AT! 19

2.2K 241 47
                                    

AT!

Hah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hah

Alena membuka matanya, dahinya penuh dengan peluh keringat dingin. Ketakutan jelas terlihat dari sorot mata gadis itu, dia menatap sekelilingnya. UKS? Gawat! Alena dengan perasaan gelisah mengecek seluruh tubuhnya, merasa tidak ada hal yang mengganjal dia menghela nafas lega.

"Cuma mimpi ternyata." Gumamnya lirih.

"Apa yang cuma mimpi?"

Alena tersentak, kepalanya sontak menoleh kearah pintu kamar mandi yang tersedia di UKS tersebut. Seketika matanya membola kala mendapati sosok Atlas yang tengah menatapnya datar.

"A-atlas, sejak kapan lo disana?" Tanyanya gugup, mati-matian Alena menahan rasa takutnya, hingga tanpa sadar meremas selimut yang menutupi setengah tubuhnya itu.

Halis Atlas terangkat satu, "sejak tadi, kenapa?" Tanya balik Atlas, lelaki itu melangkah menuju ke arah brankar Alena. Lebih tepatnya kearah nakas yang berada tepat di samping brankar tersebut.

Alena sendiri menelan salivanya dengan susah payah, gelengan kaku dia jadikan balasan dari pertanyaan Atlas. Suasana berubah menjadi hening, Alena merasa gerah sendiri padahal di ruangan ini terdapat AC.

"A-atlas.. " panggil lirih Alena.

"Hm?"

"Berapa lama gue gak sadarin diri?"

Atlas yang tengah sibuk membenahi obat yang harus di kosumsi Alena pun menoleh perlahan. Terdiam sebentar, sebelum kembali melanjutkan aktivitasnya kembali.

"3 jam lebih, maybe?" Jawabnya acuh.

Berbeda dengan Alena yang sudah membulatkan matanya sempurna. Apa? 3 jam? Ini adalah rekor terlama Alena tak sadar diri saat mag nya kambuh. Tapi apa mungkin karena mimpinya? Perasaan dia bermimpi tidak selama itu, aneh.

"Jangan lupa makan buburnya, Ale... " Celetukan Atlas membuyarkan lamunan Alena. Gadis itu menatap lekat wajah Atlas yang sialnya sagat tampan itu. Ia sedang menebak ekspresi apa yang sedang lelaki itu tunjukkan, namun sayangnya hanya wajah tanpa ekspresi yang ia dapati.

Alena bergidik ngeri, saat bayangan di mimpinya terlintas di otaknya begitu saja. Tanpa sengaja matanya melirik sekilas kearah dada bidang Atlas yang terekspos, karena dua kancing seragamnya yang tidak terpasang. Entah memang sengaja tidak di pasang?

"Kenapa? Mau gue suapin?"

Mendengar suara berat Atlas, Alena menggeleng dengan cepat. Bulu kuduknya tiba-tiba menjadi merinding, tanpa banyak kata ia mengambil semangkuk bubur yang berada di hadapannya. Memakannya dengan lahap walah rasanya terasa hambar dan tak berselera.

"Gue ke kelas dulu, jangan lupa istirahat.. "

Alena hanya mengangguk karena mulutnya penuh dengan makanan, merasa buburnya sudah tertelan habis, ia menyendokkan lagi satu sendok bubur kedalan mulutnya. Namun pakataan yang Atlas lontarkan selanjutnya, membuat Alena terkejut hingga tersedak.

"Oh ya Ale, gue gak suka lo deket-deket sama cowok lain apalagi sampe di sentuh... " Tenang namun mematikan.

Alena menjadi dejavu.

AT!

Jam pulang sudah tiba, semua murid SHS berbondong-bondong keluar menuju parkiran meski ada sebagian yang menunggu di halte, dan menunggu jemputan datang.

Atlas dengan wajah lempengnya berjalan santai seraya menentang tas milik Alena, matanya menyorot ke depan dengan tajam. Menjadi lebih tajam lagi saat Argus menghentikan langkahnya. Sial, umpatnya.

"Tunggu!" Cegahnya.

Atlas mendengus kesal, ia berniat menghiraukan sosok Argus dan memilih melanjutkan jalannya kembali. Namun sepertinya Argus sangat tidak sayang dengan nyawanya!

"Enyah dari hadapan gue sialan!" Atlas benar-benar jengkel, moodnya kurang baik dan kesabarannya hanya setipis tisu.

Sebagian murid yang masih belum pulang langsung mengerumun, meski dari jauh Atlas merasa risih. Ia tidak suka di jadikan tontonan gratis, apalagi bersama manusia tak tahu diri seperti Argus.

"Tunggu dulu, gue mau ngomong sesuatu sama lo.. " ucapnya seraya menyeret Atlas dengan cara memegang tas Alena. Lelaki itu memang tengah mencari mati rupanya.

"Sialan!" Atlas menggeram, ia menghempas kasar tangan Argus dari tas Alena, "Jangan sentuh milik gadis gue anjing!" Umpatnya kasar.

Argus memutar matanya, tanpa rasa takut sedikit pun dia tetap menyeret Atlas. Bedanya sekarang lelaki itu menyeret tas Atlas bukan tas Alena lagi. Dalam hati lelaki itu bertanya, apa keturunan Lycus memang memiliki keposesifan luar biasa seperti ini?

Sampailah mereka di taman belakang sekolah, Atlas segera menghempaskan tangan Argus dari tasnya hingga membuat Argus sedikit terdorong dan hampir terjatuh. Beruntung dia memiliki keseimbangan yang sempurna.

"Cepat! Gue gak ada waktu sama lo!" Sarkas Atlas tajam.

Argus terkekeh, "santai bro.. " dia merogoh sesuatu dalam saku seragamnya, hingga menampakkan sebuah flashdisk kecil berwarna hitam. Lelaki itu menyodorkannya kearah Atlas, "Ambil ini."

Atlas hanya terdiam sambil menatap flashdisk itu tidak terbaca, kemudian tatapannya berganti kearah Argus. Argus sendiri menghela nafasnya, mengerti jika Atlas meminta penjelasan padanya.

"Ada satu rahasia di flashdisk ini, ini berhubungan sama lo dan keluarga Lycus, gue gak bisa jelasin semuanya terlalu berbahaya, sekarang pohon sama daun pun punya telinga. Lo bisa check sendiri.. " Jelasnya.

"Darimana lo nemu ini?"

"Deket tong sampah, mungkin di buang sengaja?"

Atlas terdiam sejenak, "kenapa lo nyerahin ini ke gue?" Datarnya.

"Gue masih sayang nyawa untuk berhadapan sama keluarga Lycus... " Jawab enteng Argus.

Atlas berdecih sinis, mengambil flashdisk itu dengan tak santai. Kemudian melenggang pergi, ia tidak ingin berkomunikasi jauh lagi dengan orang yang telah berani menyakiti miliknya.

"Lo gak ada niatan ngucapin terima kasih ke gue gitu?"
Sindiran Argus menghentikan langkah Atlas.

Tanpa menoleh, Atlas menjawab. "Anggap aja kebaikan Lo hari ini buat nebus dosa-dosa lo!"

"Fuck" batin Argus.

ATLAS TRANSMIGRASI!
To be continue...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ATLAS TRANSMIGRASI! ( HIATUS )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang