Blaka Suta Rasa berarti perasaan terus terang, yang diambil dari bahasa sansekerta.
“Gea, kenapa lo belum tidur?” tanya Candy untuk yang terakhir kali.
Candy semakin ketakutan, saat ia menangkap Gea menyeringai senyuman lebar. Lalu, memutar kepalanya pelan dan menghadap ke arah Candy, yang masih berdiri di dekat jendela. Menangkap raut yang mengerikan, dari wajah Gea. Candy pun langsung berlari pergi dari kamar, dengan air ludah yang terus ditelan berkali-kali, sehingga membuat suaranya tercekat pada rongga tenggorokan.
CLEK!
Sebuah pintu dari salah satu kamar terbuka, lantas membangunkan seseorang yang masih belum tidur. Dan, sedang mengerjakan sesuatu di atas ranjang, seraya menatap laptop di hadapannya. "Gea!" Candy, menghampiri ranjang di kamar itu.
“Sara, tolong Gea!” pinta Candy dengan napas kasar, dan raut panik yang sudah memenuhi wajahnya.
“Kak Gea, kenapa?” tanya Sara pelan supaya tidak membangunkan Jihan, yang masih tertidur pulas di sampingnya.
“Dia ....” Candy akan mengatakan kejadian di kamarnya kepada Sara, tetapi dihentikan oleh suara langkah kaki dari luar.
Pandangan Sara dan juga Candy langsung mengarah pada pintu kamar yang terbuka lebar, sebab tadi Candy memasuki kamar itu dengan sangat tergesa-gesa. Hingga, mereka berdua menangkap Gea yang berjalan melewati kamar itu. Tatapannya yang kosong, dan berjalan lurus ke depan—membuat Sara segera menutup laptopnya dan berdiri—Candy justru ketakutan. “Kak Gea,” panggil Sara berlari ke luar dari kamar, tetapi tidak mendapat sahutan dari Gea.
“Sara, tunggu.” Candy pun mengikuti langkah Sara, yang menuju ke ruang depan.
“Kak Gea, jangan keluar!” seru Sara mempercepat langkahnya, supaya bisa meraih tangan Gea yang sudah membuka pintu.
Mendengar seruan dari Sara, Rama pun terbangun dan langsung terduduk di atas ranjangnya. Namun, ia masih meyakinkan diri untuk beranjak dari kamar. Karena malam sudah sangat larut, sehingga ia berpikir jika suara yang didengarnya, hanya sebatas halusinasi. “Tadi itu suara Sara apa bukan, ya?”
Sementara itu, Gea yang dalam kondisi tidak sadarkan diri. Tetap membuka gagang pintu, yang sudah tua dan berkarat. Lalu, kembali berjalan sambil membawa teplok yang sudah menyala. Bola mata Candy membulat penuh, pada ambang pintu. Ketika tangan Sara berhasil meraih tangan Gea, yang akan menggantungkan teplok tersebut di depan rumah.
PYAR!
Teplok tersebut pecah, kacanya hancur berkeping-keping dan api di dalamnya pun padam. Ketika Sara melempar teplok itu dengan sangat cepat, ke pekarangan rumah yang penuh dengan bebatuan. Beberapa saat, tubuh Gea melemas dan kehilangan keseimbangan untuk berdiri. Sehingga, Sara dan Candy langsung menangkap tubuh Gea yang akan terjatuh. Mereka berdua pun membawa Gea, kembali ke kamar. Membaringkan tubuh yang sudah sangat lemah itu, di atas ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESA SESUK [ END ]
Mystery / Thriller[ SEBELUM MEMBACA, DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !!! ] > Sequel atau kelanjutan cerita dari KAMPUS KERAMAT. > Bisa dibaca terpisah, 18+ > Mengandung unsur simbolik, ritual, dan penuh misteri Pada akhir tahun 2012, Sara dan teman-temannya kembali...