Chapter 09. Adus Getih

157 13 1
                                    

Adus Getih yang berarti mandi darah, dari Bahasa Jawa.

Rama melepaskan pelukan itu, setelah melihat sebuah jasad manusia yang sudah menjadi tengkorak—terduduk di kursi panjang yang terbuat dari kayu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rama melepaskan pelukan itu, setelah melihat sebuah jasad manusia yang sudah menjadi tengkorak—terduduk di kursi panjang yang terbuat dari kayu. “Kenapa ada banyak bangkai manusia di sini?”

“Iya, Ram. Mereka semua jasad yang nggak dimakamkan secara layak, aku juga nggak tahu siapa yang udah menyimpan jasad-jasad itu di sini,” ujar Sara dengan menatap kain-kain putih, yang menutupi banyaknya jasad manusia di ruang kamar itu.

“Tadi kamu teriak, kenapa?” tanya Rama mengalihkan pandangan Sara padanya.

“Ada sosok makhluk besar, yang mendekat ke aku, Ram. Dia bilang, kalo salah satu temanku akan menjadi permaisurinya,” jawab Sara lantang.

“Sekarang, kita harus kembali ke rumah penginapan, Sar,” ajak Rama mendapat persetujuan dari Sara, mereka berdua pun langsung ke luar dari kamar itu dan menuruni anak tangga. Namun, sebelum mereka tiba di pintu utama bangunan itu, sebuah ruangan tersembunyi tanpa pintu terlihat di kedua mata Sara dan juga Rama.

Suara jeritan terdengar dari dalam ruangan, yang berada di dekat lorong gelap. Sehingga, Sara dan Rama mulai penasaran untuk memasukinya, tetapi langkah mereka berdua yang mendekat justru menghilangkan suara jeritan, yang bersumber dari ruangan tersembunyi itu. Rama memandang Sara di sebelahnya, lalu mengeratkan genggaman tangan yang masih saling terpaut. Perlahan, sepasang kaki mereka berdua berjalan mendekat, hingga tiba di dalam ruangan tersembunyi itu.

Sara menganga, begitu juga dengan Rama yang langsung membulatkan bola matanya penuh. Seketika pandangan mereka menangkap sebuah tengkorak manusia, yang tergeletak di lantai. Tidak hanya itu, mereka berdua pun melihat bercak darah di dinding ruangan, sehingga Sara mulai ketakutan dan melangkah mundur. Namun, tanpa sengaja sepatunya menginjak aliran darah segar, yang masih terasa kental dan lengket. Sara terperanjat, pada saat menghadap ke belakang dan menemukan begitu banyak bangkai manusia, dengan kondisi hangus terbakar dan juga hanya menyisakan tengkorak saja.

 Sara terperanjat, pada saat menghadap ke belakang dan menemukan begitu banyak bangkai manusia, dengan kondisi hangus terbakar dan juga hanya menyisakan tengkorak saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DESA SESUK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang