METT MALAM BORRRR
VOTE DULUU, SPAM KOMENT JUGAAA
Selamat membaca, semoga sukaa Aamiin
33. PENULIS BUKU DIA BARA
Aku tidak mau kamu terlupakan, meski kita hanya hal fana yang tidak lama. Untuk abadi, jalan satu-satunya adalah memperkenalkanmu pada dunia melalui karanganku.
***
Perpustakaan Umum UGM yang terkenal selalu ramai, hari ini membuktikan seberapa banyak orang yang datang ke tempat itu. Mereka datang dengan tujuan berbeda-beda, sama dengan Salsa dan seorang laki-laki yang berada di sebelahnya. Laki-laki berpostur tubuh tinggi, dengan kemeja motif kotak-kotak rapi yang ia kenakan.
"Nyerah gue, Sal. Kalau lo seandainya nggak ada, serius," ucap laki-laki yang ada di sebelah Salsa.
Namanya, Raja. Raja Kastara Negara, Mahasiswa Hukum UGM yang kebetulan satu kubu pengurusan dengan Salsa di UKM Gama Cendekia. Mereka dekat setahun terakhir ini, bak seperti air yang mengalir.
"Lebay, gitu aja nyerah," balas Salsa, meledikinya ketika keduanya berada di rak buku Tata Negara.
"Hahaha, bersyukur banget kenal sama anak sastra ini," ujar Raja, tersenyum.
"Gombal," tepis Salsa. "Udah deh, buruan, cari referensinya."
"Ngantuk, Sal. Mana lapar lagi," keluh Raja, melirik Salsa. Yang ketika setiap ia perhatikan, wajah perempuan yang ada di sebelahnya ini, selalu jadi pemenang candu dan halunya.
"Ih, alasannya banyak banget, mau jadi mahasiswa abadi, Ja?"
"Enggaklah, maunya abadi sama lo," jawab Raja cepat dengan candaannya.
"Basi, udah, buruan kerja, atau gue ninggalin lo nih."
"Galak sekali perempuan manis ini." Raja ikut bergerak akhirnya, mencari buku untuk bahan tulisannya. Namun, anugerah Tuhan selalu ada saja, ia mengirimkan dalam wujud Salsa yang selalu siap membantunya.
Sejujurnya, hukum tidak pernah ada pada bagian diri Salsa. Namun, ia punya sepupu yang sefakultas juga dengan Raja, ia menggunakan jurnalnya untuk dipakai Raja sebagai bahan evaluasi sekaligus pembelajarannya. Buku-buku hukum yang kuat juga sengaja Salsa pinjam untuk Raja pakai.
Seminggu sekali di waktu lowong, Salsa menyempatkan waktunya untuk seperti ini. Membantu Raja malas untuk bergerak meninggalkan zona nyamannya.
"Sal, nanti enaknya makan dimana, ya?" tanya Raja. Di sela-sela Salsa sibuk mencarikan referensi untuknya.
"Udah dapat referensinya?"
"Belum sih hehe, supaya semangat jadi harus buat planning," jawab Raja ketika melihat mata Salsa menatapnya tajam.
Salsa menatap Raja, "Jangan merencanakan sesuatu yang baru, saat lo belum selesai sama apa yang ada di depan mata lo, Ja," saran Salsa.
"Tapi, manusia kan emang gitu."
"Nggak semua manusia gitu," sanggah Salsa. "Dan, mohon jangan jadi manusia seperti itu."
"Kenapa?" tanya Raja.
"Susah, jalannya selalu berantakan kalau lo nggak bisa nge-handle dengan baik."
"Nah, makanya, Tuhan selalu mengirimkan Ratu buat Raja untuk membantunya menyelesaikan misinya," kata Raja mengalihkan. "Kayak lo nih, yang bantu gue."
"Gue bukan Ratu, gue Salsa," jawab Salsa cepat. Lalu berpindah ke rak yang jauh dari tempat Raja berdiri. Meninggalkan laki-laki itu, agar bisa benar-benar fokus.
