10 : Into you

88 63 58
                                    

Flashback on

Sebelum kejadian,

Jay sedikit berlari kearah lift karena dia ada pertemuan dengan seseorang. Saat memasuki lift, ponsel di sakunya berdering.

Jay : "kenapa pak?"

Manager Go: " Dimana Feya?!!! Apa dia bersamamu???!"

Jay: "Tidak... Memangnya ada apa pak?"

Manager Go: "Jauhkan Feya dari anak itu!!!"

Jay:"Anak ??"

Manager Go: "Anak dirumahmu adalah psikopat Jay!!!"

Jay menjatuhkan ponselnya kini tatapannya kosong, saat pintu lift terbuka dia cepat-cepat menutupnya dan kembali ke lantai apartemennya.

"Feya... Semoga kau baik-baik saja..." Batin Jay mengepalkan kedua tangannya.

Setelah pintu lift terbuka dengan cepat dia berlari ke apartemennya yang berada di ujung, tanpa dia sadari di belakangnya manager Go dan asisten Zoo juga baru saja sampai menggunakan lift yang berbeda.

Jay menekan kode kamarnya dengan tangan yang gemetar hebat.

Setelah membukannya....

Flashback off

Dirumah sakit.

Jay terus mengelus punggung tangan Feya. Wanita itu pun tersadar setelah tujuh jam dalam keadaan pingsan.

"Jay..." Lirih Feya segera duduk  di brankarnya.

Jay menatap Feya dan membantu Feya untuk duduk.

"Jika kau ingin marah silahkan," lirih Feya. "Mungkin kau kini sudah tau penyakitku, maka jangan sungkan untuk menjauh dari wanita seburuk aku," ucapnya lagi.

Jay tersenyum lalu dia mengelus pipi Feya.

"Maafkan aku,"

Feya mengerutkan keningnya. "Untuk apa?"

"Maaf... Karena telat mengenalmu dan menjagamu,"

Tak terasa air mata Feya mengalir, dia tidak menyangka orang yang baru dia kenali peduli dan tidak takut padanya. Karena setiap ada yang tau keburukan Feya, mereka pasti akan menghindar seperti melihat orang jahat. Di asingkan, di finah, di anggap pembunuh. Semua sudah dia dengar selama hidupnya. Tapi ucapan yang indah ini, baru dia rasakan seumur hidupnya.

Senyum Feya memudar lalu matanya melirik kearah tangan kiri Jay.

"Tanganmu..."

"Oh...ini... Sudah membaik, kau tidak perlu khawatir" balasnya dengan senyum yang sangat menyenangkan hati.

"Apa itu sakit?" Lirih Feya dengan tatapan datar.

"Tidak... Aku sudah biasa terkena seperti ini di dapur HAHAH," ucap Jay diiringi tawaan yang lantang.

Feya memukul pundak Jay tetapi dengan pelan, karena tangannya sekarang juga sedang terluka.

"Jangan bercanda, itu luka yang sangat besar," ketus Feya membuang mukanya ke arah kiri.

"Iya... Tenang saja sekarang perhatikan lukamu dulu," ujar Jay lalu mengelus tangan Feya.

"Ekhmm!" Manager Go dan asisten Zoo berdeham bersamaan.

"Ingat masih ada kita," sindir manager Go yang mengalihkan pandangannya ke segala sudut ruangan.

Jay dan Feya tertawa bersaman.

Serasa bahagia hidupnya dikelilingi orang baik dan peduli terhadapnya. Feya kini tidak merasakan kesepian dan sedikit haru karena kasih sayang yang tidak pernah di dapatkannya kini sudah berada di depannya.

Seseorang membuka pintu dengan wajah panik.

"Jay...." Ucap Ansel dengan nafas yang masih tersengal-sengal.

"Ansel?" Ucap Jay menghampiri Ansel.

"Apa tanganmu tidak apa-apa?" Tanpa melihat sekelilingnya Ansel terus memegang tangan Jay.

"Dia baik-baik saja," ucap Feya dengan wajah datar.

Ansel tersenyum masam. "Tolong jangan libatkan Jay dalam masalahmu Fey," ketusnya.

"Ck, kau yang harusnya berhenti mendekati milikku."

Manager Go,Zoo dan Jay saling bertatapan melihat perdebatan yang sengit kedua gadis itu.

"Hah haha... Semua kau klaim milikmu?! Jangan egois Feya!"

"Memang," balas Feya dengan senyum sinis.

"Cukup!! Jika mau bertengkar nanti saja dulu... Mereka masih dalam pemulihan," ujar Manager Go yang kini prustasi melihat keributan, dalam hatinya, kenapa tidak dia saja yang di ributkan?! Jelas manager Go adalah laki-laki yang masih lajang di usianya yang memasuki kepala tiga.

Ansel mendengus kesal, apalagi Jay yang hanya diam saja ketika dia berdebat dengan wanita lain.

"Ansel... Nanti kita bicarakan besok saja ya... "

"Tapi..."

Jay mengelus rambut pendek Ansel diiringi senyuman. "Tenang aku baik-baik saja ok," ucapnya lagi.

Ansel membalas dengan senyuman lalu pergi tanpa mengucapkan salam pada orang yang berada di dalam ruangan tersebut.

Feya mengepalkan kedua tangannya dengan kencang, terasa amarah memuncak di hatinya.

"Apa yang sudah menjadi milikku, tidak boleh di sentuh oleh orang lain," geramnya dalam hati.

Don't be too obsessive about something
because it will hurt the people you love :)

-------------------

Hi thanks yang udah baca ceritanya !!!

Jangan lupa follow Instagram gue @hannahurmu_

Dan @hanpadd salahsatu Instagram khusus info wattpad!!

24HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang