Drejeg lan Giri-giri berarti Kelihatan tajam dan menakutkan, diambil dari bahasa Sansekerta.
Sara mengembuskan napas lega, ketika ia melihat Jihan masih tertidur di atas ranjang. Namun, ia dibuat terperanjat dengan salib, yang menggantung pada dinding kayu itu. Posisinya berbalik seperti semula kembali, sehingga Sara langsung menutup pintu kamar dan menuju ke ruang depan. Seluruh jendela yang ada di sana ditutupnya rapat-rapat, bahkan pintu rumah pun dikunci olehnya.
“Sara, kamu kenapa mengunci semua pintu dan jendela?” tanya Rama membuat Gea dan Candy ikut bertanya-tanya, sementara Farrel sudah lebih dulu memasuki kamar. Sebab, ia sangat terpukul akan kepergian Arka dan Arga secara misterius.
“Iya, Sar, ada apa? Kenapa semua jendela ditutup kayu kaya gitu?” tanya Candy kemudian.
“Sara, nggak usah parno. Arka sama Arga hilang, itu karena ulah mereka sendiri. Mereka udah melanggar peraturan desa, jadi mereka pantas menerima akibatnya,” tutur Gea.
“Kak, selama kita masih di desa ini, kita harus saling jaga. Jangan sampai ada yang melanggar peraturan lagi, karena aku tahu kalo Lucifer masih menginginkan satu tubuh lagi untuk menjadi pengikutnya. Malam ini, dan besok jangan ada yang ke luar rumah.” Sara kembali memasang kayu-kayu membentuk silang, di setiap pintu dan jendela menggunakan paku.
“Sara, kalo kita nggak ke luar dari rumah. Gimana kita makan, dan gimana kita penelitian?” tanya Gea, tetapi Sara tetap melakukan pekerjaannya itu.
“Penelitian udah selesai, dan kita nggak perlu pusing memikirkan makanan. Karena aku bawa banyak mie instan dan cemilan, buat persediaan makanan selama kita ada di desa ini. Jadi, kalian semua nggak perlu khawatir!” tegas Sara.
Setelah seluruh pintu dan jendela di rumah itu tertutup, oleh kayu-kayu yang Sara pasang di sana. Mereka semua kembali tertidur, begitu dengan Sara yang langsung mengantupkan kedua kelopak matanya. Namun, tiba-tiba Sara melihat sesuatu yang tajam dari pandangannya. Ia membulatkan bola mata, dengan mulut yang menganga. Pada saat dirinya berada di atas altar gereja Satanik, lalu menangkap Jihan sedang dihampiri oleh sesosok makhluk berpostur tinggi besar, berbulu, dan berjubah hitam. Jihan hanya terdiam, saat tubuhnya diangkat oleh makhluk tersebut untuk kemudian didudukan pada bahu lebar miliknya.
Sara berniat untuk menghalangi makhluk itu, supaya Jihan tidak menjadi anggota pengikut sekte aliran sesat berikutnya. Namun, sepasang kakinya tidak bisa untuk digerakan, serta tubuh yang terasa sangat kaku. Sehingga, Sara mulai meneteskan air mata dan tetap berdiri di tempat. Bola mata itu semakin penuh dengan cairan bening yang mengalir deras di pipi, saat Jihan diletakkan pada meja panjang yang dipenuhi oleh bunga tujuh rupa. Lalu, tangan dengan jari-jari panjang serta berbulu, mulai menekan dada Jihan yang terbaring di sana, dengan kedua mata yang masih tertutup oleh kain kasa. Hingga, satu per satu kancing baju Jihan dibuka oleh makhluk itu, seperti akan melakukan hubungan badan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESA SESUK [ END ]
Mystery / Thriller[ SEBELUM MEMBACA, DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !!! ] > Sequel atau kelanjutan cerita dari KAMPUS KERAMAT. > Bisa dibaca terpisah, 18+ > Mengandung unsur simbolik, ritual, dan penuh misteri Pada akhir tahun 2012, Sara dan teman-temannya kembali...