Hidup itu tentang hilang dan kehilangan. Menemukan kembali hanya dongeng penenang yang lucu.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kertas manis itu, dibaca oleh seorang siswa berpakaian SMA yang baru saja tiba di rumahnya karena tiga puluh menit harus menyisihkan jam pulang untuk rapat OSIS.
Salsa tersenyum, tidak apa-apa bukan ucapan pertama. Namun hari ini, ia jadi yang paling manis. Dia yang ucapannya selalu menarik setiap tahunnya. Memang, tidak seakrab saat masih jadi pacar, disebut tidak pernah bertegur sapa, nama Bara tidak pernah melewatkan hari yang membawa Salsa ada di Bumi.
"Cie dapat surat dari siapa nih, anak Mama?" tanya Mama Salsa padanya.
Tahun terakhir SMA, kesehatan Mama Salsa membaik namun harus tetap rutin untuk berobat, ekonomi juga mulai membaik, toko kue mulai buka lagi. Salsa juga sudah berhenti bekerja sebagai seorang karyawan di toko baju Arya. Iya, waktu ia kesusahan mencari uang hingga menjual handphonenya, ada Arya yang membantunya, menawarkan pekerjaan padanya.
"Adalah, Mah," jawab Salsa dengan senyum lebarnya.
Sang Mama masih terus menggoda, "Jangan sia-siakan laki-laki manis yang nggak ada duanya, Nak. Tapi, harus tahu mana prioritas dulu."
"Iya, iya, Mah...."
"Udah bilang makasih sama dia?"
Salsa menggeleng.
"Bilang atuh, satu senyum itu mahal, nggak semua orang bisa jadi alasan senyum," kata Mama Salsa.
Cinta kasih seseorang itu tidak ada takarannya, melalui hal-hal kecil atau besar, jika itu dari orang paling berpengaruh dalam hidup, rasanya tetap saja istimewa tiada tanding. Jadi selagi di beri, hargai.
"Nanti, Mah. Mau makan dulu haha," Salsa kemudian beranjak masuk ke dalam rumah, ke meja makan dan melihat kejutan sama Mama dan Nona yang setiap hari ini, tidak pernah alfa.
Dari luar, sang Mama mendengar teriakan putrinya, "TERIMA KASIHHH BANYAK, MAH. SALSA SAYANG BANGETT." Mama Salsa tersenyum lebar, saking senangnya, ada air mata yang jatuh disela-sela senyumnya.
Semesta, buat dunia selalu berpihak padanya. Selamat Ulang Tahun, Nak.
***
Dengan semangat yang full sepulang sekolah, sebelum beranjak dari kelas, Bara menghampiri semua perempuan yang ada di kelasnya. Menanyakan hal sederhana yang ia buat manis saat itu.