Tatapan itu tak teralihkan oleh apapun,mata yang biasa terlihat tegas tanpa emosi didalamnya itu berubah lembut hanya karena objek yang tengah menjadi fokusnya. Terpisahkan oleh sebingkai jendela dengan kaca patri bermotif rumit,mata itu mengintip dari sela bening yang ada.
Sang objek tampak tengah melepas penat dengan duduk diatas paving pembatas taman tanpa peduli jika nanti celana kain hitamnya ataupun setelan jasnya akan kotor,sebaliknya dia mulai meluruskan kakinya dan dengan santai menghisap sebatang nikotin ditangannya,menghisapnya kuat kemudian menghembuskan asapnya perlahan diakhiri dengan senyum sinis kecil setelahnya,membuat sang pengamat mengerutkan kening.
Tanpa diketahui oleh sang pengamat bahwa objeknya tengah menertawakan diri sendiri. Ya karena dulu ia pernah memutuskan untuk berhenti mengkonsumsi gulungan racun ini karena ingin memulai hidup yang baru,namun...takdir berkata lain,ia yang ingin memulai hidup baru dihadapkan pada kenyataan yang lebih pahit dari segelas espresso,hingga ia harus kembali bergantung pada 'teman kecilnya' ini untuk melupakan kehidupan pahitnya.
"Kinn "
Kinn,sang pengamat berbalik, secepat ia berbalik secepat itu pula tatapan lembut tadi berubah menjadi tatapan tegas tanpa emosi.
"Khun " sapanya pada sang kakak.
Tankhun mendekat,dandanannya kali ini terbilang normal dengan sepasang jumpsuit warna hitam dengan motif zebra,sepatu boot warna senada dan sebuah topi fedora berwarna kelabu.
Khun melirik sekilas dimana tadi adiknya sempat terpaku,kemudian mendengus mengejek.
"Temui saja dia jika kau mau,kenapa harus mengintip segala,memalukan " cibir Khun dengan kedua tangan terlipat didepan dadanya. "
"Kenapa aku harus menemuinya?"
Sekali lagi Khun mendengus dengan pertanyaan Kinn,mendekat dan mendorong jari telunjuknya tepat pada kening Kinn.
"Jiwaku mungkin terganggu tapi otakku masih bekerja dan mataku tidak buta " jelasnya sembari mendorong pelan kening Kinn. "Tidak sepertimu,sepertinya sehat tapi otak dan mata tidak bekerja dengan benar"
"Aku masih tidak mengerti apa yang kau bicarakan" ujar Kinn berusaha menjadi orang bodoh.
"Bahkan para bodyguardku yang bodoh saja tahu,jika diantara kau dan Porsche ada sesuatu. Masih mau mengelak lagi huh?" dengan gesture tahu segala sesuatu Tankhun mendekati jendela dan ikut memperhatikan objek pengamatan Kinn sedari tadi yang tak lain dan bukan adalah Porsche. "Aku tidak heran jika waktu itu ia memilih pergi dengan si brengsek Vegas,jika prianya sepengecut ini " Tankhun menatap Kinn dengan ekspresi merendahkan.
"Baik , sementara ini dia memang bekerja untukku,tapi jika kau tak juga mengambil langkah dia akan selamanya menjadi milikku,meski kau memohon padaku untuk mengembalikannya takkan kuberikan !" Tankhun berbalik bersiap pergi meninggalkan ruangan sebelum lengannya dicekal oleh sang adik
"Bukan aku yang tak menginginkannya,tapi aku yang telah di buang olehnya" ungkap Kinn dengan lemah. " Dia memintaku untuk tak lagi menemuinya setelah apa yang kulakukan" ."Kau memang pantas mendapatkannya ! kau tak mau mendengarkanku sejak awal" sela Tankhun . "Jadi kau benar-benar tidak akan menemuinya karena dia menyuruhmu seperti itu? " ujar Tankhun disertai ekspresi heran. "Hey ! Kau itu ketua Mafia atau anak TK?! Nyalimu sekecil telur ikan " cibir Tankhun . "Lagipula sejak kapan kau menuruti kata-kata bodyguardmu huh!" ujar Tankhun sembari melepas cekalan dilengannya. "Sekarang terserah kau saja ! kehidupan cintamu lebih rumit dari drama yang sering kutonton membuat kepalaku pusing. Aku mau ke SPA saja pusing pusing pusing " gerutunya.
Selepas itu Tankhun kembali berjalan menuju pintu kali ini Kinn membiarkannya. Dapat berbincang masalah pribadi pada Thankun adalah suatu pencapaian besar baginya,dan disaat seperti inilah ia merasa memiliki seorang kakak seperti keluarga pada umumnya. Matanya kembali pada Porsche yang masih berada dalam posisi yang sama,senyum kecil tampak pada wajahnya sebelum ia berjalan keluar menyusul Tankhun.
KAMU SEDANG MEMBACA
KinnPorsche
Historia CortaBerisi kumpulan short story 1000-2000 kata dari KinnPorsche ataupun MileApo. Dengan latar belakang yang berbeda-beda.