13 : paper Boat

67 54 51
                                    

Feya terdiam sejenak, senyuman kembali terukir di bibirnya diiringi isakan kecil.

"So, aku mau bertemu ayahmu," ucap Feya dengan senyum yang manis.

"Kebetulan besok aku akan kembali kerumah untuk mengambil beberapa barang, jika kau mau ikut simpanlah tenagamu sekarang," balas Jay seraya bangkit dari tempat duduknya.

Feya mengangguk cepat lalu membukakan pintu untuk Jay.

"Selamat malam," ucap Jay lalu keluar dari ruangan tersebut.

"Malam___"

Feya lalu menutup pintunya dengan cepat, dia sangat senang karena akan bertemu orang tuanya Jay besok.

"Aku akan pakai apa ya? untuk bertemu calon mertuaku?" gumam Feya mengelus dagunya. Dengan langkah panjang dia menuju lemari berukuran besar dengan material kayu jati.

Dia menarik semua baju di dalam lemari itu hingga berserakan dimana-mana.

"Argh kenapa semua bajuku jelek?! Aku harus membelinya ketika di jalan!" gerutu Feya dengan wajah kesal.

Saat matahari mulai terbit, dapur terasa berisik dan berantakan, Jay yang baru bangun terkejut dengan barang yang berserakan dimana-mana dan beberapa makanan yang menghitam.

"Feya??!!" Pekik Jay dengan mulut yang terbuka lebar.

Feya menatap Jay dengan wajah dingin, memperlihatkan bajunya yang putih kini sudah berubah warnanya menjadi abstrak.

"Pfftt.... Ke-kenapa kau memasak?"

"Sudahlah aku kesal!!! Kamu saja yang memasak!" Ketus Feya menaruh piring kotor ke wastafel dengan kasar.

Jay yang melihat ekspresi cemberut Feya semakin tertawa tak karuan, wajah cantik dan elegan Feya ternyata sangat buruk ketika di dapur.

"Kau duduk saja, jika kamu mau belajar kemarilah," lirih Jay seraya menggelengkan kepalanya.

Feya berdiri lalu mendekat ke arah Jay, walaupun kesal tetapi hatinya penasaran.

Jay menggerakkan alat-alat dapur dengan lihai, membuat Feya terus terkagum-kagum dengan mata berbinar.

"Lap air liurmu," ejek Jay sedikit tertawa.

"Ish kurang ajar kau," geram Feya seraya memukul punggung laki itu.

Tapi tak disangka Jay menahannya dan menaruh kedua tangan feya melingkari pingganya.

Feya hanya terdiam dengan wajah memerah antara perasaan malu, senang, berdebar semua bercampur aduk.

How do you feel when you find the right person?


"Sudah siap, ayo sarapan," ajak Jay dengan senyuman hangat.

"H-hh iya."

"Jantung sial*n kenapa kau cepat sekali berdetak" gerutu Feya yang terus-menerus memaki dirinya.

Mereka makan dengan tenang lalu bersiap-siap untuk pergi ke rumah ayahnya Jay.

Saat semua sudah siap hanya tinggal naik mobil, tiba-tiba ponsel Feya berdering.

"Kenapa kau menghubungiku?" Ketus Feya di telepon.

"Feya Asley... Ingat tiga hari lagi akan ada latihan sebelum hari-H fashion show... Aku harap kau tidak mengundurkan diri sayang," jawab Jean di balik telepon.

24HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang