13. HARI BARA-SALSA SEDUNIA

93K 9.3K 7.4K
                                    

Selamat membaca, semogaa sukaa Aamiin.

Vote itu gratis, jadiiii silahkan vote ya💘

13. HARI BARA-SALSA SEDUNIA

Aku ingin selalu berhasil mencintaimu dengan cara yang paling baik. Jika hari ini tidak berkesempatan membalas rasaku, besok, lusa, dan kapanpun, masih ada.

***

Masih dengan posisi sebelumnya yang mengintip Salsa dan Bara melalui jendela. Rai dan Rinai ikut terbang dengan sihir kata-kata itu. Memang terdengar lebay, tapi bagi keduanya yang belum pernah mendapatkan jatuh cinta seperti itu, tentunya jadi hal yang sangat di maui juga. "Jika Bara ada dua di bumi, sisakan satunya untuk gue, Tuhan," kata Rai.

"Ciptakan Bara dengan 3 wujud, Tuhan. Biar gue dan Rai nggak rebutan."

"Aamiin," sahutnya bersamaan.

"Menurut lo, nanti ini gimana? Mereka bakal jadian nggak?" tanya Rinai, menerawang keduanya yang masih berdiri berhadapan.

"Harusnya jadian. Kesempatan itu nggak datang berkali-kali. Semesta nggak sebaik itu untuk mereka yang menyia-nyiakan."

"Kalau sampai jadian, besok, SMANDA pasti bakal ramai banget," kira Rinai.

"Kebayang, Bara sama Salsa jalan di koridor sekolah berdua lalu diliatin sama kakel yang cemburu haha," pikiran Rai mulai bercabang, membayangkan.

Sementara itu, pada obrolan yang tercipta antara Bara dan Salsa kian berlanjut. Menciptakan dimensi yang tentunya berbeda dengan suasana Rain dan Rinai. Keduanya tidak lagi membahas tentang rasa dan balasannya. Tapi beralih, mencari cara untuk terus jatuh cinta.

"Sal, hari ini diperingati sebagai hari apa?" tanya Bara.

Salsa berpikir, "Nggak ada. Hari ini cuman jadi hari biasa."

"Mau menciptakan peringatan?"

"Peringatan apa?"

"Peringatan yang ketika lo bertemu dengan hari ini, entah setahun, dua tahun, tiga tahun, sampai milyaran tahun jika Tuhan mau, lo akan tetap ingat dengan sesuatu yang berkaitan dengan hari ini."

"Boleh, caranya gimana?" tanya Salsa.

"Syaratnya cuman satu, jawab pertanyaan gue dengan jawaban 'iya'."

Salsa mengangguk saja. Tidak bisa, pikirannya sudah terkontaminasi oleh detak jantung yang sangat tidak stabil setelah mengakui perasaannya. Bara Bintang Tenggara, laki-laki yang ada di depannya ini begitu manis, dia hebat sekali memainkan sikapnya, memakainya kalimatnya juga.

"Mau jadi Salsa gue nggak?" tanya Bara.

HAH? KAGET!

Salsa diam.

"Jawabannya mana, Sal?" tanya Bara dengan bibir yang melengkung. Bibir merah jambu yang tetap pada warnanya sejak dulu.

Tarikan napas Salsa terlihat, sepertinya sedang berusaha untuk mengusir rasa gugupnya. Memang iya, Bara bukan laki-laki pertama yang mengungkapkan perasaannya, tapi, kenapa ia jadi salah tingkah seperti ini sih?

"Tapi, gue nggak sespesial itu, Bara. Gue bukan siswa famous di sekolah. Gue biasa-biasa aja," ujar Salsa.

Itulah Salsa Dhara Adista dimata Bara. Perempuan dengan segala biasanya, perempuan yang jauh dari peradaban SMANDA yang mengikuti segala trend. Perempuan yang hanya ke sekolah untuk belajar dan OSISnya. Perempuan penjual kue yang dikenal oleh beberapa siswa seangatannya.

DIA BARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang