Chao Ji terdiam berpikir alasan dibalik perbuatan ibunya, "jika memang ibu menginginkan ini maka aku akan menerimanya." Pikirnya membulatkan tekad.
Zhi Xiang sibuk memperhatikan cincin dengan batu kristal berwarna merah yang didalamnya tergambar bunga teratai berwarna hitam yang penuh titik-titik putih yang bergerak-gerak Seakan ruang didalamnya bisa dimasuki.
"Cincin yang luar biasa, aku merasa seakan bisa memasuki ruang yang luas dari cincin ini." Ucap Zhi Xiang sibuk mengontak-atik cincinnya.
Mendengar hal tersebut Chao Ji langsung terpikir sesuatu yang pernah ibunya katakan tentang subspace.
Ia lalu menutup mata dan mencoba mengalirkan aura jiwanya ke cincin tersebut.
Dan benar saja terjadi sebuah resonansi ketika aura jiwanya masuk kedalam cincin itu yang membuatnya memasuki sebuah ruang lingkup terbatas.
Karena sudah paham dengan mekanisme cincin yang diberikan ibunya ia pun kembali menyelimuti tubuhnya dengan aura jiwa dan berhasil kembali di samping Zhi Xiang.
"Huaaa... Chao Ji..." Teriak Zhi Xiang melompat memeluk Chao Ji yang baru saja muncul.
"Kupikir kau baru saja di culik, Aku khawatir... Tiba-tiba kau menghilang ditelan aura hitam." Ucap Zhi Xiang memenangkan dirinya meskipun masih memeluk Chao Ji.
"Jadi seperti itu, ketika aku memasuki subspace tubuhku di selimuti aura hitam, mungkin ini menyangkut konsep ruang." Pikir Chao Ji menerka.
"Tenanglah... Aku tidak ditelan tapi didalam cincin ini ada ruang yang disediakan ibu untuk kita, coba alirkan aura jiwamu kedalam cincin itu." Ucap Chao Ji melepaskan dirinya dari pelukan Zhi Xiang.
Chao Ji kemudian mengajarkan mekanisme subspace dari cincin tersebut. Zhi Xiang cukup terkejut dengan penjelasan Chao Ji.
"Hoo... Seperti itu, aku mengerti." Ucapnya mengangguk-angguk.
Mereka kemudian mencoba masuk kedalam subspace dan mengelilingi ruang didalamnya. Dan ternyata ada sebuah bangunan mewah terbuat dari kayu yang terlihat kokoh dan mengkilat, bangunan itu cukup luas yang terdiri dari 4 lantai. Di dalamnya cukup banyak perlengkapan dan lain-lain.
Mereka berkeliling hingga ke ujung subspace itu dan berhasil mencapainya, mereka menemukan bahwa subspace itu 2/5 ukuran benua teratai tujuh warna.
Merasa sudah cukup mereka berdua keluar dari sana lalu berbaring dan tertidur karena kelelahan.
***
Matahari sudah memunculkan warnanya yang cerah menerangi setiap sisi tapi juga memunculkan bayangan.
Ye Liu terbangun karena cahaya yang lolos masuk ke rumah kecilnya dari sela-sela papan kayu.
"Selamat pagi ibunda." Ucap Huang Ya melipat kaki menunggu usapan tangan Ye Liu di dekat ranjangnya.
"..."
"Kebiasaanmu itu terkadang membuatku kesal." Ucap Ye Liu menurunkan kakinya di pinggir ranjang lalu tetap mengusap kepala Huang Ya.
"Hihihi.. aku senang punya ibunda dalam hidupku." Ungkapnya yang begitu ceria menerima usapan dari Ye Liu kemudian memegang tangan Ye Liu dan meletakkannya di pipinya serta memunculkan senyum cerahnya.
"Ukh... Silau!! Silau!! Inikah yang namanya cahaya keimutan." Batin Ye Liu yang terserang keimutan Huang Ya.
Ye Liu baru akan bangkit dari duduknya tapi merasa ada sesuatu yang memegangnya dari belakang.
Ye Liu berbalik dan menaruhnya dalam gendongannya.
"Oh si kecil Yunlei akhirnya bangun." Ucap Huang Ya berganti ekspresi karena si kecil membuat ibundanya berhenti mengelus kepalanya.
"Huang Ya.."
"Iya ibunda!?." Selanya seakan menanti-nanti, ia terlihat sangat cerah berseri-seri berharap mendapatkan sesuatu dari ibundanya.
"Tolong ambilkan susu sapi." Pinta Ye Liu membuat kekecewaan nampak di wajah Huang Ya.
Huang Ya berbalik dan membuka gerbang ruang lalu berjalan menunduk menunjukkan kekecewaannya namun tak diperhatikan oleh Ye Liu.
Tak berselang lama, "ini ibunda." Ucap Huang Ya menyerahkan susu sapi yang baru saja diperah.
Ye Liu berubah ke bentuk wanitanya lalu mencelupkan jari telunjuk nya ke susu tersebut kemudian menyerapnya.
[Ding]
[Penyerapan susu sapi berhasil dilakukan]
[Memurnikan air susu menjadi sesuai dengan kondisi tubuh]
[Berhasil dimurnikan]
"Nah Yunlei kecil pasti sudah lapar." Ucap Ye Liu membuka setengah bajunya lalu menyusui Yunlei.
Sementara itu Huang Ya hanya berdiri merasa iri dengan perhatian yang diterima Yunlei.
Siang hari setelah makan dan mandi, Ye Liu memutuskan untuk pergi ke negeri hujan menaiki elang bertanduk satu yang ada di dalam ruang dimensi nya.
"Ibunda, kemana kita akan pergi?" Tanya Huang Ya penasaran tujuan ibundanya sehingga mengharuskan untuk mengendarai elang bertanduk satu.
"Menjemput koleksi bar... Ah tidak kita akan ke negeri hujan." Ucap nya bersemangat sementara Yunlei tertidur di dalam ruang dimensinya.
***
POV: Feng Liuli
Semenjak ia pergi meninggalkan ibunya, Feng Liuli terus merasakan rindu hampir tak terbendung, lain halnya dengan ayahnya yang sudah seperti kehilangan separuh usianya.
Mereka telah sampai Di domain kelopak merah tepatnya di tempat persembunyian rahasia yang dibuat oleh para bawahan Feng Ying.
Lokasinya cukup ekstrim karena persembunyian mereka tepat di bawah lava di sebuah gunung Merapi yang terkenal sebagai Hell mountain (gunung neraka).
Diakibatkan tirani kultus demon blood, yang sekarang posisi pemimpin telah direbut oleh paman Feng Ying, Feng Wei.
"Tuan.. jika terus seperti ini kita akan mati cepat atau lambat." Ucap Wuxiu salah satu tangan kanan Feng Ying.
Situasi di domain rahasia memang dapat menyembunyikan mereka dari lacakan kultus demon blood. Tapi persediaan makanan dan air ikut terbatas dengan kondisi tanah yang dikelilingi lava.
"Bagaimana dengan tim ekspedisi?" Tanya Feng Ying mencoba menganalisa secara keseluruhan.
"Tim ekspedisi sudah mengeksplor domain rahasia, tetapi tidak menemukan adanya sumber air maupun makanan yang mumpuni." Jawab Wuxiu menunjukkan ketidakberdayaannya.
"Hmm..." Feng Ying mengeryit bingung, belum lama ini kekacauan terjadi akibat serangan monster lava yang mengakibatkan beberapa orang menerima luka bakar.
Tidak biasanya Feng Ying merasa se tidak berdaya ini, biasanya jika ia menemui jalan buntu maka istrinya akan memberi arahan bahkan sampai memukuli kepalanya.
"Bagaimana ini... Apakah kita bakal mati kelaparan."
"Sial kenapa ini terjadi kepada kita."
"Diamlah, biarkan tuan berpikir."
Bisik-bisik diantara orang-orang yang juga hadir diaula itu.
"Paman Wuxiu, bisakah paman menunjukkan apa yang di bawa tim ekspedisi kepadaku." Ucap Feng Liuli yang sedari tadi berdiri disamping ayahnya.
Wuxiu menoleh ke arah Feng Ying, kemudian Feng Ying menyetujui dengan tangan melambai sebagai tanda penyetujuan.
"Perintahkan tim ekspedisi kemari dan membawa semua yang mereka kumpulkan." Ucap Wuxiu setengah berteriak, kemudian salah seorang diantara orang-orang dibelakang berdiri lalu bergegas menemui tim ekspedisi.
Beberapa menit kemudian beberapa orang tiba dan berlutut di tengah aula,"hormat kepada pemimpin kultus!" Teriak mereka dengan kata-kata penghormatan.
"Kalian telah bekerja keras, bangunlah." Ucap Feng Ying.
"Tuan muda Liu meminta kepada kalian untuk menunjukkan apapun yang kalian dapatkan selama perjalanan." Ucap Wuxiu mewakili kata-kata Feng Liuli.
Bersambung...
Minggu 11 Desember 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Kaisarku Yang Malang
Fantasycerita tentang seorang penulis terkenal yang memiliki kisah hidup menyedihkan hingga layak disandingkan dengan budak zaman pertengahan. Hidup sebagai budak perusahaan, keluarga yang sangat menuntut dirinya, harus menyenangkan pelanggan kaya dengan d...