Kesadaran (part 2)

409 36 6
                                    


"Hey Porsche." Bisik Pete teman shift malamnya saat ini. "Baru kali ini Kinn membawa teman kencannya lebih dari satu kali kemari,rekor."

Porsche yang tadinya sibuk mengeringkan gelas yang baru saja dicuci menjadi teralihkan perhatiannya setelah mendengar perkataan Pete. "Benarkah? kenapa aku tidak menyadarinya?"

Pete memutar iris matanya sekali,perlahan lebih mendekat kearah Porsche,lengannya melingkar dipundak Porsche membuat posisi mereka semakin rapat. "Jika kau tidak tahu maka akan kuberitahu sebuah rahasia." Pete mengatakannya seolah-olah hal yang akan ia bicarakan ini sebuah rahasia penting negara,bahkan ia berlagak menengok kanan kirinya untuk memastikan keamanan. Porsche menggeleng memaklumi sifat berlebihan temannya. "Pria itu,yang memperkenalkan dirinya Tawan,adalah satu-satunya yang kemari dengan Kinn lebih dari satu kali tepatnya ini adalah kali ketiga kunjungannya kemari." Intonasi yang didramatisir membuatnya terdengar benar-benar seperti rahasia besar. "Dan satu lagi yang terpenting." Pete yang sengaja menjeda kalimatnya membuat Porsche penasaran.

"Dan satu lagi?" desak Porsche.

"Dan satu lagi yang terpenting,hanya saat bersama dengan Tawan,intensitas Kinn melihatmu sudah berkurang."

Porsche yang tak paham perkataan Pete mengerutkan kening,meminta penjelasan lebih pada Pete. Pete yang mengerti maksud Porsche melihat dari ekspresinya dengan senang hati menjelaskan. "Apakah selama ini kau tidak sadar,bahwa setiap kali Kinn membawa entah itu sekedar teman kencan atau sudah menjadi kekasihnya,perhatiannya selalu tertuju padamu,jadi seakan mereka hanya diajak kemari oleh Kinn sebagai teman untuk memandangmu,dan menurutku itulah yang membuat mereka tidak mau kemari lagi bersama dengan Kinn." Ujar Pete dengan yakin.

Gerakan Porsche mengelap gelas terhenti,benarkah seperti itu? Kenapa ia tidak sadar akan hal itu? Ia pikir saat tatapan mereka bertemu adalah suatu ketidak sengajaan,ya kebetulan Kinn sedang melihatnya begitu pula dirinya. Ia tidak pernah mengira jika Kinn selalu memperhatikannya jika disini.

"Jadi,kupikir Kinn sudah menemukan seseorang yang cocok untuk dirinya."

Porsche melempar pandangannya kearah Kinn dan Tawan duduk,mereka terlihat menikmati waktu mereka berdua. Butuh waktu agak lama hingga Kinn menyadari bahwa Porsche tengah melihat kearahnya,Kinn melambai dan melempar senyum ke arah Porsche yang dibalas dengan hal yang sama oleh Porsche. Jika mengingat yang sudah-sudah,ini terlihat tidak biasa untuk Porsche. Dan membuat Porsche mau tak mau memikirkan apa yang telah dikatakan oleh Pete. Dan juga Kinn lebih dulu yang memutus kontak mata mereka,dan kembali berbincang dengan Tawan.

Jika memang apa yang dikatakan Pete benar,Porsche bersyukur bahwa Kinn akhirnya telah menambatkan hatinya,tentu saja ini adalah hal yang membahagiakan untuk Porsche. Rasa bersalahnya akan lenyap jika Kinn telah berhasil menemukan pasangannya. Tapi,tak ia pungkiri ada sedikit rasa kehilangan disudut hatinya. Porsche masih saja memperhatikan wajah bahagia Kinn bersama dengan Tawan,tanpa sadar senyumnya mulai menghilang perlahan.

Kinn yang sadar bahwa Porsche masih memperhatikannya kembali mengalihkan pandangannya pada bartender tampan favorit tempat itu. Tapi yang ia temukan adalah Porsche menatapnya dengan tatapan kosong. Tentu saja hal ini membuatnya bertanya-tanya,ada apa dengan sahabatnya? Apa ia dalam masalah?. Kinn hendak bangkit dari duduknya untuk menanyakan langsung pada Porsche. Tapi ia urungkan saat ada sebuah sentuhan halus dilengannya.

"Apakah Porsche sedang ada masalah? Kenapa wajahnya sedikit murung? Atau mungkin dia kelelahan?"

Kinn sempat terdiam sebentar mendengar rentetan pertanyaan dari Tawan,tapi kemudian tidak bisa menahan senyumnya. Inilah hal terpenting yang membuatnya yakin untuk mendekati Tawan dengan sungguh-sungguh. Dan keyakinannya itu bermula sejak beberapa minggu yang lalu. Waktu itu Kinn dan Porsche sedang bersantai dibawah pohon hingga membuat Porsche tertidur. Tawan mendatangi mereka dan melihatnya tengah melindungi Porsche dari silau sinar matahari. Dan yang dilakukan Tawan selanjutnya membuat Kinn membulatkan mata tak percaya. Tawan ikut duduk disebelah Porsche –sisi yang berlawanan dengan Kinn- yang sedang tertidur dan ikut melindunginya dari sinar matahari dengan memposisikan kedua telapak tangannya diatas kepala Porsche.

KinnPorscheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang