19. SENIN YANG ROMANTIS

81.6K 7.3K 7.9K
                                    

Haii^^ mohon maaf yaa Bor, tadi malam nggak update sesuai janji😭💗

Surat cinta untuk Bor: vote dn koment yaaaa!

Selamat membaca, semoga sukaa Aamiin.

19. SENIN YANG ROMANTIS

Baca dengan baik, Aku mencintaimu.

***

Bara mengela nafasnya ketika jam sudah menunjukkan pukul tujuh lima belas menit. Namun, di gerbang sekolah, belum juga muncul seseorang yang sejak tadi ia tunggu. Sebenarnya, sejak tadi Bara sudah menunggu di rumah Salsa, berniat untuk menjemputnya seperti biasa. Tetapi pesan perempuan itu yang mengatakan bahwa ia sudah berada di sekolah, membuat laki-laki itu segera beranjak ke tujuannya.

"Nunggu pacar? atau nunggu gebetan baru?" tanya Bobby, seraya berbisik di telinga Bara.

"Gila! lo pikir gue Alaska, yang gonta-ganti," sahut Bara cepat ketika pertanyaan itu dilontarkan.

Mata segelap obsidian milik Bara kemudian kembali menatap gerbang, namun tidak juga mendapati Salsa di sana. Lalu di kelasnya pagi sekali, juga sudah ia cek, namun tidak ada Salsa juga.

"Natap gerbang juga, liat siapa, Sa?" tanya Bobby beralih pada Angkasa. Sang ketua perkumpulannya.

Angkasa menoleh, memasang wajah datarnya. "Kepo."

Lalu mendengar banyak teman-temannya yang kini pandangannya berpusat pada gerbang, Alaska juga ikut-ikutan. Kemudian, beberapa detik kedepannya, bersuara, ketika melihat satu orang perempuan yang melintas, "Vana? I love you."

Perempuan yang berpapan nama Silvana Laurel Kaliska, tersenyum girang, memang tidak ia ladeni ucapan Alaska. Namun hatinya sedang ketar-ketir. Karena yang menyapanya barusan adalah salah satu cowok keren di SMANDA.

"Ye, udah berapa banyak perempuan yang lo beri ILY hari ini?" tanya Rama. Laki-laki itu seperti biasa, duduk diatas motornya, sembari sengaja mengacak rambutnya yaitu sudah berantakan.

"Udah 20 orang haha," jawab Alaska.

Baginya, cinta itu tentang menyeleksi, karena tidak ada yang benar-benar cinta sebelum semesta memberitahu pemenang diantara banyaknya peserta yang hadir.

"Njir! Pusat patah hati banget lo," nilai Bobby.

"Tapi emang gitu, selama masih punya kesempatan, jatuh cintalah dengan puas, nikmati semua suka dan lukanya, haha, kalau pun akhirnya dapat kecewa, ya, setidaknya, lo semua tahu kalau kecewa yang lo rasakan bukan kecewa paling terakhir atau pertama kali. Akan ada episode kecewa selanjutnya lagi. Dan dengan itu, lo nggak akan lupa, bahwa tentang sembuh itu, ada," jelas Angkasa.

Razi mengangguk paling pertama. Sepakat dengan penjelasan Angkasa. Yang sejak tadi diam-diam melihat langkah kaki seorang perempuan dengan ransel hitam yang melintas di depan mereka baru saja. Namanya Ilusi, sekelasnya.

"Nggak sepakat tuh gue," timpal Bara. Setelah mendengar dengan baik ucapan Angkasa.

"Bagian mananya?" tanya Angkasa pada Bara.

"Bagian kecewa yang seolah dibiasakan hadirnya, padahal lo nggak tahu makna kecewa sebelum lo jadi si perasa," jelas Bara.

"Lo udah?" tanya Angkasa, menimpali balik

"Belum, dan gue nggak mau—" jawab Bara.

"Cemen," potong Angkasa. "Jauh sebelum manusia ada, kecewa sudah lebih dulu ada di bumi, Bar. Nikmati aja."

DIA BARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang