Mereka kini sampai di lokasi. Jay segera keluar dari mobil dengan diam seribu bahasa. Feya yang melihat sikap pria itu merasa heran.
"Segitunya kah dia mengkhawatirkan orang?" Gumamnya dalam hati.
Jay berlari ke dalam dengan nafas yang tak beraturan dan dia pun menemui salah satu polisi yang tadi menghubunginya.
"Apa ada korban?" Tanyanya dengan cepat.
"Hhh-hh sepasang suami istri meninggal dunia dalam keadaan mengenaskan, mereka di tikam oleh seseorang," lirih pak polisi.
"Bagaimana dengan anaknya?!"
"Beruntung dia selamat, tapi wajahnya tidak ada ekspresi sedikitpun, apa dia punya kekurangan Jay?" Polisi itu sudah lama kenal dengan Jay, beberapa tahun lalu juga kejadian kasus yang sama di perumahan milik ayahnya dan kasus tersebut diselesaikan oleh Jay dan polisi itu sendiri yang bernama Berd.
Jay menarik kasar nafasnya, "aku juga belum tahu betul keluarga ini... Mereka sangat tertutup... Jadi sekarang dimana anak itu??"
Berd menunjuk kearah barat dimana duduk seorang gadis kecil yang memegang bonekanya ditemanin dengan satu suster. Disisi lain Feya hanya mengikuti dan mendengarkan pembicaraan pria itu.
"Halo adik, namamu siapa?" Tanya Jay yang sudah duduk posisi mensejajarkan tinggi badan anak itu.
Gadis itu hanya diam dan menatap Jay dengan lekat.
"Heh anak kecil jangan menatapnya seperti itu!" Ketus Feya seraya bercakak pinggang.
Suster yang dari tadi di samping gadis itu terbelalak ketika melihat penulis terkenal berada di tempat seperti ini.
"Heh Fey, sabarlah...dia hanya anak kecil," ujar Jay menatap tajam kearah Feya.
Wanita itu hanya mendengus kesal seraya mengerucutkan bibirnya.
"Anak ini akan kami introgasi, bagaimanapun dia adalah saksi mata atas terjadinya kasus ini," ucap tegas salah satu polisi yang tiba-tiba menghampiri mereka.
Jay tidak terima karena anak sekecil ini mana mungkin melakukan kejahatan, apalagi yang dibunuhnya adalah orang tuanya sendiri. Feya sedikit melirik wajah gadis itu dengan teliti, dia merasa tidak senang dengan tatapan anak itu. Dia merasa anak itu memiliki hal di tutupi.
"Aku harus cari tahu," batinnya dalam hati.
Setelah beberapa lama Jay dan polisi itu berdebat, akhirnya dia terima apapun keputusan polisi tersebut, bagaimanapun itu sudah menjadi perintah resmi yang di keluarkan oleh kantor pusat.
Rumah besar itu kini sudah diberi garis kuning, para tetangga kini mulai bubar dan kembali kerumahnya masing-masing.
"Tuan Jay Erick silahkan ikut kami kekantor, ada beberapa hal yang harus anda ketahui," ucap Berd.
Jay mengangguk. Lalu dia berlalu pergi ke kantor polisi, tentu saja dengan Feya. Sepanjang jalan Feya hanya diam saja, berbeda dengan sifat aslinya.
"Kau kenapa?"
Sontak lamunan Feya kini buyar. "Oh? Aku?"
"Siapa lagi?"
"Tidak ada apa-apa, tapi Jay...."
"Kenapa?" Tanya Jay dengan penuh penasaran.
"Aku merasakan ada hal yang tidak beres dengan anak itu, entah mengapa rasanya berbeda dari anak kecil yang sering aku temui, sifatnya.... Seperti saat aku kecil dulu," lirih Feya seraya menggigit kuku jarinya dengan wajah cemas.
Jay menarik tangan kanan Feya lalu mengelusnya pelan. "Tenang kita akan baik-baik saja, itu mungkin kau belum terbiasa dengan sikap anak kecil, karena perasaan mereka tidak pernah bisa kita tebak," ucap Jay dengan lembut.
Feya mengerutkan jidatnya dengan wajah kesal, dia lalu menarik cepat tangannya dari genggaman Jay.
"Jangan mengajariku," ketus Feya. Walaupun itu akan dianggapnya romantis, tapi bagi Feya itu suatu hal yang sangat dia tidak suka. jelas Feya memiliki kelebihan dapat mengetahui pikiran orang lain hanya dengan melihat ekspresi wajah orang itu. Mengapa demikian? Karena Feya sempat ikut kelas psikologi dan lulus dengan nilai terbaik.
Jay tertegun dengan perkataan yang dilontarkan wanita cantik itu.
Setelah mereka sampat di tujuan, beberapa polisi menuntun mereka masuk ke dalam ruang yang sudah disediakan.
"Jay aku ingin minta tolong padamu," mohon Berd.
"Kenapa?"
"Anak itu saat di interogasi hanya diam, ya kami tau sebenarnya salah jika berbicara kasus ini pada anak yang usianya masih sangat kecil dan aku ingin minta tolong padamu untuk membimbing anak itu dirumahmu untuk sementara, sampai kami tahu keluarganya yang lain... karena sampai saat ini kami belum tahu jelas keberadaan sanak saudaranya," ucapnya panjang lebar.
Sebelum Jay mengangguk Feya menahannya lebih duluan.
"WAITT!!!!" Ucap Feya dengan tegas."Jika anak itu di rumah Jay...berarti mereka akan satu atap?? Lebih lagi dia seorang perempuan??!! Walaupun hanya bocah, aku tidak akan sudi!!"
Bantinnya dalam hati.when jealousy exceeds your senses
"Kenapa denganmu Fey?" Ucap Jay heran melihat gelagat wanita itu."E-eh... Tinggal saja denganku!" Ucap Feya yang membuat satu ruangan terkejut. Bagaimana tidak terkejut jika yang ingin membimbing anak itu adalah seorang penulis terkenal dengan seribu prestasinya.
"Apakah tidak keberatan Nona Feya?" Tanya salah satu polisi.
"Tidak, bairkan aku merawatnya, tapi ingat cepat cari siapa sanak keluarganya!" Tegas Feya seraya menyilangkan kedua tangannya di dada.
Mereka semua pun setuju dan menandatangani kesepakatan.
Kini Jay, Feya dan satu gadis telah berlalu pergi menuju tempat tinggal yang sangat dirindukan Feya. Ya, apartemennya, karena dia belum mandi dari kemarin.
"Bebersilah aku akammenyiapkan makan malam," ucap Jay lalu memasuki apartemen miliknya.
Feya juga ikut memasuki apartemennya dengan diikuti gadis itu.
"Sekarang kau bersihkan dirimu dan disana kamarmu," unjuk Feya pada salah satu kamar kosong. gadis itu hanya diam lalu memasuki kamar yang baru saja di beri tahu Feya. Melihat perilaku gadis itu, Feya sangat kesal hampir saja dia melayangkan tinjunya.
"Untung saja Jay mau membantu merawatnya, jika tidak aku akan memukulnya dari awal," gerutu Feya dalam hati.
----------------
Yuk yang mau cerita ter-update gue bisa pantau terus Instagram @hannahurmu_
Dan untuk tau lebih dalam cerita "24H" kalian bisa cek Instagram @hanpadd !!
Jangan lupa follow, vote dan coment buat author!! Biar semangat bikin ceritanyaaaaa
So thank you to all of you !!
KAMU SEDANG MEMBACA
24H
RomanceFEYA ASLEY wanita yang nyaris di sebut sempurna dengan segala kelebihan dari segi prestasi, terkenal, kaya raya, memiliki badan yang bagus dan berparas cantik tetapi dibalik semua kelebihannya dia memiliki sisi gelap. Keras kepala, suka mengintimid...