Kembali ke 3 tahun lalu...
Chao Ji berlari keluar dari pulau apung misterius karena membuat marah ibunya dan hampir saja ia kehilangan tangannya akibat kemarahan sang ibu.
Keringat bercucuran dari seluruh tubuhnya,"Ibu mengerikan." Lintas pikir Chao Ji masih terburu-buru meninggalkan pulau apung misterius.
"Huf... Huff..." Chao Ji lega seketika bersandar di dahan pohon. Tangannya masih gemetar ketika bayangan dirinya yang telah merusak tanaman obat Ye Liu terlintas.
"Tuan anda.. takut?" Tanya Wu ragu-ragu.
"Ma-mana ada, hanya saja.. ibu lebih mengerikan ketika marah." Ucap Chao Ji tergagap memegang tangan kanannya yang masih gemetaran.
"Hahaha.. salah anda sendiri meragukan keaslian ibu anda." Tawa Wu terbahak-bahak mengingat tuannya karena ragu Ye Liu adalah orang dari luar makanya mencoba mengusik tanaman obatnya. Setengah tanaman obat Ye Liu kacau berantakan akibat ulahnya.
"Be-berisik." Ucapnya tergagap dan merasa malu atas perbuatannya. Sekarang ia harus berpikir bagaimana membuat ibunya senang kembali.
'tidak ada'
'kalau ada paling cuma kerja rodi'
Disela-sela Chao Ji berpikir sebuah teriakan terdengar dari pedalaman hutan. Chao Ji berdiri lalu berlari ke arah sumber suara.
"Tuan... Kenapa sikap anda tiba-tiba jadi seperti pahlawan." Ucap Wu merasakan perubahan dari tuannya.
"Entahlah, aku merasa apapun yang ada didepan akan membatuku menghadapi ibu." Ucap Chao Ji menebak asalan.
Tak lama seorang anak kecil Terlihat sedang tergigit oleh sekumpulan horned wolf berusia 1.000 setidaknya ada 4 horned wolf sedang mengunyah tubuh anak itu.
Anak itu tak berdaya hanya bisa berteriak histeris dengan air mata yang tak terbendung merasakan kaki, tangan dan pinggangnya digerogoti oleh horned wolf.
Chao Ji bergidik ngeri melihat pemandangan dihadapannya lalu dengan cekatan mengeluarkan belati dan menusukkannya ke leher horned wolf.
Satu tebasan untuk 2 horned wolf yang segera terkapar tak bernyawa 2 lainnya ketakutan.. berbalik dan melarikan diri.
"Instingku benar." Ucap Chao Ji kesenangan karena bantuan anak itu ia bisa berdalih untuk keselamatan anak itu
"Anda sekarang terlihat sama dengan Feng Ying." Ucap Wu yang sedari tadi melayang disekitar anak itu seakan menganalisis anak itu.
Chao Ji hanya mengabaikan ucapan Wu lalu menggendong anak itu dengan 2 lengannya, ia hendak kembali ke pulau apung misterius tapu mengingat kata-kata ibunya.
"Ingat ini, jangan lupa hasil rampasan."
Ia lalu memasukkan tubuh kedua horned wolf ke tas spasial pemberian ibunya dan segera berlari melompati dahan-dahan pohon untuk segera menuju ke pulau apung misterius.
Anak dalam genggamannya itu terlihat tak berdaya hanya membiarkan Chao Ji membawanya entah kemana rasa sakit masih terasa dari bekas gigitan horned wolf.
"Tenanglah ibuku pasti bisa menyembuhkan lukamu." Ucap Chao Ji ketika melihat anak itu tak memiliki harapan dimatanya.
***
Chao Ji akhirnya sampai, ia berteriak-teriak memanggil ibunya yang entah dalam sekejap ibunya muncul dari balik pintu dengan aura mengerikan meski masih tersenyum.
"Kau masih punya waktu untuk kembali hmm." Ucap Ye Liu tersenyum lebar meski aura disekujur tubuhnya berkata lain.
"Ibu.. bukan waktunya untuk itu, tolong selamatkan anak ini." Sebelum berucap Chao Ji sempat bergidik ngeri lalu menunjukkan anak dalam gendongannya.
Terlihat luka di kaki kiri dan kanan bekas gigitan yang juga diwarnai merah darah yang terus mengalir, luka ditangan dan pinggangnya sama.
Ekspresi wajah Ye Liu langsung berubah menjadi kecemasan melihat anak itu dan langsung mengambilnya dari Chao Ji.
"Berhasil!!" Seru Chao Ji dalam hati.
Ye Liu melangkah masuk tapi segera berhenti karena mengingat kembali perlakuan anaknya.
"Kau.. pergi tanam kembali yang sudah rusak, aku akan melihatnya sebelum matahari terbenam." Ucap Ye Liu memberikan hukuman yang membuat Chao Ji jadi masam dan segera berlari menuju tempatnya mengacau mengingat Sekarang sudah tengah hari.
***
Setelah hari itu Chao Ji tidak pernah berniat melawan ataupun menunda perintah ibunya.
Tentu saja sejak hari itu Zhi Xiang menjadi salah satu dari keluarga kecil itu sebab orangtuanya telah meninggal hanya saja ia masih memiliki sesuatu di desa roh leluhur untuk dilakukan jadi ia kembali ke sana setelah setahun masa penyembuhan di pulau apung misterius.
Kembali ke situasi dimana Chao Ji baru saja direkrut oleh paman Gao Yuan untuk ke akademi kekaisaran.
"Ekhem... Baiklah kau yang terakhir kan? Majulah." Deheman Gao Yuan mengembalikan martabatnya lalu meminta Zhi Xiang maju.
Zhi Xiang maju dengan sedikit grogi tapi ia tetap melangkah menuju tempat dimana semua anak tadi berdiri.
Perlahan 7 batu roh berputar mengelilinginya atas arahan Gao Yuan dan membentuk sebuah pelindung yang membuatnya melayang di udara dengan aura emas mengitari tubuhnya.
Tak lama sebuah spirit berbentuk laba-laba muncul di telapak tangan kanannya.
"Frozen spider, cukup langka diantara laba-laba lainnya. Hanya saja binatang spirit laba-laba cukup langka belakangan ini. Mari uji jiwa bawaanmu." Ucap Gao Yuan cukup menanti kekuatan jiwa bawaan Zhi Xiang.
Bola kristal dengan aura biru menghampiri Zhi Xiang. Tubuh Zhi Xiang perlahan kembali memijak ke tanah lalu perlahan menyuntikkan kekuatan jiwanya sebanyak yang ia bisa.
Bola itu bersinar amat terang seterang punya Chao Ji.
Gao Yuan sangat senang akhirnya ia menemukan bakat jiwa bawaan tertinggi apalagi ada 2, ia sangat menanti gajinya meningkat bulan ini.
"Luar biasa, jiwa bawaan tertinggi. Hahaha akhirnya..." Teriak Gao Yuan membuat kedua anak didepannya merasa sakit ditelinga.
"Nak, ambillah undangan ini. 3 bulan lagi pendaftaran siswa baru. Aku menanti kalian di akademi kekaisaran." Ucap Gao Yuan sangat bersemangat menyerahkan seberkas undangan ke Chao Ji dan Zhi Xiang.
"Ahahaha..." Tawa Gao Yuan sambil berjalan pergi meninggalkan mereka berdua yang saling memandang.
***
Sementara itu Feng Ying sedang minum bersama pak tua Bai Yang sudah mabuk.
Keduanya tertawa entah apa yang ditertawakan.
"Ayah..." Panggil Chao Ji melihat ayahnya yang sudah setengah mabuk.
"Ah.. sudah kembali, bagaimana kebangkitan spirit kalian?" Ucap Feng Ying dengan sedikit Ling-lung akibat mabuk.
"Pembangkitan spiritnya lancar, tidak ayah ibu akan marah kalau ayah pulang dengan mabuk, jadi berhentilah minum." Ucap Chao Ji mengambil gelas berisi arak ditangan Feng Ying dan meletakkannya ke atas meja.
"Eeh... Apa yang kau lakukan, berikan!." Ucap Feng Ying dalam setengah mabuknya.
Tak lama ia merasakan kehadiran seseorang yang ia kenal lalu kembali sadar sepenuhnya dan berdiri untuk berpamitan dengan pak tua Bai.
"Kalian pulanglah duluan." Ucap Feng Ying yang sudah kehilangan mabuknya.
"Terimakasih pak tua Bai, lain kali kita minum bersama lagi." Ucap Feng Ying sedikit membungkuk ke pak tua Bai.
Chao Ji tidak mengerti tapi ia langsung pergi bersama dengan Zhi Xiang kembali ke pulau apung misterius.
Feng Ying lalu berlari ke dalam hutan dimana ia merasakan aura orang yang ia kenal.
Bersambung...
Kamis 21 Juli 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Kaisarku Yang Malang
Fantastikcerita tentang seorang penulis terkenal yang memiliki kisah hidup menyedihkan hingga layak disandingkan dengan budak zaman pertengahan. Hidup sebagai budak perusahaan, keluarga yang sangat menuntut dirinya, harus menyenangkan pelanggan kaya dengan d...