Setelah sampai di tengah altar tersebut, Chao Ji mendekati kuncup teratai yang melayang-layang.
Perlahan tangannya menyentuh kuncup teratai tersebut, setelah nya kuncup itu membesar lalu terbuka dan menelan Chao Ji.
"Hah... Apa!! Tempat apa ini?." Ucap Chao Ji melihat sekeliling yang dimana hanya ada ruang putih.
"Aku telah menunggu mu wahai penjelajah ruang." Suara menggema membuat Chao Ji waspada, "siapa itu?" Ucap Chao Ji melihat waspada ke sekeliling sembari melepaskan kedua roh spirit nya.
"..."
Tak ada jawaban sehingga membuat Chao Ji semakin waspada.
"Dengan ini kunyatakan dirimu sebagai wakil kehendak benua seven color lotus. Aku menantikan kemenangan mu."
"Apa maksudnya ini?" Teriak Chao Ji
"Kelopak akan menuntunmu, teratai sebagai tanda, pengorbanan yang diperlukan."
"Apa yang... Tunjukkan dirimu sialan!" Teriak Chao Ji mulai kesal.
"Kemalangan akan menuntunmu, teratai sebagai tanda, pengorbanan yang diperlukan." Suara ini terus menggema berulang-ulang hingga muncul sebuah kuncup teratai yang berwarna-warni muncul di depan Chao Ji.
Refleks Chao Ji melompat ke belakang, memperhatikan kuncup teratai itu yang kemudian mengecil lalu melesat dengan cepat ke dahinya.
Kuncup teratai itu masuk ke kepalanya lalu membentuk mahkota dengan rincian yang rumit.
Perlahan rambut Chao Ji memanjang dan berubah warna menjadi hitam pekat dengan listrik 7 warna yang terus mengalir di sepanjang rambut nya. Iris matanya juga berubah warna menjadi putih kebiruan dimana hawa dingin es terasa di ujung kelopak matanya.
"Apa yang..." Baru saja ia ingin memeriksa kembali apa yang terjadi pada dirinya, ia tiba-tiba kembali ke tempatnya semula.
Rambut serta matanya juga kembali seperti semula, hanya saja tato teratai terukir tepat di dahinya.
"Itu hilang.." ucap Chao Ji merasa bahwa mahkota tadi sudah tidak ada, dan lagi kuncup teratai yang tadi menelannya sudah hilang. Chao Ji menduga teratai itu telah ia serap.
"Ji'er kembalilah jika sudah selesai menerima pemberkatan nya." Teriak Ye Liu dari arah tangga.
"Jadi tadi itu pemberkatan, 'kemalangan akan menuntunmu, teratai sebagai tanda, dan pengorbanan yang diperlukan' katanya." Ucap Chao Ji mengucapkan ulang kata yang bergema tadi yang memenuhi kepalanya seraya berjalan menuruni anak tangga dan kembali ke ibunya.
"Pengorbanan... huh! Aku sudah tahu itu." Ucap Chao Ji kemudian tersenyum cerah ketika melihat ibunya di ujung anak tangga yang tampak khawatir.
"Hah, syukurlah hampir saja sumber poinku menghilang." Khawatir yang Ye Liu perbuat.
Chao Ji berhenti sejenak ketika itu, ia melangkah lagi perlahan lalu tak terasa air matanya menetes, kemudian berlari dan melompat ke pelukan Ye Liu.
Tangisnya pecah,"aku sudah tahu ini, dia(ibu) sudah menjadi hal penting dalam hidupku." Dalam pikiran Chao Ji di sela tangisnya.
***
"Sudah tenang?" Tanya Ye Liu
"Um." Jawab Chao Ji yang berbaring di pangkuan Ye Liu.
Angin sepoi-sepoi membuat suasana menjadi tenang, demikian suara rerumputan yang menambah kesejukan, pemandangan yang sangat indah memanjakan mata.
Mereka tidak lagi di tempat tadi, melainkan menghabiskan waktu berdua sebagai ibu dan anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Kaisarku Yang Malang
Fantasycerita tentang seorang penulis terkenal yang memiliki kisah hidup menyedihkan hingga layak disandingkan dengan budak zaman pertengahan. Hidup sebagai budak perusahaan, keluarga yang sangat menuntut dirinya, harus menyenangkan pelanggan kaya dengan d...