Chapter 6 - Badai terlewati (1)

2.1K 273 18
                                    

Happy Reading 🥰

Jian menatap sekeliling ruangan itu, matanya seperti alat pemindai melihat satu persatu apa yang mungkin mencurigakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jian menatap sekeliling ruangan itu, matanya seperti alat pemindai melihat satu persatu apa yang mungkin mencurigakan.

"Ngapain sih?,". Keno menyodorlan sekaleng susu milo pada Jian.

"Bagus juga, aku ikut tinggal disini dong bang?,". Celetuk Jian yang telah duduk di sofa kemudian menyeruput minumnya.

"Gak!, mending lo pulang gue mau makan,". Usir Keno dengan menatap taham Jian yang masih duduk disofanya.

"Ya makan tinggal makan,".

"Tumben bang beli makan banyak banget?,". Heran Jian.
"Pengen aja,". Sebelum mendapat banyak pertanyaan yang akan diajukan Jian, Keno lebih dulu menghentikannya.
"Sejak kapan jadi driver grabfood?,".

"Masih seminggu. Gabut aja sih sebenernya,". Jawaban Jian yang mendapat gelengan dari Keno. "Jaga cafe yang bener, gue potong gaji lo kalau klayapan,". Jian mendegus kesal mendengar icehan kakaknya.

"Iya ini juga bukan lagi shifku jaga ya!,".

"Udah lo pulang aja deh, gue capek!,". Usir Keno lagi.

"Gak. Mau numpang istirhat disini. Lagian capek apa orang seharian gak ke cafe juga,".

"Apa gak ada udah sana cepet pulang dicariin Bunda!,". Usir Keno yang semakin mengundang tatapan curiga dari Jian.

"Gak usah disipit-sipitin udah sipit,". Lemparan bantal berhasil dihindari Keno.

Suara ringikan bayi tiba-tiba terdengar membuat mereka diam bertatapan. Kiara yang tadi menguping dipintunmenjadi panik menghampiri Kiano dan langsung mengendongnya. Matanya mencari botol susu yang ternyata kosong isinya. Kiara memberikan botol kosong itu tetapi malah membuat Kiano menangis.

Ringikan yang berubah menjadi tangisan bayi membut Jian menatap Keno lekat-lekat membuat Keno tiba-tiba gugup.

"Udah lo cepet pupang deh?,". Usir Keno pada Jian sebelum tangis Kiano bertambah kencang.

"Bang lo gak denger?,".

"Denger apa? Gak denger apa-apa cepet pulang lo!,"
Jian berdiri berjalan mendekati pintu Kamar Kiara. Keno yang panik dengan cepat mengahadang Jian.

"Mau kemana lo?,".
"Kayaknya dari sini deh,".

Didalam Kamar Kiara masih kebingungan. Menghela nafas panjang Kiaran membuka kancing piyamnya dan menyusui Kiano yah meskipun tidak ada asinya namun, berhasil membuatnya diam.

Suara tangisan tiba-tiba berhenti membuat Jian dan Keno saling menatap. Jian berdiri mendekati kamar Kiara yang ditahan oleh Keno. "Lo denger kan bang?,". Tanyanya lagi.

"Apa?,". Keno berupura-pura tidak mendengar apapun. Namun, gerakannya mencegah Jian untuk tidak mendekati kamar Kiara.

"Jangan-jangan apartement lo berhantu!,". Celetuk Jian yang tiba-tiba berubah berdiri dibelakang Keno dengan menatap ruangan sekitar. Keno merollingkan matanya, bersyukur. Setidaknya adiknya ini tidak berpikir hal lain.

BABYSITTING  [JENRINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang