Luca My Partner
Pulang sekolah, gue jemput di kelas
Temani gue ke toko buku
"Tumben, jam istirahat lo di sini?"
Atensi gue teralihkan oleh dua orang yang baru saja datang dan mendekat ke arah gue dan Jauzan yang lebih dulu berada di atap ini.
"Kangen makan sama lo semua." Jawab gue.
"Dam, gue cringe anjir dengar bahasa lo." Balas Teguh geli, memeluk tubuhnya. Gue hanya tertawa melihat ekspresinya.
"Lo berdua kenapa telat ke sini?" Tanya gue.
"Biasa. Kai ambil kesempatan. Ngebantuin ceweknya ngembaliin buku." Jawab Teguh.
"Bukan cewek gue. Calon sih, iya. Cewek nggak boleh bawa buku yang berat-berat. Makanya, gue bantuin." Bela Kai.
"Tapi, nggak usah ajak gue juga. Capek gue jadi obat nyamuk."
"Siapa suruh lo selalu sama gue."
"Kai, bahasa lo ambigu setan."
"Berisik."
Atensi kami semua tertuju ke arah Jay yang baru saja datang, berjalan mendekat ke arah sofa yang menjadi spot favoritnya, dan langsung membaringkan dirinya dengan buku yang ia buka dan menaruhnya pada wajahnya untuk menutupinya.
"Btw, ngapain pakai voting suara kemarin? Nyusahin panitia." Ucap Teguh membuka topik baru.
"Gue lagi ada taruhan sama Luca." Jawab gue dengan menghedikkan kedua bahu.
"Eits. Taruhan sama target taruhan? Terus, siapa menang dan taruhannya apa?" Tanya Kai.
"Ya jelas gue lah yang menang. Taruhannya, Luca harus jalan sama gue selama 7 hari. Nggak 7 hari berturut-turut. Sesuai kesempatan gue dan dia. Biar, gue bisa lebih dekat dengan dia." Jelas gue.
"Mendekatkan diri apaan. Kedengaran nggak cocok lo ucapin kalimat itu di mana lo jadiin Luca sebagai bahan taruhan." Sindir Teguh dah hanya gue balas dengan merotasikan bola mata gue malas.
"Tapi, Ja, kak Yoshi beneran pacaran sama Luca?" Tanya gue.
Gue benar-benar pengen memastikan lewat adeknya sendiri. Siapa tahu, ia tahu walau hal tersebut nggak mung-
"Mana gue tahu. Tanya kak Yoshi aja sendiri."
See? Gue salah berharap.
"Gue nggak mungkin tanya lo, kalau gue nggak tanya langsung ke kak Yoshi. Dan jawabannya juga bikin bingung. Bahkan, gue sampai bilang kalau gue suka Luca-"
"Hah?" Potong Teguh, membuat gue kesal dan mengambil ancang-ancang untuk melemparkannya bantal sofa.
"Jangan dipotong, setan. Gue masih menjelaskan."
"Kak Yoshi bilang, usaha. Nggak jelas banget kan jawabannya. Kalau mereka pacaran, berarti gue perusak hubungan orang dong? Malas gue dituduh yang nggak-nggak." Jelas gue.
"Dan bakalan muncul berita di base yang bilang, 'Adam Kalandra merebut pacar kakak dari sahabatnya, Jauzan Ivander'." Ejek Teguh yang langsung dihadiahi bantal leher yang dilempar ke arahnya dan tepat mengenai wajahnya. Pelakunya, Jauzan dan Kai tertawa keras melihat kejadian tersebut.
"Jangan bawa-bawa nama gue." Sinis Jauzan.
"Gosip banget tuh judul." Ucap Kai masih tertawa.
"Terus, kapan lo mulai aksi lo?" Tanya Teguh setelah tawa Kai mereda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam's Ice Girl
FanfictionKarena kekalahannya dalam permainan TOD di hari pertama awal semester genap, Adam Kalandra mau tidak mau harus menerima usulan dare dari teman-temannya yang kini berubah menjadi taruhan mereka dalam waktu 45 hari. Isi taruhannya, membuat seorang Rat...