Bertahan Terluka (Part 2- End)

1.7K 151 29
                                    


Mereka akhirnya sampai di pelabuhan,masing-masing mobil mereka terparkir terpisah mengelilingi area sekitar gudang tempat yang dipastikan oleh alat pelacak Arm dimana tuan muda mereka disekap. Mereka mulai bergerak cepat dan berhati-hati mengawasi sekitar mereka. Saat mereka mulai mendekat kearah gudang mendadak rentetan tembakan menghampiri mereka,dan setiap orang mulai berlindung dibalik tumpukan peti kemas yang menjulang tinggi disekitaran mereka.

"Sniper ! " panggil P'Chan melalui earpiece dan sesaat kemudian seorang musuh tumbang tanda bahwa sniper mereka telah siap. "Maju ! " dan semua mengikuti intruksi pimpinan mereka.

Baku tembak seketika terjadi,sniper dari kedua pihak saling berlomba siapa yang lebih banyak menumbangkan musuh. Para pengawal dari pihak Kinn selalu memakai rompi anti peluru dan itu membuat mereka dengan percaya diri menerjang wilayah musuh,beberapa yang tertembak dikaki dan lengan memilih untuk bersembunyi dibalik peti kemas ataupun dinding,dan sudah terlihat beberapa dari mereka tewas karena tertembak dikepala oleh sniper musuh,pun dari pihak lawan tidak jauh berbeda.

"Porsche segera menuju ruang tempat tuan Kinn disekap. Pete,Pol,Big dan Ken lindungi Porsche dan Arm " dan intruksinya mendapat sahutan 'siap' dari keenamnya.

Keenamnya mulai memasuki area gudang,Porsche dan Arm berada didalam lingkaran Pete,Pol,Ken dan Big yang langsung menembak siapapun yang hendak mendekati mereka. Arm fokus pada ponsel ditangannya untuk mengetahui dengan pasti ruangan tempat Kinn disekap,meski begitu tangannya yang bebas tetap siaga dengan pistol yang tergenggam.

"Woy Pete ! aku kepala pengawal disini kenapa aku juga dilindungi?" protes Porsche disela suara bising tembakan dari berbagai arah.

Pete tak langsung menjawab ia hanya menatap Porsche dari bawah keatas . "Diam saja kau ! " jawab Pete sinis. Porsche yang menyadari maksud Pete tak lagi membantah dan hanya berdecak kesal.

"Diujung lorong pintu sebelah kiri disana tuan Kinn berada"

Informasi Arm membuat kelimanya semakin siaga karena pasti akan ada lebih banyak penjaga disana,dan benar saja sekitar 20 orang bersenjata menghadang langkah mereka dan mulai memberondong mereka dengan tembakan,yang mengakibatkan mereka harus terpisah guna menghindari rentetan tembakan musuh,Ken dan Big bersembunyi dibalik tembok,Pete sendirian bersembunyi dibalik drum air,sedang Porsche,Arm dan Pol berada dibalik tembok yang bersebrangan dengan tempat Ken dan Big bersembunyi. Suara bising letupan tembakan yang saling berbalas tak dapat dihindarkan,beberapa kali dari keenamnya hampir terkena tembakan.

"Pol gunakan *AK-103 mu punyaku kehabisan peluru " ujar Pete yang segera membuang senjata laras panjangnya dan beralih ke pistol sakunya.

Porsche yang juga mendengar intruksi Pete melemparkan bom asap guna menganggu pandangan pihak musuh,dan saat asap mulai terlihat dari area lawan,Pol segera menembak membabi buta dengan senjata hasil impor dari Turki tersebut,alhasil hampir separuh dari lawan tumbang dengan beberapa yang terluka ringan.Melihat jumlah lawan,Ken dan Big saling bertukar pandang kemudian memberi kode kepada yang lain bahwa mereka akan menyerang sisanya dari jarak dekat,karena amunisi mereka habis tinggal senjata tajam yang mereka miliki saat ini. Porsche menolak awalnya karena itu sangat beresiko,Porsche tahu dipihak lawan juga dipersenjatai dengan senjata tajam,dan rompi anti peluru takkan berguna. Namun keduanya berhasil meyakinkan Porsche dan berkata bahwa ini memang sudah pekerjaan mereka dan kehilangan nyawa adalah salah satu resikonya . Porsche merengut saat keduanya menerobos asap dan mulai bergelut satu lawan satu dengan pihak lawan,dibelakang mereka Pol membantu menyerang.

Tindakan mereka menyebabkan penyerangan terhadap tiga yang tersisa berkurang,dan setelah berhasil melumpuhkan dua yang berjaga didepan pintu,Porsche masuk sedangkan Pete dan Arm berjaga diluar. Didalam Porsche menemukan Kinn dengan kedua lengan berada dibelakang tubuhnya terborgol diantara tiang penyangga bangunan. Wajah tampan Kinn lebam dibeberapa sisi. Porsche tak bisa memutuskan apa yang ia rasakan saat ini,ia sangat marah akan kebodohan Kinn tapi melihatnya masih hidup meski dengan kondisi sedikit memprihatinkan membuatnya ingin memeluk pria kesayangannya itu.

KinnPorscheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang