Selamat membaca, semogaa sukaa Aamiin.
Vote itu gratis, jadiiii silahkan vote ya💘
18. RUMAH (TIDAK) LAYAK HUNI
Ada sebuah ruangan yang berantakan, banyak benda-benda sisa mereka yang pernah tinggal. Jangan diambil, karena kenangan itu bukan milikmu.
***
Ruang rawat kamar 77 sedang ramai oleh suara senang dari seorang ibunya karena anaknya hari ini kembali bebas untuk pulang ke rumah, setelah cerita letih tentang ginjal dan cuci darahnya. Senyum Ibunya kian lebar, ada warna senang yang seperti tidak bisa dijabarkan oleh apapun. Kesembuhan putrinya, selalu jadi semoga paling serius yang ia bicarakan pada Tuhan setiap helaan nafasnya.
"Mah, aku kabarin Bara dulu, ya," kata Permata pada Ibunya. Cukup tahu, kalau putrinya berteman dengan baik kepada anak dokter itu.
Permata kemudian mencari nomor telfon yang pernah Bara tulis di bukunya, lalu kemudian menyalinnya di handphonenya. Namun, tombol call ternyata tidak berfungsi karena yang dituju sedang tidak aktif. Lalu ia berinisiatif mengirimkannya pesan. Mengabarkan tentang kondisinya sekarang.
Bara adalah energi paling besar yang Permata pernah kenal. Karena laki-laki itu, ia paham, bahwa sakit bukan tentang lemah dan mati, tapi sakit tentang berjuang dan melawan. Meski, takdir selalu punya ceritanya.
"Udah aku kirim pesan ke dia, Mah...." Permata lalu memasukkan handphonenya. Ia juga tidak berharap banyak pesan itu akan dibalas.
Mata Permata mengitari ruangannya, ada satu pesan konyol yang menggetarkannya: Sakitlah, sampai lo lupa rasanya sakit seperti apa. Memang menyebalkan, namun jika tidak diberi atau tidak jadi perasa, mungkin manusia lupa, luar biasanya sehat yang kadang tak terkira.
Permata janji, sehatnya akan ia jaga. Untuk menikmati banyak hal di Bumi, seperti kata Bara.
****
Kalau Salsa sama Ayahnya, saya akan hidup sama siapa? Tanya Mama Salsa dalam kepalanya sendiri. Dirinya pun merupakan anak tunggal, tidak memiliki sanak saudara, beberapa kerabatnya pun jauh di luar pulau, dan sudah jarang bertukar kabar satu sama lain lagi.
Akhir-akhir ini, toko kuenya jarang buka, uang persediaan yang jadi tabungan juga harus di minimalisir pengeluarannya. Salsa harus tetap ia ajak hidup dengan baik, apapun caranya.
Tidak lama, benda pipih yang ada di tangan Mama Salsa kembali bergetar.