Update lagi nih wk(≧▽≦)
Maaf jika ada kesalahan dalam penulisan atau apapun itu dan jangan lupa di tanda ya←(>▽<)ノAT!
Ketukan sepatu menggema bersatu Dengan lantai, kaki yang panjang melangkah lebar, mata kelamnya menatap lurus ke depan, halisnya menukik tajam. Atlas, pria itu berjalan menuju taman belakang sekolah. Meski jam menunjukkan jam masuk dan bel sudah berbunyi, ia tetap berjalan seolah tidak peduli. Pikirannya terus tertuju pada alena, tadi waktu jam istirahat ia tidak jadi pergi menemui gadisnya. Karena ia mendapatkan hukuman dari guru BK karena tidak sengaja menendang tong sampah, sungguh menyebalkan.
Sebenarnya atlas sedang mencari alena dan ini tempat terakhir yang belum ia kunjungi. Semoga saja gadis itu berada disini ya, semoga saja. Tapi sepertinya dugaannya salah, ia baru saja melihat gadisnya tergeletak tak berdaya di tanah dengan sekotak bekal yang tampak berantakan.
Dengan panik atlas menghampiri alena, ia berjongkok dan memangku kepala gadis itu, "Ale?" Pria itu menepuk lembut pipi gadis tersebut, namun sayangnya tidak ada pergerakan atau respon yang diberikan sang gadis.
Segera atlas memangku gadis itu ala bridle style. Sebelum beranjak pergi, pria itu menatap makanan itu, memandangnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
AT!
"Eunghh..."
Atlas mengalihkan perhatiannya dari laptop, ia menatap alena yang tampak sudah siuman. Menghela nafas, pria itu beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri ranjang UKS. Tangannya menggenggam tangan mungil sang gadis dan mengelusnya dengan lembut.
Kelopak mata indah itu terbuka sempurna, memperlihatkan seberapa indahnya manik cokelat terang tersebut. Alena, mengerjap beberapa kali pandangannya tampak sedang memindai seluruh ruangan.
"Uks?"
Meski terdengar lirih, atlas tetap bisa mendengarnya. Perlu di ingat, selain mempunyai mata tajam pria itu juga mempunyai telinga tajam.
"Ya, ini UKS‚" atlas berucap dengan wajah tanpa ekspresi. Ia tidak bisa mengekspresikan emosinya saat ini, ingin senang tapi tidak sedang senang. Ingin sedih tapi tidak sedang sedih. Intinya, ia tidak mengerti harus mengekspresikannya seperti apa.
Alena memandang atlas dengan raut kebingungan. Dan hal itu tertangkap jelas oleh atlas, pria itu mengerutkan dahinya. Ada apa dengan pandangan itu? Seolah gadisnya tidak mengenal dirinya? Apa yang terjadi? Pertanyaan-pertanyaan terus bersarang diotak cerdas atlas.
"Akh!" Teriakan kesakitan membuyarkan lamunan atlas, pria itu menatap alena dengan khawatir, "Ale tenang," atlas menahan tangan sang gadis yang tengah menjambak rambutnya sendiri.
"Ale!" Teriak atlas geram, ia mengikat tangan alena dengan dasi nya. Membawa gadis itu ke dekapannya, "tenang ale" bisiknya lembut. Ia mengusap surai alena dengan sayang, mengucapkan beberapa kali kata 'tenang'. Dirasa tidak ada pergerakan dari gadisnya, atlas melepaskan pelukan tersebut. Menatap wajah alena yang sepertinya tak sadarkan diri.
Menghela nafas, atlas membaringka tubuh alena dengan sangat hati-hati. Melepaskan dasi yang melilit ditangan mungil itu, dan mencium kening sang gadis sedikit lama.
"Asing dan berbeda"
AT!
Kring...
Suara bel pulang berbunyi, semua murid tampak bersorak gembira. Selain jam istirahat, jam pulang juga paling dinantikan.
"Oke anak-anak, sampai disini materi yang bapak sampaikan, minggu depan bapak akan mengadakan ulangan dan bapak berharap kalian mendapatkan nilai yang sempurna," ucap pak Boyo, guru kimia yang terkenal cukup ramah dan sabar. Dia tengah mengajar kelas 11 IPA 1, kelas atlas.
"Dan untuk atlas, bapak berharap kamu terpilih menjadi salah satu siswa yang akan mewakili sekolah untuk mengikuti olimpiade tahun ini" sambungnya tersenyum lebar kearah atlas. Setelahnya ia mengundurkan diri dari kelas tersebut.
Atlas membereskan buku-bukunya, ia menyampirkan tas nya di bahu sebelah kiri. Bersiap untuk melangkah keluar dari kelas, namun ditahan oleh gladis.
"Boleh ikut pulang bareng kamu? Mobil aku masuk bengkel, terus hp aku lowbet," ucapnya sambil memperlihatkan hp nya yang mati. Wajahnya terlihat menyedihkan, tapi itu tak membuat atlas merasa kasihan.
"Minggir" dingin atlas.
"Atlas please..." Dengan tampang memelasnya gladis memohon pada atlas. Namun bukannya luluh, wajah pria itu malah berubah menjadi gelap.
"Minggir gue bilang sialan!" Sentak atlas, tubuh gladis tampak bergetar. Gadis itu menatap atlas dengan mata berkaca-kaca, siap untuk menumpahkan air matanya.
"Atlas" lirihnya.
"Bacot" setelah mengatakan itu atlas berlalu pergi, moodnya sedang buruk jadi jangan menyalahkan dirinya jika ia kasar. Ia bukan orang baik dan tidak ingin dipandang baik. Tapi, sepertinya hari ini hari yang buruk bagi atlas. Liat saja didepannya kini sang protagonis wanita tengah berdiri didepannya, lebih tepat nya menghadang jalannya.
"Atlas, boleh aku ikut pulang bareng kamu?" Tanya nya dengan wajah tak tau diri, ingin rasanya atlas membunuh wajah menjijikan itu. Huh, sial sepertinya dirinya harus mandi kembang tujuh rupa hari ini.
"Gue bukang tukang ojek" sinis atlas, ia sama sekali tidak menutupi ketidaksukaan nya. Toh untuk apa, siapa alin hingga ia harus berbuat baik padanya, menguntungkan tidak menyusahkan iya.
"U-untuk hari ini aja, a-aku gak tau harus pulang sama siapa" ucapnya dengan suara pelan, kepalanya menunduk dan pasti orang-orang yang melihat itu akan berfikir bahwa atlas tengah merundung alin.
"Apa urusannya sama gue? Cih, kemana para babu lo itu heh?" Atlas tersenyum miring, wajahnya yang mengerikan benar-benar mirip seperti seorang antagonis.
"A-ak-"
"Atlas..."
TRANSMIGRASI ATLAS!
To be continue...Sudah siap masuk ke konflik yang penuh teka-teki? Harus dong ya hihi(・∀・)
Oh ya...kalian suka konflik ringan atau berat?
Jangan lupa tinggalkan jejak kawan!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLAS TRANSMIGRASI! ( HIATUS )
FantasyHasil imajinasi saya sendiri✔ Atlas adalah pria berdarah dingin yang sangat terobsesi dengan setiap hal yang berbau darah. Bukan, dia bukan psycopath atau mafia. Dia hanya menyukai darah. Menurutnya warna darah itu sangat cantik dan aromanya begitu...