Chapter 15. Dara Dasih Ciri Wanci

129 11 0
                                    

Dara Dasih merupakan seperti yang diimpikan, dan Ciri Wanci berarti sesuatu hal yang mengenai keburukan. Diambil dari bahasa Sansekerta.

“Aku takut,” adu Sara di dalam pelukan Rama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku takut,” adu Sara di dalam pelukan Rama.

“Kamu tenang dulu, ya. Sekarang kamu aman, karena ada aku di sini,” ujar Rama membuat Sara langsung melepaskan pelukan itu, dan memandang bola mata Rama yang berbinar.

“Aku mimpi tentang sekte, dan Lilith.”

Kedua alis Rama terangkat, ia masih belum mengerti perkataan Sara. “Maksud kamu Bu Lili, ibu tirinya Sukma?”

“Dia bukan manusia, Ram,” ungkap Sara membuat Rama kembali memeluknya. “Dia iblis,” lanjut Sara semakin mengeratkan pelukan itu.

“Kamu bisa menceritakan semuanya di depan teman-teman?” tanya Rama dibalas anggukan ringan dari Sara, kemudian mereka berdua pun beranjak dari kamar. Menghampiri mereka semua, yang sudah menunggu di ruang depan.

“Sara, lo baik-baik aja ‘kan?” tanya Candy khawatir, tetapi Sara hanya mengangguk tanpa tersenyum.

“Lo mimpi apa? Sampai teriak-teriak kaya tadi,” ujar Gea yang selalu penasaran.

Sara pun terduduk di sofa, di antara Candy dan Jihan. Sementara, Gea, Rama, Farrel dan Arka berdiri di hadapannya. Karena sofa di rumah penginapan itu, hanya tersedia satu dan sudah sedikit rusak. Namun, masih layak sebagai tempat duduk mereka di sana. Kemudian, pandangan mulai tertuju pada Sara saja, mereka semua diam supaya dapat mendengar sesuatu yang akan Sara ceritakan.

“Barusan aku mimpi, dan sebelumnya aku juga udah banyak mendapat penglihatan. Bahkan, setelah kita semua sampai di desa ini, aku udah melihat banyak makhluk tak kasat mata. Tapi, kebanyakan dari sosok-sosok itu meminta kita supaya cepat meninggalkan desa ini, mereka seolah-olah melarang kita buat penelitian di sini.”

“Karena di desa ini ... penduduknya menganut ajaran sesat,” lanjut Sara membuat mereka semua bingung, entah harus percaya atau tidak akan perkataan Sara.

“Ajaran sesat gimana?” tanya Arka dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada.

“Kalian ingat orang-orang berjubah putih di dekat danau malam itu?” tanya Sara balik, sehingga mereka mengangguk. Lantas, Sara memulai pembicaraan serius dengan mereka semua. Satu per satu dari mereka percaya akan perkataan Sara.

“Jadi, mitos hilangnya penduduk di desa ini bukan karena dimangsa sama binatang buas. Tapi, karena mereka menjadi anggota sekte sesat?” tanya Farrel menatap Sara dan Rama secara bergantian.

“Berarti kelompok manusia berjubah putih, yang waktu itu kita lihat ....”

“Mereka anggota sekte, Kak,” sambung Sara."Penduduk di desa ini, setiap malam melakukan ritual sekte. Mereka mengikuti ajaran Iblis, dan mempercayai bahwa Iblis sebagai Tuhan mereka. Kebanyakan dari mereka nggak punya keluarga, jadi mereka masuk ke kelompok para penganut sekte sesat," lanjutnya membuat mereka semua mematung dan menyusun serangkai kejadian tragis, yang terus meneror mereka selama di desa Sesuk tersebut.

DESA SESUK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang