Dalam dilema berbalut kepatuhan Feng Ying tidaklah merasa keputusannya salah, melainkan merasa Ye Liu sangat 'cantik'.
Meskipun dimatanya Ye Liu cantik tapi pada saat-saat tertentu istrinya itu terlihat kejam. Seperti saat ini ketika lengan kanannya terulur kedepan. Feng Ying menanti sesuatu seperti cambuk atau sejenisnya tapi,"eh... Tidak sakit." Matanya yang tadi terpejam mulai mengintip wajah cantik yang sedang fokus memeriksa tangannya,"sangat cantik." Gumamnya dalam hati.
"Hemm... Skill medis memang luar biasa." Ye Liu cukup terpanah ketika melihat aliran energi disepanjang lengan lalu keseluruh tubuh Feng Ying dimana Jantung dan dantian merupakan pusat nya,"yang biru energi yang telah diekstrak dengan dantian sebagai pusat lalu yang merah energi internal yang melindungi tubuh bagian internal... Seharusnya sih begitu, tapi tubuh Feng Ying agak berbeda pusatnya hanya satu yaitu tepat di dantian energi eksternal dan internalnya saling mendukung dan lagi ada sesuatu yang aneh di bagian itunya." Ye Liu melihat ada pancaran aura gelap disekitar itunya Feng Ying, meski agak samar Ye Liu merasa hal yang sama dengan bagian perutnya.
"Yah... walau begitu racun dalam tubuhnya hampir sepenuhnya hilang." Pikirnya melihat secuil gumpalan cairan hitam di jantung Feng Ying,"baguslah sisa racunnya tinggal sedikit, makan obat ini," ucap Ye Liu menyadarkan Feng Ying dari angan-angan nya.
"Kau bisa bergerak bebas sekarang, tapi tidak ada sentuhan langsung." Bagai disambar petir siang bolong Feng Ying terpaku diam padahal dia sudah dibebaskan bergerak.
"I..istri jangan marah, tolong maafkan suamimu ini tidak bisa menyentuhmu sama saja dengan mati bagiku." Pinta Feng Ying memelas memandang Ye Liu dimana ia ingin menyentuh tangannya malah tertahan oleh entah apa itu.
Ye Liu tak mengacuhkannya, hanya terus berjalan menghampiri Chao Ji yang masih tertidur.
"Istri... Aku benar-benar tidak bisa hidup jika tak bisa menyentuhmu, istri tolong jangan lakukan ini padaku, istri aku benar-benar minta maaf aku.. aku.. istri maafkan aku hiks..." Feng Ying sangat putus asa hingga akhirnya berhenti mencoba menyentuh tubuh Ye Liu dan menangis ditempat.
"Istri... Hiks... Maafkan aku.. maafkan aku.. tolong maafkan aku... Jangan lakukan ini padaku.. hiks... Aku janji akan kulakukan apapun yang kamu suruh tapi jangan lakukan ini padaku hiks... Rasanya sesak.. sesak.. hiks.." Feng Ying menggorek tepat kejantungnya dadanya amat sesak.
"Oho jadi begitu." Ye Liu cukup senang dengan reaksi yang dilakukan Feng Ying sampai rasanya ingin menerkam pria malang dihadapannya.
"Kenapa dengan ini?" Ye Liu menatap mata Feng Ying yang sembab menunjuk ke tempat Feng Ying merasakan sesak.
"Sangat sesak... Hiks.. istri.. kumohon maaf kan aku.. hiks... Sesak.." Feng Ying menatap Ye Liu dengan wajah sangat menyedihkan dimana matanya sembab,"cukup memuaskan," ucap Ye Liu dalam hati yang penuh kesenangan sampai tersenyum lebar.
"Kamu tahu akibatnya kan kalau tidak menurut," Feng Ying dengan cepat mengangguk dengan tangannya yang yang masih menggorek tepat kejantungnya serta air matanya yang terus mengalir.
"Baiklah kamu bisa menyentuhku sekarang 'hanya tangan' sisanya hanya dengan izinku." Feng Ying sangat senang hingga menangis dengan senyum di wajahnya sambil dengan cepat menggenggam tangan Ye Liu.
"Berhentilah menangis, akan kuberi hadiah kalau dirimu menurut." Ucap Ye Liu menyeka air mata Feng Ying.
Tentus aja Feng Ying jadi penurut, dengan segera berhenti menangis,"buka bajumu," pinta Ye Liu mendorong tubuh Feng Ying bersandar ke pohon di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Kaisarku Yang Malang
Fantasíacerita tentang seorang penulis terkenal yang memiliki kisah hidup menyedihkan hingga layak disandingkan dengan budak zaman pertengahan. Hidup sebagai budak perusahaan, keluarga yang sangat menuntut dirinya, harus menyenangkan pelanggan kaya dengan d...