Ch. 5 Misi Selanjutnya

2.8K 343 2
                                    

Ye Liu cukup suka untuk membaca, disebabkan profesi nya sebagai penulis. Meski begitu keinginannya untuk mengoleksi lebih besar dari sekedar membaca dan menulis.

Maka dari itu Ye Liu memilih alternatif lain yakni memainkan banyak game. Tidak peduli sesibuk apapun ia menjalani perbudakan dikehidupannya dulu, Ye Liu pasti akan menyempatkan dirinya untuk bermain game.

Seperti yang dikatakan oleh adiknya,"tidak mungkin gajimu hanya segitu," Selain kebutuhan sehari-hari dan keluarga Ye Liu memilih menggunakan semua gajinya untuk mengoleksi barang-barang dalam game.

Perkara ini membuat ibu dan adiknya hampir muntah darah, bagaimanapun gajinya 100 kali lebih besar dari sisa saldo terakhirnya.

Jadi kenapa dirinya terlibat dengan perusahaan bajingan?

Itu pasti karena dirinya dulu yang linglung dalam keluarga yang selalu mengecamnya. Ibunya sadar bahwa anak sulungnya Ye Liu memiliki kemampuan mengingat dan memahami yang sangat luar biasa.

Tentu saja ia tidak tahu begitu saja melainkan diberi tahukan oleh sebuah perusahaan yang menyadari potensi tersembunyi Ye Liu.

Ibunya dibujuk oleh perusahaan bejat itu dengan iming-iming hadiah dan gaji mingguan yang terus meningkat, tetapi dengan kontrak bersyarat.

***

[Nama: Ye Zhong (Ye Liu)
Umur: 12.956 (1.000.000 + 32)
Vitalitas spirit: 97
Skill bawaan:
•system
•penyimpanan tak terbatas
•bakat belajar mengajar tak
terbatas
•fisik,jiwa dan batin tak terbatas
Spirit: pohon abadi
*Tap untuk detail...]

Ye Liu menatap status nya sebentar lalu melirik ke notifikasi yang terus bermunculan seiring ia membaca.

[Skill memasak berhasil dimasukkan ke library of memories]

[Detoksifikasi racun berhasil dimasukkan ke library of memories]

[Pengetahuan umum berhasil dimasukkan ke library of memories]

[Skill merawat berhasil dimasukkan ke library of memories]

[Skill meracik berhasil dimasukkan ke library of memories]

[Ilmu titik akupuntur dan Meridian berhasil dimasukkan ke library of memories]

.....

"Sudah semuakah?" Ia memandang sekeliling dimana ia tengah berada di pojok rak paling terakhir diantara rak-rak buku lainnya.

Matahari enam warna masih berada di tengah langit, tandanya masih ada setengah hari. Ye Liu kemudian membayar 1 koin emas dan keluar dari gedung begitu saja.

Tidak ada yang mempertanyakan apapun, meski mereka heran dengan pria yang baru saja membolak-balikkan buku.

Ye Liu beralih ke pedagang sayur dan buah, ia segera membeli 50 dari setiap jenis sayur dan buah yang ada. Ia juga membeli beberapa perabotan termasuk alat masak dan makan, pakaian untuk chao ji, beberapa tanaman obat, alat-alat yang belum pernah ia lihat, kain dan lain sebagainya.

Tak terasa hari sudah berganti malam dengan bulan yang bersinar biru menerangi sudut-sudut kota.

Akhirnya ia sampai di penginapan bibi Jo, sebelum naik ke kamar ia memesan makanan dengan sebuah bir.

"Aiyo... Anak muda sekarang berwajah rupawan." Puji bibi Jo menggosok wajahnya Dangan nampan di pinggangnya.

Ye Liu segera merubah ekspresi dingin diwajahnya menyesuaikan kebiasaan dalam ingatan Ye Zhong,"ah, bagaimana bisa saya dibandingkan dengan bibi Jo yang sangat cantik," ungkapnya memuji kembali dengan wajah cerah yang berbunga-bunga.

"Aiyo~ seandainya anakku bermulut indah seperti mu." Ungkapnya berseri-seri kemudian mendingin,"sayangnya dia berwatak sama dengan ibunya, kenapa anak tunggal ku tidak berwatak sama dengan ayahnya haah..." Ekspresi nya terlihat kecewa dan terus menghela nafas.

"Ahaha." Ye Liu tertawa renyah melihat bibi Jo yang perawakannya agak galak meskipun dengan badan yang agak gemuk pandangannya masih memperlihatkan intimidasi setiap kali memandang para tamu yang sudah mabuk.

"Oi pak tua, bawa pulang teman berhargaku itu." Panggilnya terhadap suaminya, suaminya datang dengan sedikit memandang ke bawah lalu berkata,"biarkan saja... biarkan saja bukan sekali si tua malang Gu seperti itu."

"Tidak bisakah kau lihat pengunjung lain merasa tidak nyaman." Bibi Jo terlihat marah dan segera mengusir si pak tua Gu yang masih menari-nari meski terhuyung-huyung.

"Terimakasih bibi Jo." Seruan mulai terdengar memuji bibi Jo yang luar biasa menendang gelar douluo dengan enteng.

"Istriku..." Sang suami terlihat merengek dengan matanya yang berkaca-kaca memanggil istrinya yang sangat kuat,"enyahlah pak tua" bibi Jo terlihat malu tapi wajahnya masih tetap tegas mendorong kepala suami yang tengah memeluknya.

"Istriku...aku mencintaimu." Setelah ucapan dari suami bibi Jo yang kurus, sorak sorai dari pengunjung mulai tertawa ria dengan sorakan mendukung bibi Jo dengan suaminya.

Entah mengapa kota ini terasa damai... Atau hanya terlihat seperti itu.

"Yah bagaimanapun aku harus secepatnya meninggalkan tempat ini." Ye Liu berdiri dan meletakkan 10 koin tembaga diatas meja lalu beranjak naik menuju Chao Ji.

"Kurasa lebih baik kita pergi malam ini, kota ini hanya akan mengekspos kita jika berlama-lama." Ye Liu meraih Chao Ji dan menggendong dalam pelukannya.

"Bibi Jo terimakasih atas kamarnya." Ye Liu meraih tangan bibi Jo dan memberikannya 10 koin emas,"ah, ini terlalu berlebihan." Bibi Jo hendak mengembalikannya tapi ditahan oleh Ye Liu yang tersenyum dengan sedikit sedih.

"Baiklah baiklah, pakai jubah ini, meskipun tidak mewah tapi ini cukup untuk menghangatkan anakmu ini." Entah mengapa bibi Jo merasa tidak boleh menanyakan lebih lanjut perihal kepergian Ye Liu yang cepat.

"Terimakasih bibi Jo." Sedikit senyum tulus terlukis diwajah Ye Liu yang terlihat lesu. Setelah kepergiannya bibi Jo tersadar dari lamunannya ketika suaminya memanggil.

"Istriku kenapa kau menerima koin emasnya, tidak seperti biasanya kau menerima begitu saja." Suaminya tahu betul bahwa penghasilan mereka sudah sangat cukup sehingga untuk apa menerima lebih.

"Haih... Ini hanya jaminan untuk tidak memberitahukan keberadaan mereka ketika ada yang menanyakan mereka." Bibi Jo saat ini hanya selangkah menuju gelar douluo jadi dia tahu betul bahwa Ye Liu lebih kuat dari si tua Gu yang kekuatan rohnya 92.

"Mungkinkah mereka dalam pelarian? Entah apa yang sudah dilaluinya bersama anaknya yang sedang kritis." Bibi Jo cukup percaya dengan intuisi nya. Tapi itu memang sedikit benar.

***

Ye Liu mengaktifkan cincin roh kedua cabang ke 1 yang memungkinkannya meningkatkan kecepatan sebesar 45%, meskipun ia sudah cukup jauh dari kota sebelumnya. Pulau apung misterius terletak jauh dalam pedalaman hutan misterius. Jadi untuk sementara Ye Liu menyempatkan dirinya untuk berhenti di tengah jalan.

Tepat ketika Ye Liu membaringkan tubuh Chao Ji, suara auman membuatnya waspada tentu saja dibarengi dengan notif system.

[Keberadaan manusia tak dikenal terdeteksi]

[Tanda-tanda kehidupannya redup redup]

"Sepertinya ada orang yang sedang terluka." Ye Liu tidak menyangka akan adanya seseorang di hutan yang penuh hewan buas ini.

Segera Ye Liu menggendong Chao Ji dan berlari ke arah sumber suara itu.

Bersambung...
Selasa 12 Juni 2022

[BL] Kaisarku Yang MalangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang