AT! 17

1.9K 201 8
                                    

Budidayakan vote sebelum membaca.

Baca dengan teliti dan tandai typo.

Silahkan mengkritik jika ada kesalahan apapun itu, akan sangat senang jika kalian berterus terang dalam memberi komentar tentang cerita ini.

For plagiat, don't copy my story!

:

:

Thank You!
____________________

AT!

Hari senin adalah hari yang paling di benci oleh siswa-siswi SHS, dimana mereka akan melaksanakan upacara bendera dan mendengarkan nasehat panjang lebar kali luas dari pembina upacara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari senin adalah hari yang paling di benci oleh siswa-siswi SHS, dimana mereka akan melaksanakan upacara bendera dan mendengarkan nasehat panjang lebar kali luas dari pembina upacara. Belum lagi terik matahari yang cukup menyengat, membuat murid-murid banyak mengeluh karenanya.

"Bangke, tuh kepsek gak liat apa ini semuanya udah pada kepanasan gini, di kira jemuran... " keluhan Ozzi mulai terdengar, cukup keras hingga sedikit mengalihkan perhatian sebagain orang.

"Nah bener, dia mah enak berdirinya di tempat adem, lah kita? Kayak ikan asin aja." Zoi yang berada di samping Atlas menyahut, menyetujui keluhan Ozzi.

"Berisik!" Seperti biasa Elazar akan menengahi, ketua dari geng Cobra itu tidak ingin membuat siswa-siswi terkompor oleh celetukan Ozzi dan Zoi, dan mengakibatkan terkena hukuman. Elazar tidak ingin poinnya semakin bertambah.

"Ck, pak bos gak asik." Ozzi mencibir pelan.

Suasana kembali kondusif, tidak ada yang mengeluh atau memprotes. Meskipun ada sebagian yang masih mengeluh, namun setidaknya itu tak akan terdengar oleh Kepala Sekolah yang tengah memberi petuah. Hanya beberapa menit, karena tiba-tiba saja bisik-bisik mulai terdengar bahkan sampai ada yang berteriak heboh.

Kyaaa! Ada yang pingsan!

Ada apaan itu?

Itu ada yang pingsan

Woi! Woi! PMR mana PMR!

PMR ada yang pingsan!

Tolongin bangke! Bukannya di liatin!

Siapa yang pingsan?

Gak tau tapi katanya ada 3 orang, salah satunya Kak Alena

Alena dari kelas XII IPA 2?

Iya!

"Alena... " Atlas secepat kilat menoleh ke arah kerumunan, ia mulai berlari dan menerobos kerumunan itu dengan kasar, bahkan ada yang sampai ia dorong hingga terjatuh. Namun saat sudah berada di tengah-tengah kerumunan, langkah Atlas terhenti. Tangannya mengepal erat, membuat urat-urat di tangannya menonjol.

"Sial!" Umpat Atlas, ia menatap tajam ke arah sosok laki-laki yang tengah menggendong Alena-nya. Siapa yang berani menyentuh gadisnya? Laki-laki itu ternyata sedang mengibarkan bendera perang pada Atlas. Akan dirinya pastikan dia tidak akan selamat.

Elazar yang juga ikut berlari menyusul Atlas langsung menegang, seumur hidup baru kali ini Elazar merasakan aura sekuat ini. Bahkan musuhnya yang lebih kejam, tak pernah beraura semenyaramkan seperti milik Atlas.

"Tekanan lo cukup berbahaya, Atlas. Lo bisa aja membunuh orang tanpa lo sentuh... " Elazar berkata untuk menyadarkan Atlas, bahwa auranya cukup membuat orang-orang di sekitarnya kehilangan udara untuk bernafas.

"Huh." Atlas membuang nafasnya dengan kasar, laki-laki bermarga Lycus itu menoleh ke arah Elazar. "Siapa cowok itu?" Sambungnya bertanya.

Elazar terdiam, namun matanya menatap ke arah laki-laki yang tengah menggendong seorang gadis. Alena, gadis yang dekat dengan Atlas. Entah ada hubungan apa mereka berdua, yang Elazar simpulkan gadis itu sangat berarti untuk Atlas.

"Marvin Aldiano mantan ketua PMR, cuma itu yang gue tau."

Atlas berdecih sinis, ia menatap dingin ke arah punggung Marvin yang kini mulai menghilang tenggelam oleh dinding. Ada banyak siswi yang pingsan di sini, tapi kenapa Alena yang dia pilih? Padahal letak Alena berdiri jauh dari posisi para siswa.

"Dia Mantan Alena waktu SMP... " Entah muncul dari mana sosok Lingga, namun yang Atlas tangkap adalah kata 'Mantan Alena', sedangkan Elazar mengerutkan dahinya.

"Dulu gue pernah satu SMP sama dia, sebelum gue pindah ke sekolah lain... " Lanjutnya, laki-laki itu menatap Atlas dan Elazar bergantian.

"Seperti kebanyakan orang bilang, sulit melupakan cinta peratama meskipun sudah memiliki penggantinya."

"Lalu, Argus?"

"Gue gak tahu soal itu bos... yang gue tau Alena mutusin Marvin tanpa Alasan, gue denger sih ada sangkut pautnya sama Argus." Jelas Lingga.

"Tau dari mana lo?" Elazar memicingkan matanya.

"Alena terkenal waktu SMP, publik figure selalu menjadi sorotan, right?"

AT!

Suara ketikan keyboard laptop terdengar, jari-jari tangan yang panjang dan tegas itu terus menekan huruf-huruf alfabet, hingga membuatnya menjadi sebuah kalimat. Sesekali tangan itu, mengambil secangkir kopi di samping laptopnya.

Bibirnya bergerak miring, menciptakan kesan sexy namun mengerikan. Jari telunjuknya mengetuk-ngetuk meja dan matanya menatap lekat ke layar laptop.

"Begitu ya... " Ekspresi puas di wajah rupawan itu tercetak jelas, di layar laptol terpangpang sebuah biodata seseorang, tampak lengkap dan detail.

"Cukup menyedihkan."

ATLAS TRANSMIGRASI!
To be continue...

ATLAS TRANSMIGRASI! ( HIATUS )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang