at Home

3K 253 24
                                    

⚠️⚠️⚠️

"Maaf ya, aku dan Jeno belum sempat mencari rumah untuk kita bertiga." Jaemin mengusap bahu Renjun yang berada dalam rangkulannya. Mereka baru turun dari mobil setelah sebelumnya menyempatkan menikmati makan malam begitu pulang dari acara pernikahan mereka.

Renjun mengangguk tak keberatan, ia bahkan cukup terkejut begitu menyadari bagaimana bagusnya gedung yang mereka jadikan tempat pemberkatan. Mereka berdua pasti sibuk dengan urusan kantor, tapi bisa menyempatkan diri mengurusi hari pernikahan mereka bahkan menyembunyikannya dari Renjun.

"Iya, nanti cari sama-sama saja." Ujar Renjun begitu memasuki apartemen. Jaemin tersenyum, mengecup pipi Renjun dengan kilat.

"Aku akan membuat kopi, kau mau sesuatu?" Tanya Jaemin, namun dijawab gelengan kepala oleh Renjun.

Setelah Jaemin berlalu menuju dapur, Jeno mendekat pada Renjun. Membantu Renjun melepas jas yang dikenakan anak itu. "Mau aku mandikan?"  Tanya Jeno

Renjun menggeleng, setelah gantian membantu Jeno melepas jas-nya. "Tidak, Jeno juga pergi mandi saja sendiri."

Di kamar mandi, Renjun agak berlama-lama mengingat ia begitu gugup hendak menghadapi malam ini. Ini memang bukan kali pertama ia akan melakukan hubungan badan dengan Jeno ataupun Jaemin, tapi ini adalah pertama kali setelah hubungan mereka kembali membaik setelah sebelumnya sempat kacau.

Ada ketakutan kalau nanti ia berbuat salah.

Renjun tersadar dari lamunannya begitu ia mulai kedinginan berada di kamar mandi, ia segera keluar dan mendapati Jeno pun tengah duduk di sofa kamarnya dengan rambut yang masih basah. Sepertinya Jeno menggunakan kamar mandi luar. 

"Kau lama, apa tidak kedinginan?" Jeno mengambil handuk lain dari dalam lemari, membungkus tubuh Renjun dengan itu agar lebih hangat.

"Jeno—" Renjun hendak bertanya, saat tubuhnya di dorong agar duduk di atas kasur.

Jeno mengangkat dagunya, mencium bibir Renjun. Memagutnya perlahan, dan Renjun bisa merasakan kalau Jeno tengah menyalurkan hangatnya pada Renjun.

"Hmm?" Gumam Jeno di tengah kegiatannya menyesap bibir Renjun bergantian.

Tadinya, Jeno tak berniat melahap Renjun begitu anak itu keluar dari kamar mandi. Namun begitu ia merasakan balasan dari Renjun dalam ciuman mereka, ia menggeram. Ia tak akan menunggu lebih lama lagi untuk menikmati Renjun malam ini.

Renjun pun yang tadinya hendak bertanya ia akan melakukannya dengan siapa dulu malam ini, tak jadi menanyakan itu. Mengingat saat ini ia pun tengah memejamkan matanya, menikmati setiap sentuhan penuh gairah yang Jeno kirim pada tubuhnya.

Handuk yang tadi dikenakan Jeno pada tubuhnya kini telah tanggal, bahkan handuk yang Renjun pakai dari kamar mandi tadi pun sudah terbuka. Membuat tubuhnya kini telanjang dihadapan Jeno yang sengaja melepas ciuman mereka dulu untuk menikmati pemandangan erotis di hadapannya.

Tubuh mulus itu kini berbaring pasrah, dengan mulut setengah terbuka karena nyaris kehabisan napas setelah melewati ciuman panas dengannya barusan.

Jeno menyentuh paha Renjun, mengusapnya sensual. Dan dengan perlahan, melebarkan kaki Renjun agar mengangkang di hadapannya. Tanpa sadar Renjun mendesah lirih. Membuat dirinya mengerjap cepat, dan mengatupkan mulutnya. Menatap Jeno yang balik menatapnya dengan kening berkerut.

Reaksi Renjun yang seperti ini pernah ia dapati, saat anak itu mendapat lagi sentuhannya saat Jeno coba mengalihkan ketakutannya setelah mencoba menenggelamkan diri ke dalam air.

"Jeno, tutup saja mulutku saat kita melakukannya ya?" Renjun meraih tangan Jeno, dan menggenggamnya.

"Kenapa begitu?" Tanya Jeno penasaran, karena sejak dulu Renjun tak pernah meminta hal aneh macam ini.

at the end ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang