Ch. 24 Belalang

946 117 0
                                    

Untuk alasan tertentu Feng Liuli meminta kepada orang-orang untuk memanggilnya Liu. Karena hanya ibu, ayah, dan saudaranya saja yang boleh memanggilnya Li'er.

Tim ekspedisi yang datang akhirnya mengeluarkan beberapa buah aneh yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya tapi bagi Feng Liuli meskipun baru pertama kali melihatnya ia mengenalinya berkat ajaran ibunya.

Feng Liuli hendak mendekatinya, namun sempat dihentikan oleh salah satu tim ekspedisi, ia menyatakan bahwa diantara buah-buahan yang mereka temui ada yang berbahaya, dalam pikirannya tuan muda Liu tidak bisa mendekati nya karena hawa panas yang menyengat dari buah tersebut.

Feng Liuli menatap ayahnya lalu Feng Ying segera memberikan aura berlapis untuk melindunginya dari bahaya.

"Penampilan seperti kumbang bertanduk, terdapat hawa panas Ketika didekati, kulitnya keras, tapi seharusnya isi didalamnya lembut dan bisa dimakan hanya perlu di rebus." Batin Feng Liuli.

"Ini bisa dimakan." Ucapnya membuat salah satu tim ekspedisi terdiam lalu angkat bicara,"tuan muda apa anda tidak salah?, kulit buah ini keras, dan kupikir ini beracun." Ucap tim ekspedisi Zhong Jian.

"Nama buah ini kerang kumbang, kulitnya keras tapi dalamnya tidak, ini memancarkan hawa panas bukan racun, cukup dibersihkan lalu rebus kemudian potong tanduknya untuk mengeluarkan isinya." Ucap Feng Liuli menjelaskan.

"Tapi persediaan air tidak mencukupi, merebusnya cukup gunakan lava diluar sana, seharusnya cangkangnya tidak akan meleleh." Sambung nya menjelaskan.

"Bentuk seperti beri yang lonjong, tekstur kulit berbintik-bintik, ketika dibelah isinya menghitam, seharusnya ini pohon beri penghasil air, beri ini pasti tumbuh dari pohon kaktus, berinya memang tidak bisa dimakan tapi pohonnya mengandung air." Ucap Feng Liuli menjelaskan lagi.

Setelah beberapa menit, Feng Liuli berhasil menganalisa buah yang bisa dimakan dan tidak, juga berhasil menemukan sumber air, dan daging hewan yang bisa dimakan dari penghuni domain rahasia.

Para bawahan Feng Ying mulai menunjukkan rasa hormatnya kepada tuan muda mereka. pengetahuan yang diperoleh dari ibunya di dapur tidak sia-sia.

Feng Liuli ikut serta dalam proses percobaan bahan-bahan yang baru untuk mengecek kebenaran bisa tidaknya bahan itu dimakan.

Dengan begitu loyalitas Feng Liuli mulai terbentuk sedikit demi sedikit di hati para pengikut Feng Ying.

.

.

.

.

.

Di belahan dunia lainnya tepatnya di kekaisaran Tianzhi, Chao Ji, Zhi Xiang beserta dekan Gao sedang bersiap-siap untuk pendaftaran akademi kekaisaran.

Dekan Gao menunggu dalam kereta sedang Chao Ji dan Zhi Xiang terburu-buru untuk menyusul naik ke kereta kuda yang akan membawa mereka.

Di dalam kereta kuda, terasa sunyi karena masing-masing dari mereka sibuk dengan urusan masing-masing, dekan Yu terlihat sedang menggeledah sesuatu dari tasnya, Chao Ji sedang berkultivasi dan Zhi Xiang membuka matanya lebar-lebar untuk mengingat jalan yang mereka lalui tentu saja itu hanya dalih untuknya melihat semua ragam jenis makanan yng belum pernah ia lihat.

"Ah.. ini dia, untung masih ada." Ucap dekan Gao mengeluarkan 2 kertas, kemudian Chao Ji selesai dari kultivasinya.

"Ambil ini! Ini adalah surat rekomendasi untuk kalian, pastikan untuk menunjukkan surat ini kepada penjaga gerbang, aku hanya bisa membantu kalian sejauh ini, selanjutnya terserah kalian." Ucapnya sembari menyerahkan surat rekomendasi kepada mereka bergantian.

"Yah... Aku yakin mereka bisa lulus tes dengan mudah." Batin dekan Yu Memalingkan wajahnya ke pemandangan di luar kereta kuda yang lumayan berteknologi tapi sederhana.

"Dekan Gao tenang saja, serahkan kepada kami, kami tidak akan mengecewakanmu." Ucap Zhi Xiang menunjukkan kepercayaan dirinya.

Sfx: gedubrak

"Apa yang terjadi?" Panik Zhi Xiang setelah kereta kudanya berhenti mendadak.

"Tenang, aku akan memeriksa keluar." Ucap dekan Gao kemudian bergegas keluar untuk memastikan keadaan di luar.

Diluar... pak kusir kaget setengah mati sampai-sampai lupa cara berteriak, sedang kuda-kuda yang menarik keretanya panik ingin melarikan diri namun hanya bisa terdiam menggigil dibawah tekanan binatang jiwa 1.000 tahun.

Seekor belalang sabit dengan ukuran 2 kali kereta kuda mereka, muncul dan hendak mencaplok kepala pak kusir.

Sfx: Slash

Sebuah tebasan muncul dari samping lalu memotong sabit yang hampir mencaplok kepala pak kusir. Alhasil si pak kusir kaget sampai pingsan.

"Chao Ji, ayo kita bantu dekan Gao , sepertinya ada pertarungan diluar sana." Ucap Zhi Xiang mengajak Chao Ji untuk ikut bertarung.

"Hanya belalang sembah bulan sabit 1.000 tahun, seharusnya itu lawan yang agak sulit untuk dihadapi dekan Gao seorang diri, tapi dia tidak jadi dekan begitu saja, pasti kemampuannya mumpuni untuk bisa disebut sebagai dekan." Ucap Chao Ji sebelum ikut turun dari kereta.

"Dan lagi, kau harus ingat untuk memanggilku Ye Jian, bukan Chao Ji." Ucap Chao Ji menekankan kepada Zhi Xiang yang lupa keadaan Chao Ji karena pemandangan yang indah.

"Ah-ha-ha baiklah-baiklah, maafkan aku." Ucap Zhi Xiang yang langkahnya terhenti dan dengan terpatah-patah meminta maaf kepada Chao Ji.

"Cincin jiwa pertama, bilah guntur!" Teriak dekan Gao kemudian pedang nya menebas dengan elemen petir yang ganas kearah belalang sembah bulan sabit itu.

Hanya saja dekan Gao terlalu meremehkan binatang jiwa 1.000 tahun, hanya karena penampilan belalang itu sama dengan yang lainnya, ia lantas meremehkan, alhasil si belalang berhasil menghindar dengan kecepatan yang tidak dapat dilihat oleh dekan Gao.

Dengan insting yang kuat, belalang sembah bulan sabit mengerahkan kecepatannya yang tidak sebanding dengan tubuhnya, namun ia berhasil menyerang di beberapa titik di tubuh dekan Gao sisanya berhasil dihindari dan ditangkis.

"Terlalu cepat, aku tak bisa melihat kemana ia akan pergi berikutnya." Batin dekan Gao.

Dengan perputaran yang amat cepat belalang sembah bulan sabit kini mengincar leher dekan Gao.

"Cincin roh pertama, jaring es." Ucap Zhi Xiang kemudian jaring laba-laba yang dingin muncul dan berhasil mengenai belalang sembah tersebut dan membuatnya berhenti untuk sementara.

Dekan Gao kemudian bergegas lalu menggunakan cincin roh ke limanya, penjara listrik berhasil memerangkap juga membatasi pergerakan belalang tersebut.

"Cincin roh pertama, ledakan darah." Ucap Chao Ji kemudian darah yang ikut pada jaring laba-laba Zhi Xiang meledak sebanyak 20 kali secara beruntun, meski begitu, efeknya hanya 15%.

"Dekan Gao, kami hanya bisa membantu sebatas ini." Ucap Zhi Xiang kemudian dekan Gao berdehem mengerti, lalu dengan cepat mengerahkan kekuatan yang ia miliki.

Serangan sebelumnya yakni ledakan yang dibuat oleh Chao Ji meski tak berefek banyak namun berhasil melukai tubuh belalang sembah bulan sabit di titik yang sama sehingga mencapai kerusakan 80%.

Begitulah analisis dekan Gao ketika berhasil mengalahkan belalang tersebut.

Bersambung...
Senin 26 Desember 2022
00.00

[BL] Kaisarku Yang MalangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang