" Tanya bu latia menatap satu persatu murid-muridnya. Tapi, tatapan nya terhenti pada atlas yang tengah menguap malas.

"Atlas!" Seru bu latia.

Seluruh atensi penghuni kelas menatap kearah atlas. Atlas berdecak,"saya nggak bisa menganalogikan bu. Tapi kalo mata sipit ibu emang masuk teori paradoks, sampai kiamat juga kagak bakal selesai"

Seluruh murid membekap mulutnya menahan tawa, mereka menatap takjub akan keberanian atlas. Selama ini tidak ada yang berani melawan guru terkiller seperti bu latia.

"Atlas kam-"

"Kasus Paradoks itu tidak bisa dipecahkan sampai kapan pun bu, cuma ada dua pilihan, masuk ke dalam pola lama, atau bertindak dengan aturan main yang baru" Sela atlas. Ia beranjak dari duduk nya,"bel pulang sudah bunyi, saya permisi bu" pamitnya lalu berlalu.

Bu latia menggeleng pelan."anak itu"

AT!

Sudah 20 menit lamanya atlas duduk di kap mobil. Ia tengah menunggu alena, tapi yang ditunggu tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Ting!

Suara notifikasi mengalihkan pandangan atlas, dengan malas atlas mengambil handphone nya.

My Wife🐇
Gue lagi ada urusan
Pulang duluan aja

Begitulah pesan yang tertera dilayar handphone milik atlas. Atlas mengepalkan tangannya kuat, dengan perasaan marah dia memasuki mobilnya dan melajukan nya  dengan kecepatan penuh, meninggalkan pekarangan sekolah.

Didalam mobil atlas terus bertanya-tanya. Alena mempunyai urusan apa? Dan urusan dengan siapa? Rasanya kepalanya sangat pusing memikirkan hal itu. 

Atlas menghentikan mobilnya saat melihat jalanan tertutup oleh orang-orang yang tengah bertawuran. Didepan sana atlas melihat Geng Lion yang diketuai oleh argus, tengah berkelahi dengan Geng lain. Ia berdecak, menekan klakson nya berapa kali.

Tin
Tin
Tin

Orang-orang yang tengah saling memukul itu terhenti kala mendengar klakson mobil. Atlas keluar dari mobilnya dan berjalan menghampiri dua geng tersebut."kalo mau tawuran jangan di tengah jalan, ngerusak pemandangan" datar atlas.

Argus meludah kesamping."ini bukan urusan lo" sinis nya.

"Emang siapa yang bilang ini urusan gua?" Tanya dingin atlas. Ia menatap datar kedua geng tersebut."lain kali kalo mau tawuran tau tempat, jangan kayak orang caper" lanjutnya.

Saat atlas akan membalikkan tubuhnya untuk kembali masuk kedalam mobil, sebuah balok kayu melayang kearah nya. Untung saja atlas dapat menghindar dengan cepat.

"pengecut" sinis atlas menatap remeh salah satu anggota geng lion. Setahunya dia adalah Alexion Sebastian, anggota inti yang memiliki temperamental yang buruk. Ia tersenyum miring,"celana malu dipake sama orang pengecut kayak lo" ejek nya.

Alex menggeram,"lo cupu mending pergi!"

"wah, gua dikatain cupu sama bocah yang baru terbit" ucap atlas terkekeh geli. Sedetik matanya berubah menjadi tajam."Gak usah sok suhu disaat lo aja masih butuh bantuan temen lo" dinginnya, lalu berbalik melangkah pergi menuju mobilnya.

Di sepanjang jalan atlas terus menyumpah serapah geng lion. Ia sungguh muak dengan orang-orang spesies seperti mereka apalagi argus dan alex, menyebalkan.

Ckit

Atlas refleks mengerem saat seorang gadis merentangkan tangannya didepan mobil nya. Atlas menggeram, kenapa pulang kerumah saja banyak kendalanya?

Atlas keluar dari mobil dan menutup keras pintu mobilnya."kalo mau bunuh diri jangan dijalan!" Sentak atlas menatap nyalang gadis didepannya.

"A,anu maaf kak, aku cuma mau minta bantuan, mobil aku mogok" ucapnya menunduk takut.

Atlas berdecak,"dimana mobil lo?" Ketusnya.

"I,itu kak" tunjuk gadis itu menunjuk mobil yang berada ditepi jalan.

Atlas pun menghampiri mobil tersebut. Membuka kap nya, lalu mengecek beberapa bagian yang ia ketahui. Atlas menatap gadis itu,"ada obeng?" Tanya nya.

Gadis tersebut mengangguk, ia berjalan menuju garasi mobil dan mengambil kotak berukuran sedang, lalu menyerahkan nya kepada atlas."ini kak" ucapnya.

Atlas menerima kotak itu, ia membukanya dan mengambil beberapa benda yang dibutuhkan. Setiap gerak gerik atlas tak lepas dari pandangan gadis itu, ia menatap kagum wajah tampan atlas meski terlihat sangar.

15 menit berlalu, akhirnya atlas sudah selesai memperbaikinya. Ia menghampiri kursi pengemudi lalu menyalakan mobilnya.

Drrrd

Atlas menepuk-nepuk tangannya,"sudah selesai" ucapnya menatap datar gadis itu.

Gadis itu tersenyum cerah,"makasih" ucapnya riang. Atlas mengangguk sebagai jawaban, ia akan melangkah pergi tapi suara gadis tersebut menghentikannya.

"Nama kamu siapa?" Tanya nya.

Atlas mendengus, tanpa menoleh ia menjawab,"atlas"

"Salam kenal atlas, nama aku gladis" ucap gadis bernama gladis itu. Atlas mengernyit, ia tidak tahu ada figuran yang bernama gladis. Apa ia pendatang baru?

Atlas mengedikkan bahunya acuh, tanpa menjawab ia berjalan ke mobil nya dan melajukan nya meninggalkan gladis yang menatapnya dengan penuh puja.

"adis mau dia"

ATLAS TRANSMIGRASI!
To be continue...

ATLAS TRANSMIGRASI! ( HIATUS )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang