"Apa yang kalian lakukan."
"Memeluk istri"
"Memeluk ibu"Sepertinya kesalahpahaman tidak akan berhenti berlanjut.
***
"Tuan ingatlah misi kita untuk menjadi kaisar tirani." Ucap Wu memandangi Chao Ji tuannya yang tengah termenung dalam bak mandi.
"Aku tau, hanya saja sesuatu dihatiku terasa sakit dan hangat saat disekitarnya." Ucap Chao Ji.
"Sepertinya ini perasaan pemilik asli." Ucap Chao Ji menduga-duga kenapa hatinya begitu mudah gelisah saat disekitarnya.
"Haih... Sesuatu hal yang harusnya berjalan sesuai cerita mulai berjalan diluar jalur."
"Harusnya pemilik asli bertemu dengan Ye Zhong 5 tahun setelah berkeliaran dimana-mana."
"Malah membawa tokoh antagonis yang akan menjadi batu pijakan tuan."
"Saat ini tokoh protagonis sudah berumur 4 tahun, tokoh Heroine berumur 3 tahun."
"Anda harus mengatur ulang rencana, 10 tahun lagi tempat ini akan terekspos oleh kekaisaran."
Ucap Wu panjang lebar mengenai plot cerita yang aslinya.
"Aku tahu, kau pikir aku selama ini hanya membaca saja, aku ingat semuanya." Ucap Chao Ji merentangkan tangan kebelakang bak mandi.
"Kita masih punya waktu dan lagi yang datang hanya perwakilannya saja, dan kau masih berpikir tempat ini semudah itu di lalui." Ucap Chao Ji membantah gugusan Wu tadi.
"Benar juga, oh iya tuan apa rencana anda tentang Feng Ying?." Tanya Wu sedikit khawatir karena baru pijakan telah hilang.
"Entahlah, kita lihat saja nanti." Acuhnya mengabaikan Wu keluar dari bak dan memakai hanfu.
"Ibu dimana?" Tanya Chao Ji ke rubah melayang di sekitarnya 'wu'.
"Tuan anda benar-benar telah terhanyut dalam peran." Batin Wu.
"Dia sedang memanen di halaman samping." Jawab Wu setelahnya menghilang.
***
"Ibu..." Teriak Chao Ji menghampiri Ye Liu yang sedang memetik tomat dan beberapa sayur lainnya.
"Ada apa Ji'er?" Ye Liu segera menghentikan pekerjaannya lalu menangkap Chao Ji dalam pelukannya.
"Bolehkah aku membantumu ibu." Ucap Chao Ji memelas terlihat sangat ingin membantu.
"Baiklah baik." Akhirnya Ye Liu mengizinkan dan merekapun memanen beberapa sayur, buah dan tanaman obat hingga malam akhirnya tiba.
***
"Ji'er kemarilah." Panggil Ye Liu hingga Chao Ji lekas menghampirinya tergesa-gesa karena menantikan hal yang akan diceritakan oleh Ye Liu kali ini.
"Dongeng kali ini tentang perubahan benua teratai tujuh warna." Chao Ji cukup tertarik karena belum pernah mendengar dongeng dengan judul seperti itu.
"Kisah ini dimulai dari sosok dewa tertinggi dimana dia telah menerima banyak pujian dari seluruh makhluknya, tetapi suatu hari makhluk dari dunianya memberontak dan mulai melangkah menuju ranah dewa. Perbuatannya itu membuat sang dewa jadi melemah secara internal, apalagi dewa-dewa yang lain melihat hal itu sebagai peluang dan segera menyerang dunia dunia yang telah dibuatnya."
"Sebagai dewa, semesta buatan merupakan bentuk sejatinya, jika ciptaan mereka hancur maka dirinya pun ikut hancur."
"Nah benua teratai tujuh warna termasuk salah satu dari dunia yang telah ia buat, tapi karena kecerobohannya dewa lain berhasil mengirimkan bencana masuk ke benua teratai tujuh warna."
"Pada awal mula pembentukan teratai tujuh warna dewa dewa yang iri dengannya mengirimkan jiwa-jiwa dari dunia mereka sendiri yang ditugaskan untuk menghancurkan benua teratai tujuh warna."
"Benua teratai tujuh warna tidak sanggup menghalangi utusan dari dewa lain untuk masuk sehingga dewa yang menciptakan teratai tujuh warna berpikir untuk mengirimkan jiwa lain juga untuk menyelamatkan benua."
"Benua teratai tujuh warna terpisah menjadi tujuh bagian. Wilayah ini terpisah sesuai dengan kondisi spiritual elemennya. Wilayah benua teratai tujuh warna terbagi atas dataran api, tanah, angin, kayu, air, es, kristal."
"Nah ketujuh wilayah ini mengitari satu wilayah besar yakni tempat kita sekarang ini 'pusat benua'."
"Dulu sekali karena berbagai percekcokan antara berbagai wilayah hampir saja pusat benua ini hancur dijadikan medan pertempuran utama, tapi tepat ketika itu seseorang dari pusat benua berhasil mencapai ranah tertinggi gelar douluo kemudian membuat pembatas antara tiap wilayah sehingga tidak ada yang bisa keluar dari wilayah mereka."
"Yap benar sekali, orang itu bermarga Tianzhi.... 'Tianzhi xiujun' pendiri sekaligus tatanan utama pusat benua yang membuat kesepakatan dengan penatua di setiap wilayah dan mendamaikan benua teratai tujuh warna."
"Tapi itu dulu, Tianzhi xiujun telah mati ketika hendak menerobos ranah dewa. Sekarang keturunan Tianzhi sama saja dengan bajingan yang merusaki benua dulunya."
"Tak lama lagi pusat benua akan menjadi medan perang kembali."
Ye Liu cukup serius menceritakan dongeng yang tentu benar adanya, hanya saja ia poles sedikit.
Chao Ji terdiam cukup lama setelah mendengar dongeng yang diceritakan Ye Liu sebab dongeng yang diceritakannya cukup masuk akal sehingga. Menurutnya dia termasuk dalam kategori merusak bagi dunia makanya ia di masukkan ketubuh Chao Ji yang memiliki fisik pembawa bencana.
"Tuan anda tahu kan itu sagat berbeda dengan tujuan awal?" Ucap Wu si rubah.
"Aku tahu, hanya saja dongeng yang diceritakan ibu sangat masuk akal, tapi itu hanya sebuah dongeng jadi cukup dengan itu saja." Jawab Chao Ji masih menunduk memikirkan sebab akibat dan mempertimbangkan beberapa hal lainnya.
"Ibu aku ada pertanyaan siapa nama dewa pencipta benua teratai tujuh warna?" Tanya Chao Ji antusias melihat Ye Liu dengan berbinar-binar.
Ye Liu terdiam sebentar lalu,"Sudah saatnya untuk tidur, jadilah anak yang baik dan segera bangun awal hari dan belajar dengan ayahmu." Ye Liu mengalihkan topik pembicaraan dan menyerahkan semua beban ke Feng Ying.
"Paman Feng? Aku ingin belajar dengan ibu saja." Ucap Chao Ji tidak percaya Feng Ying bisa mengajarinya dengan baik mengingat temperamen utamanya.
"Hoi hoi, kenapa status ku jadi paman lagi?" Feng Ying yang sedari tadi hanya menyimak dengan tenang mulai angkat bicara.
"Itu kan hanya tadi bukan selamanya wlee." Ejek Chao Ji menuju kamarnya di atas.
"Kau..." Feng Ying geram tapi tak bisa berbuat apa-apa didepan istrinya,"hump... Istri lihatlah anakmu itu." Rengek Feng Ying di paha Ye Liu.
***
"Tuan apa yang anda pikirkan? Apakah itu tentang dongeng yang diceritakan oleh nya." Tanya Wu melihat tuannya yang sedang melamun.
"Ini sangat aneh kenapa ibu bisa mengetahui dongen yang tidak ku ketahui? Dan lagi tingkah nya tadi seolah-olah ibu tahu nama dewa tapi tidak bisa mengatakannya." Ucap Chao Ji menganalisis informasi yang tiba-tiba dan mencapai kesimpulan.
"Ah.. sudahlah lebih baik lakukan apa yang ada sekarang untuk apa yang ada kedepannya." Chao Ji akhirnya duduk bersila di kasur dan mulai kultivasi.
5 tahun kemudian...
Seperti pagi biasanya Ye Liu akan bernyanyi setelah sarapan diatas atap rumah, dan lagi terjadi perubahan besar terhadap lingkungan dimana sudah ada beberapa lahan baru juga tumbuhan baru.
Binatang spiritual berdatangan dan menangis menjadikan tangisan mereka hujan yang akhirnya menenangkan dan menghilangkan rasa kesedihan dan beberapa niat jahat dan menjadi tenang dan rileks menjalani kehidupan mereka masing-masing.
Juga ada satu anggota baru dalam keluarga kecil mereka.
Bersambung...
Selasa 19 Juli 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Kaisarku Yang Malang
Fantasycerita tentang seorang penulis terkenal yang memiliki kisah hidup menyedihkan hingga layak disandingkan dengan budak zaman pertengahan. Hidup sebagai budak perusahaan, keluarga yang sangat menuntut dirinya, harus menyenangkan pelanggan kaya dengan d...