Kesadaran (part 1)

479 35 15
                                    


"Apa lagi kali ini?"

Porsche menghampiri Kinn yang tengah menonton latihan anak-anak klub bola dari tribun atas. Tampak terdapat luka memar dibawah matanya,yang membuat Porsche melontarkan pertanyaan barusan.

Bukannya menjawab Kinn hanya menggeleng,mengisyaratkan bahwa itu bukanlah masalah besar. Porsche yang tadinya hendak duduk disebelah Kinn,mengurungkan niatnya dan malah turun kebawah,kearah lapangan. Kinn yang melihatnya tak banyak komentar dan hanya terus saja menonton junior serta rekan-rekannya menggiring bola bergantian melewati rintangan. Beberapa junior melakukannya dengan sangat hati-hati,sedangkan beberapa rekannya yang sudah berada lebih lama di tim melakukannya seperti hal itu adalah hal termudah yang pernah ada.

'Huh,mencoba pamer ya.' Batin Kinn.

Beberapa saat kemudian Porsche kembali,dengan menenteng sebuah kompres es,hasil pinjaman dari klub sepakbola. Porsche segera menempatkan diri disamping Kinn dan menekan memar dibawah matanya dengan kompres es yang ia bawa.

"AH ! " pekik Kinn,kaget dengan sensasi dingin yang sangat tiba-tiba diwajahnya. "Jika kau ingin mengobatiku bisakah kau lakukan dengan pelan-pelan." Protes Kinn.

"Baik tuan muda." Diucapkan Porsche dengan nada tak peduli. Porsche kembali menempelkan kompres es yang ukurannya hampir menutupi separo wajah Kinn itu,dengan hati-hati kali ini. "Jadi,katakan padaku apa yang terjadi? Dan siapa yang melakukannya?"

"Book yang melakukannya." Jawab Kinn.

"Book? Kekasih barumu?apa yang kau lakukan hingga dia memukulmu?"

Kinn melirik Porsche sekilas, "Mantan.Dia melihatku berciuman dengan pria lain."

Mendengarnya Porsche secara spontan lebih menekan kompres es di memar Kinn,alhasil menghasilkan pekikan kesakitan dari Kinn. "Apa?! Kau pantas mendapatkannya. Bukankah Book baru satu minggu menjadi kekasihmu? Kenapa kau melakukan hal semacam itu? Jika memang sudah tidak ada perasaan katakan padanya." Omel Porsche. "Pilih satu orang yang begitu kau cintai,kemudian berhenti melakukan 'one night stand' ataupun hubungan singkat. Cobalah berkomitmen pada satu orang."

Kinn menyingkirkan tangan Porsche yang memegang kompres es dipipinya,kemudian menatapnya tepat dikedua iris hitam itu.

"Aku akan berhenti melakukannya,asal kau yang menjadi pasanganku."

Suasana menjadi hening disekitar mereka untuk beberapa saat dan ...

PLAKK !!!

Porsche dengan entengnya 'menggeplak' kepala Kinn hingga membuat korbannya nyengir kesakitan.

"Berhenti mengatakan omong kosong seperti itu setiap saat." Porsche menghela nafas lelah. "Dan juga apa kau tidak bosan mendengar jawabanku."

"Ya ...ya ... kau masih menyukai dada besar ketimbang jakun bukan? Aku sangat tahu itu." Ucap Kinn dengan tampang malas.

Porsche memperhatikan ekspresi sahabatnya,sahabat yang telah ia kenal semenjak mereka sekolah dasar. Mereka besar bersama dan kerap kali menghabiskan waktu bersama. Bahkan saat sekolah beberapa kali mereka menyukai gadis yang sama. Tapi,setelah memasuki sekolah menengah atas Kinn berubah,ia mengaku pada Porsche bahwa ia menyukai pria.

Apa yang membuat sahabatnya berubah?pikir Porsche saat pertama kali Kinn memberitahunya perihal orientasi seksualnya. Sekali lagi mereka besar bersama,tapi kenapa hanya Kinn yang berubah sedangkan dirinya masih sama. Bukan bermaksud memberikan penilaian buruk terhadap penyuka sesama,Porsche menolerir hal itu. Bahkan jika itu bukanlah sahabatnya ia pun tidak akan mempermasalahkannya.

KinnPorscheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang