BISMILLAH, ENDING.
KALIAN TIM APAAA? JAWABBBBBBBB
HAPPY ENDING?
SAD ENDING?
Beri ruang untuk bab ini, silahkan memutar lagu yang menurut kalian sesuai dengan judul cerita inii🌧️🌧️
Selemat membaca, semogaa sukaa, Aamiin.
43. SELESAINYA KISAH ABADI ITU
Semoga selalu jadi bintang yang paling terang, agar nanti tak kesusahan mencarimu.
***Setengah tahun setelah peristiwa pesawat rafflesia buana...
"Boleh bawa sarapan buat lo, nggak?" tanya Tata melalui sambungan telfon dengan Bara.
Ya, sejak kepergian Salsa waktu itu, tersisa hanya Tata yang bersama dengan Bara. Dan, hanya perempuan itu juga yang Bara berikan ruang untuk mengganggu hidupnya. Hanya sebagai teman, tidak ada yang lebih dari itu. Tetapi, tidak tahu dengan nantinya.
Ketidakhadiran Salsa, membawa banyak hal baru yang akhirnya laki-laki bermata segelap obsidian itu ketahui, utamanya tentang hubungan Salsa dan Tata yang ternyata adalah seorang saudara tiri. Iya, Tata yang disebut Bara ini adalah Permata.
Ketidakhadiran Salsa juga, membawa banyak ambisius dalam kepala Bara. Dua bulan kemarin, ia berhasil mendapatkan gelar sarjananya. Dan, sebulan lalu ia baru saja menandatangani kontak kerja sama di sebuah perusahaan Industri minyak dan gas bumi. Yeah, anak SMA yang pernah tidak taat aturan ini, sudah dewasa kan?
"Nggak usah, Ta. Nggak usah repot-repot, nanti lo kecapekan," balas Bara untuk Tata.
"Oke, yaudah, gue tutup, ya, telfonnya," ucap Tata, yang membuat sambungan telfon itu berakhir.
Bukan hal baru, setiap hari, keduanya memang sering melakukan telfonan seperti ini ketika pagi, dan menjelang tidur. Hanya mengisi waktu yang begitu kosong dan kadang penuh sesak jika isi kepala datang membawa segala kerinduan yang tiada tara rasanya.
"Gue selingkunya udah berapa lama, ya?" Bara berfikir. "Udah enam bulan, ya, Sal," monolog Bara, sembari melangkah keluar dari apartemennya. Setiap kali berhubungan dengan Tata. Bara selalu merasa dirinya selingkuh. Seolah ada alam bawa sadar yang menolaknya untuk menerima kenyataan.
Terkadang, bukan orang baru yang salah, pun bukan kendali kita untuk menyalahkan diri sendiri. Tapi, kenangan. Ia awet menjajah hati dan pikiran. Entah ujung seperti apa yang dia inginkan.
Dan, ia juga sadar, memang ada satu rasa yang tidak akan pergi meski orangnya sudah jauh. Rasa itu akan kemana-mana bersama kita, meski di waktu itu sudahada orang lain. Terdegar licik dan jahat kan? tapi cinta memang seaneh itu.
Jogging menuju laut juga adalah kebiasaan baru yang Bara lakukan. Nanti, hanya duduk di pinggirannya, sembari mengamati gulungan ombak yang kejar-kejaran di sana. Bara tidak bisa membenci laut, karena di sana ada seseorang yang paling ia sayangi. Meski marah, laut telah jadi titik tenangnya. Tempat paling mengerti isi kepalanya.
Berdiam diri di pinggir laut, seperti proses sembuh, yang sedang pelan-pelan mengobati luka Bara.
"Bara?"
Suara itu terdengar berkali-kali di telinga Bara, namun, laki-laki itu tak juga menoleh. "Bara?"
Sampai sang perempuan itu yang menghampirinya dan duduk di sebelahnya. Dengan setelan pakaian olahraga juga. Ia memakai topi, wajahnya pucat karena ia tidak boleh melakukan olah tubuh yang berlebihan.