39. DI LANGIT, DI DEKAT TUHAN

71.8K 6.9K 10.7K
                                    

Halooooooooo

VOTE EA, KOMENT BANYAK-BANYAK JG EA.

Selamat membaca, semoga sukaa Aamiin.

39. DI LANGIT, DI DEKAT TUHAN.

Pergi, menjelma menjadi perpisahan. Lalu di suatu waktu kembali hadir, untuk sekali lagi bertahan, berpelukan erat, seraya bersuara:
Selamat jadi kenangan.

***

Melihat mobil yang mengantarnya pergi, perempuan itu kembali keluar pagar. Jam satu malam nanti, adalah jadwal keberangkatannya ke Amerika. Seluruh persiapannya sudah lengkap, Salsa tinggal berangkat menuju Bandara sekarang, tanpa pamit pada siapapun kecuali pada sang Mama.

Pertemuan dirinya dengan Bara adalah hal paling manis di malam minggu ini. Senyum Salsa tidak pernah berhenti merekah.

Di mobil, menuju Bandara sang supir taksi mengamati Salsa melalui spion tengah. "Sepanjang saya jadi supir di Bandara, baru kali ini, ada penumpang yang ingin berangkat, tapi senyumnya banyak."

"—Kebanyakan sedih, Neng. Soalnya akan mengalami perpisahan," lanjut sang supir.

"Jika berpisah, emang harus sedih, ya, Pak?" tanya Salsa, menanggapi.

Sang supir tersenyum, "Oh haha, tentu iya. Perpisahan itu bukan cuman membawa raga untuk tidak bertemu. Perpisahan itu membawa segala-galanya. Termasuk rahasia."

"Rahasia apa, Pak?"

"Rahasia pertemuan," jawab Sang supir. "Apakah nanti akan bertemu, atau dibiarkan untuk berpisah selamanya."

Raut wajah Salsa berubah. Tapi tidak merusak senangnya di hari sabtu ini. Kata sang supir memang benar. Rahasia pertemuan itu nyata adanya. Tentang kedepannya, kita tidak akan pernah tahu tentang kabar pertemuan meskipun berencana untuk bertemu lagi bukan?

Salsa lalu menatap keluar kaca mobil, tidak melanjutkan perbincangan itu. Kelap-kelip lampu sepanjang jalan menjadi sebuah pengiring kepergian Salsa dari tempat ini. Tempat yang akan sangat ia rindukan karena banyak ceritanya.

1 Minggu di Amerika adalah agenda Salsa selanjutnya. Ada rapat dosen dan penelitian yang melibatkan ia untuk ikut. Terkesan mendadak, dirinya juga baru menyetujuinya beberapa hari yang lalu saat pengambilan atribut wisuda.

Pergi dengan senang, pulang dengan senang. Begitu yang Salsa inginkan.

Sesampai di Bandara, Salsa segera bergerak untuk check-in. Ya, memang cuman dirinya, karena satu dosen dan satu mahasiswa sudah berangkat kemarin. Salsa menundanya, karena ada Bara yang memintanya untuk bertemu di hari Sabtu. Dan untungnya diberi waktu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DIA BARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang