Chapter 08. Kadhaton SATANIK

169 11 2
                                    

Kadhaton berarti istana, dan satanik merupakan sebuah perkumpulan dari orang-orang yang melakukan penghujatan kepada Tuhan, atau melenceng aturan Tuhan. Terutama, pada keyakinan Kristiani.

“Pergi dari sini, atau kamu akan celaka,” usirnya dengan pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Pergi dari sini, atau kamu akan celaka,” usirnya dengan pesan.

“Tapi, ada apa sama kawasan hutan terlarang? Dan, kenapa Kakek ....” Sara menggantungkan perkataannya, saat Rama datang menghampiri.

“Kenapa, Sar?” tanya Rama membuat Sara memandangnya. “Kakek ini melarang aku buat ada di sekitar kawasan hutan terlarang, Ram. Katanya, kalo aku ada di sini aku bakalan celaka,” ujar Sara membuat kening Rama berkerut.

“Kakek yang mana, Sar?”

“Ini, Kakek yang ada di depan aku, Rama,” tunjuk Sara jelas-jelas dapat memandang sosok pria tua, yang masih berdiri tegak di hadapannya. Walaupun, kedua bola mata pria tua itu tampak putih dan sepertinya tidak bisa untuk melihat; buta.

“Aku nggak lihat apa-apa, apalagi Kakek yang kamu maksud itu, Sar,” kata Rama.

Sara menangkup bahu Rama, membuat pandangan mereka berdua sejajar. “Kamu beneran nggak lihat?” Rama menggeleng, sehingga Sara langsung menghadap ke depan. Namun, sosok pria tua paruh baya itu, sudah menghilang entah ke mana.

“Berarti Kakek tadi, bukan manusia, ya, Ram,” kata Sara pelan, membuat Rama mengedikkan kedua bahunya. Lalu, melontarkan satu kata saja. “Mungkin.”

“Lagian, kamu ngapain ada di sini? Kenapa nggak ikut gabung sama mereka, buat melakukan penelitian,” tambah Rama sambil menunjuk teman-temannya di sana.

“Ram, kamu percaya ‘kan sama kemampuan aku?” tanya Sara dibalas anggukan dari Rama.

“Sebenarnya, desa Sesuk ini ....” Sara merasa ragu, ia menghentikan perkataannya. “Kamu bisa cerita semuanya ke aku, Sar.” Namun, tatapan lekat dari bola mata Rama membuat Sara menghela napas panjang, sebelum akhirnya menceritakan satu per satu penglihatan yang ia dapat, setelah berada di desa tersebut. Rama hanya diam, untuk mendengarkan Sara bercerita sampai selesai.

“Harus hari ini, Sar?”

“Iya, Ram. Kita nggak boleh menundanya lagi, semakin cepat aku tahu kebenaran tentang desa ini. Semakin cepat juga kita pergi dari sini.”

“Tapi, aku takut kalo itu justru membahayakan kita semua, Sar,” bantah Rama.

“Rama, kalo kita terlalu lama tinggal di desa ini. Dan, kita terus-terusan diteror gimana? Aku tahu ini mungkin akan berakibat buruk buat kita, tapi aku harus tahu sesuatu yang ada di dalam kawasan hutan terlarang ini, Ram.”

Rama menangkup kedua bahu Sara. “Penelitian kita belum selesai, Sar. Apa nggak sebaiknya, kita tunggu penelitian kita selesai dulu, baru kita masuk ke kawasan hutan terlarang dan mencari tahu semuanya.”

DESA SESUK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang