Chapter 14- The Agreement

1.6K 217 42
                                    

Happy Reading 💞

Kenan mengamati Keno yang bertahan diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenan mengamati Keno yang bertahan diam. Sahabatnya itu belum memberi penjelasan padanya. Sedari tadi Keno sibuk menghindari tatapan Kenan. Semakin Keno menghindar semakin Kenan curiga.

"Status walinya apanya ya kak?,". Tanya perawat yang mengisi data administrasi pemindahan Kiano ke bangsal VIP. Dirinya sempat terdiam sejenak lalu melirik Kenan yang berdiri disampingnya sebelum melanjutkan jawaban pada perawat didepannya.

"Ayah,". Jawaban itu mengundang pelototan dari Kenan. Sebelum Kenan mengeluarkan sepatah kata makian atau introgasi Keno terlebih dahulu menghentikannya.

"Iyaa nanti gue jelasin!," putusnya sudah muak dengan tatapan tidak mengenakkan yang diperolehnya dari Kenan.

"Bocah sinting!,". Desis Kenan. Dia tidak tahu bahwa temannya itu berani berbuat hal seperti itu. Ini semakin menguatkan apa yang ia lihat beberapa waktu lalu, bahwa pria yang dia lihat didepan sekolh parenting memang benar Keno dan wanita itu pasti Kiara. Jadi sudah sejauh apa hubungan mereka. Pasti ini sangat jauh sih apalagi ada orang ketiga alias anak mereka.

Dia pikir Keno belum Move on dari Claudia eh, ternyata malah sudah menjadi seorang ayah. Hal ini juga sebenarnya yang mengherankan bagi Kenan, dulu saat pacaran dengan Claudia meskipun bucin mampus, Keno mana pernah srampangan begitu. Paling mentok juga pegangan tangan. Kalau karena faktor mabuk sepertinya juga tidak mungkin. Keno juga sangat anti  menyentuh minuman seperti itu.

Lalu apa alasannya dan kenapa disembunyikan. Apa mereka tidak mendapat restu. Entahlah Kenan jadi pusing sendiri. Berbagai pertanyaan hinggap dikepalanya. Kenan sebagai orang yang telah mendapat julukan Keno Soul karena selalu tahu segala hal tentang Keno sepertinya harus direvisi.

Keduanya kembali ke UGD tempat dimana Kiano berada. Suasana disana pun masih terlihat kaku. Kiara yang pura-pura sibuk mengurus Kiano agar tidak menjwab pertanyaan dari Wilona. Sedangkan Wilona masih mencoba memberi Kiara waktu. Wilona berjanji pada dirinya sendiri dia akan menahan diri untuk tidak mengintrogasi sahabatnya itu sampai nanti bayi yang diduga sebagai anak Keno dan Kiara itu dipindah diruangnnya sendiri.

"Kia,". Panggil Keno.

"Ada nggak?,". Tanyanya menanyakan kesediaan ruang VIP.

"Ada, bisa pindah 15 menit lagi,". Kiara mengangguk.

"Tadi gak bawa apa-apa?,". Tanya Keno pada Kiara. Gadis itu menggeleng. "Sorry ya gue gak pegang hp sama sekali tadi,". Ujarnya lirih mengelus pipi Kiara.

"Mas mbak tolong ya dilihat sekitar! Bukan situ doang yang tinggal bumi!,". Cetus Kenan. "Minimal klarifikasi dulu anjrit!,". Lanjutnya kesal. Dia dan Wilona sudah kayak monyet ompong yang melihat dua orang yang sedang main rumah tangga ini.

"Ck berisik!,". Jawaban Keno menggundang emosi Wilona. "Wah emang kurang ajar! Loh tuh An-,".

"Wil sabar. Biar gue aja!,". Kenan menahan pundak Wilona. "Keno bangsat anjing!,". Lanjutnya menggantikan Wilona mengumpat.

BABYSITTING  [JENRINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang