Selama dua jam Feya dan Jay hanya diam tak berkutik sedikit pun. Wanita yang masih duduk di brankarnya sibuk entah karuan membaca buku-buku. Sedangkan Jay justru sibuk menulis menu barunya di buku miliknya.
"Kau..." Ucap mereka bersamaan.
"Duluan saja," Jay menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Hhh... Apa kau mengenal Ansel?" ucap Feya dengan canggung.
"Dia hanya teman teman dari kecil."
Feya tersenyum getir. Lalu menganggukkan kepalanya pelan.
"Kenapa? Kau mengenalnya?" Tanya Jay lagi.
"Pernah dekat... Hanya P-E-R-N-A-H" Eja Feya sedikit meninggikan suaranya.
Jay menarik kedua sudut bibirnya seraya melipat lengan bajunya.
"Dunia ini memang sempit."
"Ya."
"Kau sudah boleh pulang besok... Jadi beristirahatlah," ucap Jay yang hendak keluar ruangan.
"Temani aku disini," lirih Feya yang terus menatap punggung Jay.
Jay menoleh ke arahnya lalu dia kembali duduk di sebelah brankar. Jay menghela napas panjang.
"Ada yang mau kau bicarakan?" Tanya Jay seraya melipat kedua tangannya di dada.
"Apa kau selalu bersikap hangat pada semua wanita?"
"A-apa?"
"Apa kau tuli??!" Ketus Feya.
"Memalukan sekali jika aku mengucapkan ulang!" Geram Feya dalam hati.
"Oh ya... Aku tidak merasa seperti itu... Bukan kah bersikap ramah pada semua orang itu hal yang biasa?" Jawabnya dengan santai tanpa beban sedikit pun.
Feya mengepalkan kedua tanganya. Lalu dia memutar tubuhnya ke arah berlawanan dan menutup matanya.
"Sial!! Bukan itu jawaban yang ku mau!" Batinnya dalam hati.
"Fey?" Panggil Jay dengan suara pelan, dalam pikirannya mungkin Feya sudah mengantuk.
Ponsel Jay berdering, terlihat dengan kontak bernama Ansel lalu dia pun mengangkatnya.
"Ada apa Sel?"
"Kau dimana?"
"Masih di rumah sakit,"
"Turunlah aku sedang di bawah,"
"Baik, tunggu aku."
Jay lalu menutup ponselnya, dia pun berjalan keluar ruangan lalu menuju lift.
Feya yang mendengar percakapan keduanya di telepon dia segera mengikuti Jay tanpa sepengetahuannya.
"Rubah itu maunya apa ya?!" Gumam Feya mengelus dagunya dengan raut wajah berfikir.
Setelah turun dari rumah sakit Jay melihat Ansel yang sudah melambai kepadanya.
"Sedang apa kamu disini? Bukankah udara sekarang sedang dingin?" Tanya Jay seraya mengusap lengannya seperti orang kedinginan.
"Nih!" Ansel memberinya cup berisi mie. Mereka pun makan bersama di halaman rumah sakit di temani suara serangga malam dan lampu taman yang remang bewarna kuning.
"Apa kau tahu Jay?" lirih Ansel kini berhenti memakan mie yang di pegangnya.
Jay lalu membalasnya dengan mengangkat kepala sedikit menoleh wanita disampingnya.
"Feya adalah orang yang buruk," ucapnya lagi dengan nada gemetar.
"Maksudmu apa?"
Ansel memegang bajunya ragu untuk memberikan penjelasannya pada laki yang kini sedang memasang raut wajah heran.
"Dulu waktu kecil... Aku adalah sahabatnya...jelas dia tidak memiliki teman dan hanya aku yang dapat menerimanya. Hingga suatu hari aku membawa kucing kesayanganku dan mengenalkannya kepada Feya... Tetapi wajahnya sangat tidak senang, serasa dia tidak menyukai binatang. Hingga saat itu aku tidak pernah lagi membawa peliharaanku. Pada suatu saat dia bertanya... Kemana kucingmu? Dan aku menjawab, dirumah.... Lalu dia meminta padaku untuk membawanya. Lalu aku kembali kerumah untuk mengambilnya... Mungkin menurut kamu Jay... Ini hanya hal sepele dan cerita yang tidak penting...Tapi...." Ucapnya panjang lebar lalu berhenti.
"Tentu tidak? Aku rasa ini penting," balasnya dengan tatapan penasaran "lanjutkan saja Sel."
"Terimakasih Jay," ucapnya lalu tersenyum lebar.
"Lalu kukira dia tidak menyukai kucing ternyata aku salah... Dia sangat menyukainnya, sampai aku dilupakan hahah... Aku senang saat dia tersenyum ... Maka aku memberinya kucingku untuk beraamanya selama dua hari saja... Dia sangat bahagia dan akhirnya Feya mengiyakan... Saat dua hari telah tiba, dikabarkan olehnya kalau kucingku mati,aku sangat benci padanya hingga aku tidak mau dengar penjelasannya!! Jelas dia tidak dapat di percaya Jay! Benar dugaanku Feya seorang pembunuh, bahkan bukan hanya sekali aku melihatnya, saat di sekolah dia suka menangkap kupu-kupu lalu membunuh dengan cara menginjaknya dengan wajah yang gembira!! Dia psikopat Jay... Hhhh..." Ansel terisak dan menahan amarahnya dalam tangis yang kini memecah keheningan di taman.
Jay memeluk tubuh Ansel yang masih menangis dalam posisi menyamping dan tangan kanannya mengelus rambut pendek wanita itu.
"Aku sangat menyayangi Feya, tapi sisi lain aku takut padanya Jay... Aku tidak dapat menerimanya dalam hidupku," ucapnya lagi kini air matanya membanjiri pipi Ansel.
Feya yang menguping di balik semak-semak kini dadanya seperti tertusuk. Serasa seluruh badannya melemas hingga tak sadar kelopak matanya memberat membendung air yang memiliki seribu penyesalan.
"Apa kau mau tahu yang lain Jay???!! Feya bukan hanya psikopat tetapi dia perusak hidup orang!! Laki yang sedang dekat denganku dia selalu mengganggunya entah apa yang dia lakukan pada laki-laki itu sehingga membuat semuanya ketakutan melihat aku!! Aku kesal!! Karena kini orang yang sudah ku anggap kakak yaitu kau Jay!! Dia merebutnya juga???!! Hanya karena tampang kah? Atau sekedar materi? Atau setan dari dirinya??!!" Pekik Ansel membabi-buta.
Plakk!!!
"Cukup Sel!!! Kau melebihi kenyataan!!" Ucap Feya yang datang tiba-tiba dan menampar pipi Ansel dengan kencang.
Ansel tersenyum getir. "Hh-hh Wanita ibl*s sepertimu seharusnya mati Fey!!!" Geram Ansel tidak mau kalah.
Feya kehilangan kesabarannya lalu mencekik Ansel dengan keras. Dengan cepat Jay menepis genggaman Feya.
"Cukup Fey!!! Gunakan akal sehatmu!!!" Teriak Jay hingga membuat Feya tersenyum kepadanya.
Feya tersenyum remeh, tanpa sepatah kata pun dia pergi entah kemana yang dia tuju.
"Kau pulang saja dulu Sel,"
"Apa?! Tapi..." Lirih Ansel menatap Jay dengan lekat.
"Pergi!!!" Bentak Jay hingga membuat Ansel bergedik ketakutan.
Lalu gadis itu pulang dengan langkah gontai.
Jay yang di terjang kejadian itu seketika diam dan mengacak-acak rambutnya dengan kasar, entah siapa yang harus dia percaya, dia juga merasa bingung mengapa dengan mudahnya dia dekat dengan wanita dingin seperti Feya.
Dalam pikirannya, apakah ini anugerah atau musibah untuknya? Sejauh ini dia tidak terlalu peduli pada masalah orang lain.
---------------
Yuk follow ig gue @hannahutmu_ dan info Wattad gue @hanpadd
Thank u hanlovers!!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
24H
RomanceFEYA ASLEY wanita yang nyaris di sebut sempurna dengan segala kelebihan dari segi prestasi, terkenal, kaya raya, memiliki badan yang bagus dan berparas cantik tetapi dibalik semua kelebihannya dia memiliki sisi gelap. Keras kepala, suka mengintimid...