Ch. 27 Kelembutan Sebuah Irama

1.4K 160 31
                                    


Mereka yang mengelilingi Ye Liu pun berhamburan pergi, merasa sia-sia saja bertanya padanya.

"Ibunda...!" Teriak Huang Ya berlari menghampiri Ye Liu.

Sebelum mendapatkan pelukan, Ye Liu mengibaskan tangannya kemudian angin bergelombang menghentikan Huang Ya.

Alhasil Ye Liu mendaratkan Huang Ya tepat di depannya, lalu mencubit lembut hidungnya.

"Berlari di tempat umum itu tidak baik, lihat!!" Ucap Ye Liu kemudian menolehkan pandangannya ke belakang Huang Ya.

"Aiss, dasar bocah." Kesal seseorang yang aktivitasnya terganggu karena Huang Ya.

"Hehehe... Maafkan saya kakek, mari saya bantu!" Ucap Huang Ya kemudian membantu mengangkat barang-barang paman itu yang terjatuh.

"Aiya, lain kali jangan berlarian di jalanan terbuka." Ucap kakek itu menasehati.

"Maaf yah paman, karena anakku, anda jadi kerepotan." Ucap Ye Liu ikut meminta maaf.

"Tidak masalah, anakmu telah membantuku. Tidaklah mudah merawat 2 orang anak sendirian." Ucap kakek itu tersenyum karena baru saja bertemu seseorang peri.

Setelahnya kakek itu kembali ke aktivitas nya, Ye Liu juga Huang Ya kembali pada tujuan mereka.

Setelah beberapa menit berjalan, mereka sampai pada penginapan badai petir.

Bangunannya cukup mencolok, dengan papan awan petir di atas pintu, kebanyakan orang kesana untuk sarapan pagi dan minum-minum saat malam.

Bangunannya sendiri terbuat dari kayu pohon yang tahan di Sumbar petir, mungkin karena itulah nama penginapannya badai petir.

"Mari mari, ini adalah hari yang luar biasa. Kita harus merayakannya dengan minum-minum hahaha..." Ucap salah seorang dalam keadaan mabuk mengangkat gelas berisi arak, bersorak mengajak teman-temannya yang lain.

"Oi pak tua, berhentilah mengajak yang lain minum, mereka semua sudah tepar." Ucap seorang bibi yang datang membereskan kekacauan dipagi hari yng dipenuhi para pemabuk.

"Aduduh, maaf ya nona.. hari ini adalah kejadian yang jarang terjadi di pulau ini, jadi orang-orang memanfaatkan hari ini untuk bersenang-senang sebisa mereka." Ucapnya kembali setelah memukul belakang leher pak tua tadi hingga pingsan.

"Ah..ahaha, begitu yah." Ucapnya terbata-bata, karena tahu bahwa itu ulahnya.

"Perkenalkan saya Ye Liu, dan ini anak-anak saya Huang Ya dan Yunlei, kami baru saja sampai di sini juga kami lelah setelah seharian penuh diatas kapal yang terombang-ambing. Bolehkah kami memesan kamar untuk seminggu." Ucap Ye Liu.

"Ah, panggil saja aku bibi Rui, semua orang memanggilku seperti itu." Ucap Bibi Rui memperkenalkan dirinya lalu merogoh-rogoh sakunya, "ini dia!, Kamar nomor 25 lantai 3. Seminggu 700 koin bijih teratai." Ucap bibi Rui.

Ye Liu terkejut, kenapa murah sekali?. Ia pun memberikan  2 koin tembaga teratai. Sebenarnya ia ingin memberi 1 kristal teratai hanya saja itu terlalu ekstrim buat bibi  Rui.

Kali ini bibi Rui yang kaget, dia hanya meminta 700 koin bijih teratai, yang diberi malah 2 koin teratai tembaga. Yng nilainya setara dengan 2.000 koin bijih teratai.

Tanpa pikir panjang, Ye Liu segera mengambil kunci kamar dan langsung menuju lantai 3 tanpa membiarkan bibi Rui mengeluarkan bantahannya terhadap uang yang begitu besar.

"Ibunda, boleh tidak aku... Emm.." Ungkap Huang Ya tertahan.

Ye Liu menatapnya sejenak, Huang Ya tidak berani menatap mata Ye Liu dan hanya menatap kebawah sambil merogoh-rogoh jari-jarinya.

"Boleh, kembalilah sebelum malam." Ucap Ye Liu tahu dan menyetujui hal yang ingin Huang Ya inginkan.

"Yeyy..." Huang Ya langsung melompat kesenangan lalu memeluk ibundnya.

"Ini, belilah apapun yang kamu mau." Ucapnya memberikan sekantong bijih teratai, mengingat ekspresi bibi Rui yang terkaget hanya dengan 2 koin teratai tembaga. Meskipun ada 5 koin teratai tembaga di dalamnya.

Huang Ya sekali lagi memeluk Ye Liu lalu pergi dengan riang.

"Hmm... Anak burung pun akan pergi dari sarangnya ketika dewasa." Ucap Ye Liu memandangi Huang Ya dari jendela.

Meskipun hal itu mengingatkannya ketika Huang Ya terlahir hanya dari setetes cairan kentalnya yang tak sengaja jatuh ke tanah saat berhubungan dengan Feng Ying.

"Huang Ya dan Feng Liuli, mereka hadir dihari yang sama. Entah bagaimana kabar Li'er saat ini. Kurasa dia baik-baik saja bersama ayahnya. Tentu saja jika sesuatu terjadi padanya akan kucincang dirimu Feng Ying." Ucap Ye Liu dengan wajah seram di depan Yunlei.

.

.

.

.

.

"Haatchiih!" Bersin Feng Ying yang entah mengapa merasa tubuhnya mendingin meski lingkungan sangat panas.

"Tuan, biarkan kami saja yang melakukan ini, anda harus beristirahat." Ucap Wuxiu khawatir dengan kondisi Feng Ying.

Belakangan ini masalah demi masalah mulai terselesaikan berkat bantuan Feng Liuli dan juga semua orang.

Tapi masalah baru mulai timbul ketika suasana terasa damai.

Cacing lava muncul di tengah-tengah rumah-rumah mereka, meskipun hanya satu tapi ukurannya lumayan besar dan itu berusia 900 tahun, pertarungan berjalan lancar namun mengakibatkan kerusakan parah terhadap aset-aset mereka.

Sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk memperbaiki jalanan yang rusak dan berlubang untuk di timbun, lalu mendirikan kembali rumah-rumah dan membuat pelindung tertentu yang di usulkan Feng Liuli.

Feng Liuli ikut membantu dengan merencanakan desain-desain tertentu yang dapat ia terapkan ada situasi mereka. Selain itu ia mulai merancang penggunaan rune kuno yang telah ibunya ajarkan.

Dibalik semua bencana yang menimpa mereka, sebuah kesempatan muncul yang mungkin saja membawa mereka pada kemenangan.

.

.

.

.

.

.

.

.

Kembali lagi ke Ye Liu dimana ia sedang mengayun Yunlei di taman dalam dunia mininya.

Ayunan yang menggantung di dahan pohon rindang yang sekelilingnya di warnai oleh bunga yang indah dan lagi angin yang sejuk membawa ketenangan membuat sang bayi semakin nyaman untuk tidur.

Selain itu Ye Liu bersenandung untuk menghantarkan mimpi indah untuk sang bayi.

Senandungan yang begitu lembut membuat bunga-bunga kuncup mulai mekar dan kupu-kupu serta lebah menjadi riuh. Perlahan-lahan daun-daun berjatuhan dari pohon seakan-akan ingin memberitahu bahwa ia sangat menikmati senandungnya yang merdu ditambah kicauan burung yang ikut menikmati indahnya dunia.

Bukan tentang sebuah nada tapi tentang sebuah irama.

Bersambung...
Senin 16 Januari 2023
23.27

0857-1285-863*
Eh ini nomor apa ya 😚☝🏻
Jnlup ketik nama dan Askot jika berhasil. Selamat mencoba.

[BL] Kaisarku Yang MalangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang