Chapter 18- Detektif Gadungan Berhasil?

1.4K 231 55
                                    

"Siapa yang punya anak?,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapa yang punya anak?,". Bisikan lirih diantara Jian dan Nindy membuat mereka kaget. Keduanya menoleh kebelakang mendapati Fany, sang bunda yang tengah bersidekap menatap Nindy dan Jian bergantian.

"Eeh bundaa, itu temen kita baru punya anak hehehe,". Ujar Jian sepontan. Fany melangkah mengambil duduk didepan keduanya.

"Kenapa wajah kalian?,". Tanya Fany selidik ketika mendapati wajah Jian dan Nindy yang terlihat aneh. Keduanya segera mengatur raut wajah mereka agar terlihat normal.

"Tumben bunda dirumah jam segini?,". Tanya Jian mengalihkan pembicaraan. Hanya helaan nafas panjang dan raut muram yang dipancarkan oleh Fany.

"Kenapa bunda?,". Tanya Nindy.

"Bunda iri deh sama temen-temen bunda,".  Fany terduduk lesu memangku wajahnya dengan tangan yang bersandar pada sofa.

"Hah?,". Bingung keduanya, untuk pertama kalinya seorang Fany Diningrat mengatakan iri dari mulutnya membuat kedua pasang muda mudi ini bingung. Kalau kata Nindy Fany itu adalah contoh trophy wife tersukses. Apa yang wanita setengah baya itu iri kan sampai membuatya tertunduk lesu.

"Anaknya temen bunda baru lahiran, pengen punya cucu juga,". Nindy menyodok lengan Jian. Fany menatap keduanya. " Yaa tapi jangan kalian berdua yang ngasih cucu duluan ya! Masih bocil begini mau makan apa anak kalian nanti,". Lanjutnya yang melihat gerak gerik Jian dan Nindy.

"Eiiy bunda ya gak mungkin lah!,". Teriak Jian, merasa tertuduh bahwa dia dapat sewaktu-waktu melakukan hal senonoh.

"Tciih.. Cariin Keno pacar dong Nin, temenmu ada yang cantik nggak? Dia kalau dikenalin anak temen bunda suka lari. Aduh takut banget bunda sama kakak Jian itu kalau gk laku-laku,". Jian menggeleng-gelemgkan kepalanya sudah tidak heran dengan kelakuan sang bunda. Bahkan sebenarnya Keno juga belum tua bahkan belum waktunya menikah bukan, tapi bundanya itu getol sekali mengenalkan Keno ke segala penjuru anak temannya yang membuat Keno memisahkan diri dari rumah.

"Aduh bunda mana mungkin Kak Keno gak laku,". Nindy menepis angin didepannya.

"Itu buktinya dari sekian banyak anak temen bunda gak ada yang nyantol,". Balas Fany, lagi pula ia itu hanya ingin anak sulungnya itu mengandeng seorang gadis setidaknya berpacaran gitu, lalu dikenalkan padanya. Selama ini Keno bahkan tidak pernah mengenalkan teman perempuannya padanya.

"Bunda misal nih kalau kak Keno tiba-tiba pulang bawa pacar sama anak gimana?,".

"Baguss doong!,". Fany menepuk tangannya bersamaan dengan jawaban sepontan. Wanita itu hanya mendengarkan sampai kata pacar saja.

"Eh emang Keno punya pacar?,". Tanya lagi menatap putra bungsunya itu dengan memincing. Jian menelan ludahnya, ia menoleh kearah Nindy yang berkedip menatapnya bingung.

"Jian, kamu tahu kan apa yang harus dilakukan?,". Fany tersenyum lebar, tidak Jian akan mati ditangan Keno kali ini tapi jika ia tidak melakukan perintah bundanya pasti ia yang akan mati ditangan bundanya. Jian hanya bisa pasrah semoga dia bisa berumur panjng.

BABYSITTING  [JENRINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang