INI AKHIR KISAH KITA, TEMAN

222 21 5
                                    

Sara Diana Hanzi : "Rama, maaf karena nggak bisa menempati janji, untuk tetap bersama dan nggak pergi sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sara Diana Hanzi : "Rama, maaf karena nggak bisa menempati janji, untuk tetap bersama dan nggak pergi sendirian."

Rama Dermaga Sanjaya : "Sara, kali ini aku mengizinkan kamu untuk pergi sendiri, karena lebih baik kamu pergi daripada harus menetap lebih lama lagi."

Jihan Maurine : "Kalian nggak khawatir sama aku?"

Rama Dermaga Sanjaya : "Aku pasti khawatir, karena kamu pergi tanpa kabar, Jihan. Tapi, apa dayaku? Kamu pergi sesuai kehendak takdir, jadi aku cuman bisa pasrah tanpa perlu khawatir."

Sara Diana Hanzi : "Iya, Jihan. Aku yakin kamu akan baik-baik aja, sekali pun raga kamu nggak bisa pulang. Tapi, perjalanan yang aku lewati bersama kamu, akan selalu terkenang."

Arka Zayidan & Arga Zeydan : "Terima kasih, teman-teman! Sudah berusaha untuk menyelesaikan penelitian ini. Tapi, maaf kalo KKN-nya nggak berjalan sesuai dengan rencana."

Gea Amarasya : "Teman-teman, maaf karena aku pergi secara mendadak."

Candy Pricilla : "Gea, harusnya kamu bisa bertahan sedikit lebih lama, jangan buru-buru meninggalkan kita."

Farrel Pratama : "Semoga kamu tenang, ya, Gea. Dari perjalanan ini, akhirnya aku bisa memahami arti pertemanan dan sebuah hubungan. Kita yang saling bekerja sama, kita yang mulai berkorban satu sama lain, dan kita yang ternyata nggak bisa pulang bersama-sama."

Candy Pricilla : "Terima kasih Farrel, karena udah mengajarkan arti ketulusan buat aku, terima kasih juga karena udah memberikan aku kesempatan, untuk menghirup udara pagi itu. Meski, hanya beberapa detik karena aku harus membiarkan udara itu menghilang, supaya Sara dan Rama bisa kembali pulang."

Sara Diana Hanzi : "Kalian berdua memang pasangan yang udah ditakdiran Tuhan, bahkan sampai maut memisahkan."

Rama Dermaga Sanjaya : "Aku sangat berharap, kita semua bisa bertemu lagi."

Jihan Maurine : "Rama, ternyata yang datang lebih dulu bukan pernikahan, tapi justru kematian. Tetap bahagia di sana, ya."

Sara Diana Hanzi : "Teman-teman, tunggu aku, ya! Kita semua pasti bisa berkumpul lagi, tapi bukan di alam yang sama, melainkan di alam yang berbeda."

Sara Diana Hanzi : "Tunggu aku datang."

👻👻👻

Sekilas percakapan dari mereka, setelah roh-roh mereka kembali muncul di penglihatan Sara, setibanya di Jakarta. Beberapa dari keluarga mereka, telah mengadakan acara pemakaman. Walaupun, tanpa jasad anak-anaknya, yang memang sudah tidak bisa ditemukan. Desa itu telah merenggut jiwa sekaligus raga mereka, semuanya sirna begitu saja. Bahkan, tim SAR dan polisi tidak dapat menemukan desa, yang berada di tengah pulau Selat Sunda; perairan yang memisahkan antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Desa itu berubah menjadi air biru, yang tenang dan jernih.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca ini?

DESA SESUK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang