Chapter 19- Chaos

1.4K 234 37
                                    

Nindy dan Jian belum bisa mencerna penjelasan kedua orang dihadapan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nindy dan Jian belum bisa mencerna penjelasan kedua orang dihadapan mereka. Setelah mengikuti mereka dari mall keduanya berhasil memergoki bahwa Keno dan Kiara tinggal satu apartement ditambah satu bayi dengan menerobos apartment mereka.

Saat Jian dan Nindy menerobos pintu apartemennya tadi, jantung Kiara seolah copot. Sudah dua kali ia kepergok bersama dengan Keno oleh temannya tapi kini bahkan dengan adiknya Keno juga.  Ia tahu meskipun dirinya dan Keno sudah menjelaskan hingga berbusa tidak akan semudah itu percaya pada ucapan mereka. Seperti halnya yang terjadi pada Wilona dan Kenan. Bahkan, dua orang ini tetap saja memandangnya dengan tatapan melotot penuh curiga.

Jian dan Nindy seperti detektif yang mengintrogasi pelaku ketika mencecar dirinya dan Keno dengan berbagai pertanyaan ditambah dengan  bukti-bukti yang mereka punya. Ia sungguh sampai tak habis pikir bahwa ternyata temannya ini bermain-main jadi detektif bersama Jian, entah ingin  menangis atau tertawa gemas bercampur emosi melihat kelakuan aneh bin ajaib dua orang itu.

Selain itu hal yang membuatnya terganggu adalah gosip di kampus tentang dirinya yang ia dengan dari Nindy tadi. Ia menghela nafas panjang, harusnya dia berpikir panjang sebelum bertindak. Entah apa yang akan terjadi kedepannya nanti. Ia sudah terlanjur basah untuk beranjak mengeringkan diri dari segala hal yang menimpanya.

"Udah cepet pulang, ambil satu box tuh di meja ada cromboloni,". Usir Keno, karena sudah lelah menanggapi adiknya. Pria itu mengambil alih Kiano dari Kiara "Tidurin aja di kamar." Kiara beranjak menata kasur di kamar miliknya di ikuti Keno dan dua orang -Jian dan Nindy- yang mengekor.

"Bang lo gak macem-macem beneran kan?,". Keno menatap Jian galak membuat pria itu menciut.  Pria itu membaringkan Kiano perlahan, tatapan itu tak lepas dari Jian dan Nindy yang merasa Keno sangat terlihat seperti ayah muda.

Mereka berempat kembali keluar dari kamar, Kiara terakhir yang keluar dari kamar itu, membiarkan pintu tertutup perlahan setelah menyalakan ac dan mengatur suhunya.

"Bawain bukti Dna yang lo maksud sekalian biar gue percaya kalau kalian gak pernah seperti yang kita bilang tadi,". Ini Nindy menatap Keno dengan galak, Keno menghela nafas panjang. Rasanya teman Kiara ini sungguh bar-bar semua, untung saja ia tidak benar-benar berbuat itu dengan Kiara yang ada kepalanya botak dua kali. Karena Nindy sempat menyerangnya sebentar sebelum dihentikan oleh Jian.

"Iya-iyaa kalau hasilnya udah  keluar kita kabarin,". Sambar Kiara. Akhirnya dua orang itu pasrah, semua pertanyaan dijawab dengan baik bahkan sebenarnya terlihat  tidak ada kebohongan didalamnya. Apalagi, alibi mereka sangat jelas bahkan mereka bilang sudah melakukan Tes Dna. Selain menunggu hasil itu mereka kan tidak bisa apa-apa lagi. Terelebih sebenarnya Jian dan Nindy mulai takut dengan raut Keno yang makin terlihat tidak santai.

"Yasudah, kita pulang dulu, makasih Abang,". Ujar Jian menenteng Cromboloni yang dibeli Kiara oleh Keno tadi. Keno menahan Jian saat mengantarnya kepintu.

BABYSITTING  [JENRINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang